Halaman:Asmara Moerni.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Di kebon belakang pekarangan terdengar soeara soeling jang tertioep merdoe sekali. Amir mengasih dengar beberapa lagoe, kadang² terdengar soeara goembira dan kadang-kadang soeara sedih. Pada biasanja Tati laloe keloear melihat padanja, tetapi ini kali sama sekali tidak tertampak. Kesal menaenggoenja Amir laloe memberhentikan soelingnja, menengok ke kiri dan kanan. Dalam hati heran tertjampoer djengkel dan agak marah, tetapi ia tetap sabar setia di tempatnja jang berkali-kali diwaktoe lohor ia ketemoekan Tati.

Boedjang lelaki keloearga Koesoemapradja kebetoelan keloear, berdjalan melaloei tempat dimana Amir doedoek mencenggoe.

„Kang Djembloeng, kang Djembloeng !” Jang dipanggil mendatangi.

„Amir ! Sendirian sadja Mir ?”

„Saja menoenggoe Tati, tetapi ini kali beloem djoega ia datang”.

„Tentoe sadja ia tidak datang, karena beloem poelang dari kota”.

„Pergi ke kota ?”

„Ja, tadi pagi ia toeroet njonja Koesoema dan dokter Pardi”.

„Djoega dokter Pardi pergi ke kota? Kang Djembloeng, boléhkah saja menanja ?”

„Apakah jang kau akan tanjakan ?”

„Apakah dokter Pardi masih lama tinggal disini ? Dan apakah ia baik hati ?”

„Apa ia masih lama akan tinggal disini, itoe saja tidak tahoe. Tentang kebaikan hatinja, wah, djangan

19