Halaman:Belati Item.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

40

TILIK ROMAN'S

berbahaja dalem telapakan tangannja. Sesa'at kemudian ini pendjahat lalu lempar itu sendjata api ke atas dipan serta kasih denger lagi iapunja tertawa iblis jang njaring dan menakutken.

Peng Tjie lalu landjutken pula pembitjarahannja pada Bwee Hoa, siapa agaknja mendjadi sedikit heran meliat kelakuannja itu bandit jang ada sedikit aneh dalem iapunja pemandangan. Ini kali Peng Tjie berkata-kata dengen suara jang agak pelahan, tetapi tjukup njata buat didenger oleh Bwee Hoa.

„Bwee Hoa, dengerlah apa jang aku hendak tuturken padamu. Dalem kota Shanghai ini sekarang ada satu kekuasahan jang rupanja sadja hendak membasmi pada kita . . . . dan kekuasahannja orang itu sunggu harus dimaluin oleh sekalian kawanan penjamun, baek jang teratur sebagi kita, maupun jang tida teratur, kerna rupanja sadja orang itu tida pilih bulu dalem melakuken iapunja niatan jang sanget durdjana. Dan aku mau kasi tau kepadamu, bahua aku suda mengambil putusan pasti buat bertarung dan bertempur pada itu bangsat Ho Song, sampe salah satu ada jang antjur lebur. Demi Allah . . . aku bersumpah buat binasaken itu durdjana jang terkutuk.” Suaranja itu bangsat bergumeter . . . kerna menahan napsu kegusarannja jang suda memuntjak.

Memang djuga keliatannja itu bangsat ada sanget gusar sekali terhadep Ho Song, serta Bwee Hoa mendengerken penuturannja Peng Tjie dengen mata jang terbuka lebar. Kringet dingin ada turun mengutjur dari djidatnja itu bangsat . . . ternjata hatinja ada tertjampur dengen pengrasahan lakut dan gusar. Sesudanja berdiam sesa'at, kemudian Peng Tjie lalu berkata lagi:

„Kau tau . . . Bwee Hoa, menurut kabar jang aku dapet dari aku punja orang-orang kepertjajahan, katanja itu bangsat Ho Song suda tida tinggal lagi