Jaka apa yang terjadi sebenarnya. Tak ada lain daya khasiat da- ri akar-beringin ini yang kupergunakan sebagai suntinganku.
Beringin itulah yang menjadikan diri Ki Jaka menjadi tak Kelihatan oleh siapa pun juga. Belum puas rasa di hatinya kalau belum membuktikan sekali lagi.
Dipilihnya seekor kambingnya, pohon beringin ajaib tadi segera dimasukkan dalam seruas bambu wuluh (nama _ sejenis bambu) dan dengan tali-temali diikatkannya melilit di perut kambing.
Sampailah sudah iring-iringan hewan gembalaannya di rumah, segera masing-masing dikandangkan. Ki Jaka mengambil bambu wuluh yang berisikan beringin-ajaib tadi, namun segera pula tak kelihatan diri Ki Jaka. Ki Jaka memasuki rumahnya, dalam keadaan dirinya siluman. Ibunya tak melihat akan kedatangan anaknya, tiada sadar Ki Jaka membawa serta wuluh tempat beringin ajaib tadi, tidak mustahil dirinya memungkinkan tidak dilihat oleh ibunya. Keluar-masuk bambu-wuluh selalu dibawanya saja.
Ibu Jaka Karewet bertanya-tanya, mengapa anakku sampai lama benar belum juga masuk ke rumah? Apa saja yang dikerjakan di kandang lembu?
Jaka Karewet yang menahan lapar berseru pada ibunya, "Ibu, aku lapar, ingin nasi perutku kosong", namun ibunya sama sekali tak melihat di mana anaknya berada.
"Karewet, Karewet di mana saja kau berada ini, tak terlihat olehku", saut ibunya menyela seru Jaka Karewet. "Di sini saya berada, ibu" berkali-kali Jaka Karewet menerangkan kepada ibunya. "Jaka, hanya suaramu saja yang kudengar, namun wajahmu tak tampak olehku", sambii berjalan kian-kemari ibu Jaka mencarinya lagi di mana rupa si Karewet anaknya. "Kemari ibu, aku ada di sini. Tak tahan aku menderita lapar, perutku kosong ibu. Aku inginkan nasi", selalu demikian saja yang terucap dari mulut Jaka Karewet.
Ibunya menangis tersedu-sedu keheranan dalam hatinya, mengapa ada suara namun rupa tak tampak," Jaka, sedih aku memikirkannya. Bagaimana ibu akan memberimu makan, kalau diri-
PNRI Red Batel Pesteta
48