— 741 —
memboelak-belok dan itoe soedagar misti ikoeti djalanan itoe, sedeng pada sepandjang solokan ada djalanan ketjil, hingga sa-orang dari sini boleh menjoesoel dengen gampang padanja,"
— ,,Istrikoe!,, kata Caderouse dengen tertjengang: ,,kaoe ini manadah moerkanja Allah. . . . . Nah, dengarlah boenji amarah itoe." Di itoe waktoe ada terdengar boenji geledek amat besar, sedeng kilatnja itoe ada berkobar menerangi djagat dan antero roemah ada bergoemetar.
Di saat itoe djoega ada terdengar boenji pintoe terketok. Caderousse dan istrinja djadi kaget dan memandang satoe pada lain. ,,Siapa?" kata Caderousse dengen soewara triak. ,,Saja!" sahoet satue soewara dari loewar. — ,,Siapa kaoe?" — Joannes soedagar intan!" La Carconte tertawa, dan laloe berkata pada lakinja: „Hafapatah omonganmoe itoe, bahoewa akoe terbitken amarah Allah! Lihatlah tjara bagimana Allah kirimken kombali orang itoe pada kita." Dengen bermoeka poetjat Caderousse banting dirinja ka atas satoe korsi dan berdoedoek di sitoe, selakoe orang ijang djadi lemas kerna kaget. Sedang begitoe, la Carconte hamperi pintoe dan boekaken itoe. ,,Masoeklah, Toewan Joannes!" kata prampoewan itoe. ,,Tjilaka!" kata itoe soedagar dengen berpakean lepek: ,,barangkali djoega setan tida maoe kasih saja balik sekarang ka Beaucaire. Kaoe telah oendang saja menginap, Toewan Caderousse! sekarang saja trima oendanganmoe itoe dan maoe bermalem di sini." Caderousse mengaloewarken bebrapa perkataän ijang tida terang, sedeng la Carconte menoetoep pintoe kombali.