„BELATI ITEM“
83
kuntji. Apa yang menerbitken rasa aneh bagi marika, jalah dalem itu rumah tida terdapet laen manusia lagi jang diketemuken selaennja Amalia jang ternjata berada sendirian sadja. Itu perempuan tua pun tida ada di situ . . . .
„Apa jang kita harus berbuat dengen dirinja itu pendjahat prempuan?” menanja Pauw Long pada Ho Song.
„Lebih baek kita preksa dulu isinja sesuatu kamar setelah mana baru kita pikir lagi apa jang kita harus berbuat . . .” menjaut Ho Song.
„Aken tetapi kita harus bekerdja dengen hati-hati sekali agar kita tida kena dibokong oleh kawanan pendjahat. Nah . . . sekarang kerdjakenlah itu kikir wadja jang terdapet dalem saku badjumu. Bukalah pintunja ini kamar . . .”
„Pauw Long lalu keluarken satu kikir wadja dari saku badjunja serta lantas mengikir kelotoknja itu pintu, aken tetapi pekerdjahan itu ada makan tempo jang sanget lama. Achirnja dengen menggunaken iapunja tenaga Pauw Long telah berhasil mendongkrak schroefnja itu besi tjantelan, sehingga tida antara lama pula itu pintu terpentang lebar . . . .
Dalem itu kamar tjuma terdapet satu divan ketjil, satu lemari tanggung . . . dan bebrapa korsi rotan.
„Baeklah kita simpen dulu itu prempuan dalem ini kamar sampe polisi dateng . . .” kata Pauw Long.
„Polisi?” kata Ho Song dengen rupa heran: „Kau salah duga . . . sobat, itu prempuan kita nanti angkuit dengen auto. Sekarang biarin sadja ia digigit njamuk di atas korsinja . . . .“
Sesudanja mengeratak di semua kamar Jang pia- buka dan tida terdapet suaiu apapun jane menjurigaken, marika lalu berdjalan keluar kombali.
„Sungguh bagus betul penjamaranmu, nona . . .” kata itu detective sambil mesen pada Amalia jang