— 130 —
pada tempat itoe; sedeng bidji matanja sekarang ada sedikit mentjelong ka dalem, dan koelit matanja ada kelihatan bengol, seperti ada mengemoe banjak ajer-mata. Di dalem antero malem Dantes itoe soedah tinggal berdiri diam seperti soewatoe patoeng, dan tida tidoer barang sekedjep.
Itoe cipier mendeketi padanja dan djalan di sepoeternja; tapi Dantes ada kelihatan seperti tida melihat pada cipier itoe, ijang lantas sadja tepok poendaknja. Dantes terkedjoet selakoe orang ijang kaget pada waktoe ampir mendoesin.
„Apa kaoe tida tidoer?" kata itoe cipier.
„Tidoer? taoelah," sahoet Dantes.
Itoe cipier djadi memandang dengen merasa heran sekali, laloe ija berkata poela:
„Apa kaoe tida merasa lapar?"
„Akoe tida taoe," sahoet Dantes.
„Apa kaoe tida maoe apa-apa?"
„Akoe maoe bitjara pada toewan Gouverneur."
Itoe cipier mengangkatken poendak sendiri, laloe berdjalan pergi.
Dantes memboeroe padanja itoe, dan hendak memegang pada pintoe ijang terboeka sedikit; tapi di itoe waktoe djoega pintoe itoe lantas tertoetoep rapet.
Dantes merasa antjoer di dalem hati. la poenja ajer mata djadi mengoetjoer deres, dan ija lantas soedjoed ka tanah dan meminta kasihannja Allah; kemoedian ija lantas
beringet-inget pada segala perkara di dalem penghidoepannja, dan menanja-nanja pada dirinja sendiri, kadoerhakaän apatah djoega ija soedah berboewat di dalem oemoernja ijang masi moedah, maka sekarang mendapet siksaän begini roepa.