Halaman ini tervalidasi
Surat untuk Bu Andhini
Penggy Yunizal
SMPN 7 Payakumbuh
Sudah dua hari ini aku menyibukkan diri dengan menulis surat. Ya, surat! Surat tanpa perangko. Memang sih, aku mau mengirim surat bukan melalui pos. Rencananya, sih, sepulang sekolah menerima rapor kemarin. Tapi, belum dapat ide. Yah, terpaksa sesudah azan Isya tadi kumulai. Dan, mau finish, sih, sekarang ini. Habis, sudah banyak air mata yang kuteteskan. Mumpung belum ada ibu, lebih baik kucari amplop dulu supaya nggak ketahuan kalau aku nulis surat.
Tiba-tiba pintu kamarku terkuak. Eh, ibu, lho, yang muncul. Nggak jadi, deh, nyari amplopnya. Melihat ibu datang, aku hanya diam saja. Terus menyurukkan muka yang tadi hampir
106