XV.
Si No. 34 dan No. 27.
Dantes merasai segala roepa kasengsaraän ijang misti tertahan oleh orang-orang toetoepan.
Tempo baroe tetoetoep Dantes ada berhati tinggi, dari sebab ija mengharep sigra nanti dilepasken, jaitoelah dari sebab ija merasa tida bersalah; kemoedian ija moelai koerang pertjaja pada pikirannja atawa perasaän hatinja sendiri, hingga ija djadi merasa, bahoewa brangkali djoega ija ada bersalah; achir-achir ija berhati rendah, hingga maoe meminta toeloengan dan kasihannja orang. Seorang bertjilaka poen belon mengharep pada Toehan, kaloe segala pengharepan belon terpoetoes.
Dantes meminta, soepaja orang pindahken dia ka lain kamar, kendati djoega kamar itoe lebih gelap dan lebih soenji dari pada kamarnja. Satoe perobahan, kendatipoen tida mengoentoengi, ada membri djoega lain rasa, dan Dantes ada mengharep dapet enak sedikit dengen lantaran perobahan itoe. Ija meminta soepaja orang idzinken dia keloewar dari kamar aken berdjalan-djalan; ija meminta djoega, soepaja ija dibri kitab-kitab aken ija batja dan pekakas-pekakas aken ija bekerdja; tapi tida satoe permintaännja itoe dikaboelken. Sedang begitoe tida berentinja ija meminta, dan ija djadi biasa aken mengomong pada cipier, maskipoen orang itoe tida soeka menjahoet dan berdiam, seperti bisoe; aken tetapi hal mengomong pada seorang,