Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/93

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tadi aku menahan nafas. Mimpi tadi, adalah mimpi tentang hari dimana Dayana dengan cara bicaranya yang lucu membuatku terlahir ke dunia. Mimpi tadi adalah mimpi tentang aku! Tapi kenapa dia harus terbangun tepat di saat dia akan mengingatku? Ough! Weker sialan!

Lagi-lagi aku gagal untuk kembali diingat. Kupandangi Dayana yang baru bangun lalu beraktifitas seperti biasa. Tampaknya ia lupa sama sekali tentang mimpinya barusan. Dadaku sesak, sungguh. Mungkin kali ini pun takdir belum bersedia untuk berbaik hati padaku. Mungkin esok, atau lain kali.

30 Juli 2011, 11.10...

"Apa yang mau Kau ceritakan, Eli?" Tanya Dayana sedikit berteriak sebab kantin sekolah ramai sekali.

"Hmmm... Taraaa!!! Surprise!!! Kau tahu, ayahku akhirnya setuju untuk membuat kolam renang di rumah!" Cerita Eli dengan wajah bersemangat.

"Hmm... Lalu, apa istimewanya?" Tanya Dayana dengan wajah bingung. Aku menggelengkan kepala melihat tanggapan Dayana. Harusnya dia tahu, bahwa ada kolam renang di rumah adalah sebuah impian besar bagi seorang atlet renang seperti Eli.

"Oh, Dayana. Kenapa kau menanggapinya dengan biasa saja? Kau tahu, ini impian terbesar yang pernah aku punya. Bahkan sejak aku kecil,” ujar Eli. "Apakah Kau tak pernah punya impian saat kau kecil?"

"Impian saat kecil?" Dayana tampak berpikir. Nafasku seperti tertahan. Kudekati ia, ayolah Dayana! Ingat aku! Impian terbesarmu saat kecil! Ayolah!

"Hmm..., sepertinya tak ada yang istimewa. Aku tak ingat pernah punya impian yang hebat saat kecil."

Aku seperti terbanting mendengar kalimat Dayana. Kenapa kau masih tidak mengingatku, Dayana? Baiklah, aku memang tak cukup hebat. Tapi tidakkah kau ingat, kau

81