— 256 —
tjengkoe itoe ada lebih sampoerna dari pada sekalian lontjeng-lontjeng, sebab dia tida bisa berobah."
Dantes tida mengarti apa ijang diterangken oleh Padri itoe, sebab ija koerang paham dalem ilmoe alam, tetapi semingkin lama semingkin ija pertjaja ijang Padri itoe ada seorang pande.
„Marilah," berkata Dantes pada Padri itoe „akoe kepengen lihat segala pekakasmoe itoe."
Maka Padri itoe laloe mendekati lobang asep ada dan dengen poepoetnja ija angkat satoe batoe ijang doeloe digoenaken boewat menoetoep lobang api. Setelah diangkat olehnja batoe itoe, Dantes lihat satoe lobang dalem dan disitoelah tersimpan pekakas-pekakas Padri itoe.
„Apakali ijang kaoe kepengen lihat lebih doeloe?" bertanja Padri itoe.
„Akoe kepengen lihat itoe rentjana hal Keradjaän Italie ijang kaoe soedah toelis."
Maka Padri Faria keloearken tiga atau ampat goeloeng kain ijang di goeloeng berlapis-lapis seperti kertas, kain itoe berlembar-lembar tapi tida sama lebarnja, hanja ijang ketjil ada ampat dim dan ijang besar ada sampe delapan belas dim. Itoe lembaran-lembaran semoewa di bri nomor dan di toelisi dengen toelisan ijang amat ketjil, tetapi bahasanja Dantes mengarti sebab tertoelis dalem bahasa Italie dan Dantes ada seorang bangsa Italie djoega.
„Inilah rentjana itoè," berkata Padri Faria „belon ada delapan hari baroe akoe tamatken. Djoemblah ada anem poeloeh delapan lembar ijang akoe goenaken. Doewa helai kamedjakoe dan sekalian sapoetangankoe akoe telah sowek-sowek aken akoe pake sebagi kertas, dan kaloe akoe