— 1265 —
ampir tida ada. Monte Christo toewangin aer ijs sedikit di briken pada Haijdee dan Monte Christo berkata padanja dengen pelahan, tetapi kendati pelahan djoega perkata-an itoe seperti soewatoe prentah. „Anak taba-in hatimoe!"
Haijdee lantas seka matanja dan djidatnja, laloe berkata poela: „Di itoe waktoe kita poenja mata soeda lama-lama memandang di gelap, djadi biasa, maka kaliatanlah sa-orang soeroehannja pacha, dan djadi djoega sobatnja Selim poen kenalin djoega orang itoe, tetapi Selim tida maoe denger laen dari titah toewannja sadja, biar seratoes kali sobat kaloe tida ada tandadari toewannja belonlah bole di akoe sobat. Djadi Selim bertanja pada itoe, soeroehan, katanja:„Atas siapakah poenja nama kaoe dateng kemari?"
„Akoe dateng atas nama akoe poenja toewan Ali Tebelen." djawab orang itoe. „Baiklah," berkata Selim, djikaloe kaoe dateng atas namanja Ali, apakah prentahnja? apakah tanda kaoe bawa?"
„Apa, ini tjintjin," berkata itoe soeroehan sembari berkata begitoe, maka ia angkat tangannja di atas kepala, tetapi itoe soeroehan ada terlaloe djaoe dan tida sampe terang, jang Selim dari tempat bedirinja bisa kenal barang ijang di oendjoeken oleh itoe soeroehan. Maka itoe ber-katalah Selim: „Akoe tida liat apa ijang kaoe pegang di tangamoe."
Djawab itoe soeroehan,kaloe tida bisa kaoe liat dari sitoe dateng hampirin, djika kaoe tida bole sampirin nanti akoe madjoe."
Selim laloe berkata „boekannja akoe ijang haroes mengampiri, dan boekan djoega kaoe haroes dateng dekat, taro di tempat itoe, di mana kage ada di tempat terang, abis