Kabupaten | Jumlah usia kawin pertama |
---|---|
Bangkalan | 23.64 |
Sampang | 12.35 |
Pamekasan | 26.25 |
Sumenep | 54.44 |
Sumber: BKKBN (2005)
Persoalannya menjadi lebih rumit, karena ibu hamil dengan usia di bawah 20 tahun sangat rawan mengalami kekurangan gizi atau lebih dikenal dengan istilah Kekurangan Energi Kronis (KEK), di mana penderita KEK pada remaja di bawah 20 tahun mencapai 37%. Perempuan Madura, karena faktor kemiskinan akhirnya mengalami kekurangan gizi, sebagian besar dari mereka malah mengalami anemia. Dalam cakupan yang lebih luas, ibu hamil yang terkena anemia di tingkat nasional cukup tinggi, yakni mencapai 50,3% dari total kehamilan. Dalam survei yang dilakukan oleh SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga), diketahui bahwa 52% dari remaja putri mengalami anemia (Rachman, 2007:44). Kekurangan gizi selama masa kehamilan sangat berbahaya, tidak hanya bagi bayi yang berada dalam kandungan, namun juga bagi ibu yang sedang hamil. Persoalan gizi buruk ketika masa kehamilan di Madura sebenarnya adalah masalah yang ‘klasik’. Penyebab utama dari gizi buruk yang ‘menimpa’ ibu hamil di Madura adalah tidak seimbangnya asupan gizi. Para ibu hamil di Madura lebih banyak mengkonsumsi nasi dan sedikit jenis sayuran, dan sangat jarang mengkonsumsi telur dan susu, konsumsi daging pun sangat kurang, barangkali hanya ikan yang mereka konsumsi, itu pun jumlahnya sangat tidak mencukupi.