— 250 —
ijang menahan padamoe?"
„Apakah sebabnja maka kaoe sendiri tida memoekoel kapala pendjagamoe dengen kaki medja dan merampas pakeannja dan mentjoba aken lari?"
„Sebab akoe belon mempoenjai ingatan ijang sedemikian itoe." sahoet Dantes.
„Boekan begitoe sebabnja, tetapi dari sebab kaoe tida ada djemoe aken melakoeken kedjahatan itoe, sehingga kaoe ingatan aken memboeat, kerna dalem perkara-perkara ijang ketjil sekalipoen, kita telah mengetahoei apa ijang baik dan apa ijang djahat. Satoe matjan ijang tabiatnja menoempahken darah maka dari tjioemannja ija mendapet taoe ijang ija ada deket pada makanannja, sekoetika itoe djoega ija terkam korbannja itoe dan di makan olehnja. Aken tetapi manoesia ada djemoe melihat darah; boekan manoesia di larang memboenoeh?"
Dantes tertjengang mendengar perkataannja padri Faria itoe dan ija berpikir ijang perkataännja ada dengen sebenarnja.
„Lagi," berkata poela Padri itoe,,dalem doea belas taoen lamanja ijang akoe ada dalem pemboeian, akoe ngalamken hal pelarian-pelarian dari dalem boei ijang paling termashoer; maka sepandjang pengatahoeankoe djarang sekali didjalankan dengan selamat pelarian ijang dilakoekan dengan kegagahan. Pelarian ijang selamat dan sampoerna ijaitoelah ijang dilakoekan dengan hati-hati dan sabar. Demikianlah Hertog de Beaufort soedah bisa melarikan diri dari benteng Vincennes, padri Duduqoi dari benteng Leveque, dan Latude dari Bastille. Ada lagi ijang lari, oepama seperti ada ijang menjoeroeh, itoelah ijang terlebih baik. Dari sebab itoe baiklah kita menoenggoe waktoe