Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/57

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dibumbui sedikit kelicikan.

"Ehm..., bos saya memang menyuruh saya menyetujui apa pun syarat itu. Tetapi...," jawab Pak William yang tiba-tiba dipotong oleh Randhi.

"Kalau begitu sudah diputuskan! Mereka menyetujuinya," katanya dengan penuh semangat.

"Tetapi kalian menjebak kami! Dan sekarang saya akan menelepon bos terlebih dahulu," kata Pak William garang.

"Oh ya, Pak William. Kalau tidak salah bos Anda sedang rapat bukan? Tahukah Anda rapat seperti apa yang membuat bos kamu harus menghadirinya walaupun ada momen penting seperti ini?" Tanya Surya santai. Pak William menelan ludah pelan-pelan lalu menjawab dengan suara kecil,

"Rapat yang sangat penting dengan perusahaan lain?"

"Bingo! Tepat sekali! Dan saya rasa, Anda pasti tahu bagaimana reaksi bos Anda jika Anda berani-berani meneleponnya sekarang, kan?" Jawab Surya dengan sedikit penekanan. Pak William membayangkan betapa ngerinya bosnya saat marah. Tiba-tiba terlintas suatu pemikiran di otaknya.

"Kau...., Kau yang mengorganisir rapat itu, kan?" Tanya Pak William geram.

"Astaga, pintar benar Anda! Pantas saja Randhi menyuruh saya berhati-hati," kata-kata itu cukup untuk membuat kepala Pak William menjadi berasap. Karena dengan begini, artinya ia harus mendatangani surat itu.

"Surya, Pak William! Ayo cepat, semua sudah menunggu," panggil Randhi yang sudah berada di tempat penandatanganan bersama para pers yang sudah mengambil posisi terbaik untuk mengambil foto dan wawancara.

Saat penandatanganan, Pak William diapit, atau lebih tepatnya dijaga, oleh Surya dan Randhi. Pak William mau, tidak mau, walau sebenarnya tidak mau, harus

45