— 107 —
„Kaoe salah, Toewan Edmond! Dengen sabrapa boleh kaoe misti bisa melihat terang pada sekalian ijang ada di sepoeter dirimoe. Kami rasa, kaoe ini soewatoe anak moeda ijang baik, hingga di dalem perkaramoe ini kami maoe membri pertoeloengan boewat kaoe dapetken sedikit katerangan, dengen bri taoe padamoe, toedoehan apa ijang telah djadi lantaran aken kaoe diantarken ka hadepankoe. Lihatlah ini soerat toedoehan! apa kaoe kenali toelisan siapa adanja ini?"
Sambil berkata begitoe, Villefort kaloewarken itoe soerat toedoehan dan kasiken itoe pada Edmond, ijang lantas batja boenjinja. Moekanja Edmond itoe djadi goeram dan ija lantas berkata:
„Tida, Toewan! saja tida kenali toelisan ini. Saja rasa, orang toelis ini soedah robah toelisannja, tapi toch toelisan ini ada rata sekali; maka njatalah, ijang ini telah ditoelis oleh satoe tangan ijang gapa. Saja merasa beroentoeng besar, oleh kerna perkarakoe ini diperiksa oleh sa-orang ijang berhati baik seperti kaoe. Toewan ! kerna orang ijang toelis ini soerat toedoehan, tentoe sekali saorang dengki adanja, dan dengen sasoenggoehnja satoe moesoeh aken dirikoe."
Sedang moeloetnja berkata begitoe, matanja Edmond ada kalihatan bergoemilap seperti api, hingga Villefort boleh doega-doega, bagimana besar adanja Edmond poenja amarah ijang tertoetoep dengen kesabaran.
„Biarlah sekarang," kata poela Villefort: „kita bole tjari taoe lebih djaoe. Bilang dengen, teroes-terang padakoe. Toewan! boekan seperti orang dakwaän ijang sahoeti pada hakim, hanja kaoe bole anggap seperti orang ijang dapet