Lompat ke isi

Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 1.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
24. Puncak Candi Çiwa. a.

nampak sedikit saja di atas sebuah bukit batu yang ditutup tumbuh-tumbuhan. Pun kamar pusat tempat arca Ciwa Mahadewa runtuh sama sekali, sehingga waktu itu tak mungkin dapat diketahui dewa mana sebetulnya yang terpenting di dalam kelompok candi yang hanya berupa timbunan batu dan belukar-belukar itu. Akan tetapi di antara segala itu ada juga nampak satu arca, ialah Lara Jonggrang yang membatu!

Pada masa yang silam banyak orang telah mengunjungi Candi Prambanan dan mengagumi keajaibannya. Tetapi lama juga seruan puteri Lara Jonggrang itu baru sampai kepada salah seorang di antara para pengagum tadi. Seruan itu bukannya berbunyi ”Dirikanlah istana yang indah untukku” seperti dahulu, melainkan— hampir sama saja bunyinya — Kembalikanlah istanaku, yang tak ada bandingnya itu, kepada kemegahannya yang lama. Binalah kembali Candi Prambanan ini!”

Maka akhirnya pada tahun 1885 terdapatlah seorang peminang baru. Peminang itu bernama Ir. J.W. Ijzerman, ketua Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta.

Sebetulnya Ir. Ijzerman itu seorang pencinta yang platonisch. Demikian pula penggantinya nanti. Tetapi tidak kurang juga api percintaannya!

Waktu untuk bekerja yang disediakan bagi Ir. Ijzerman oleh kekasihnya bukan satu malam saja, melainkan selama berlakunya kredit yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah. Pun waktu itu ternyata terlalu sedikit. Setelah ada lima ratus meter kubik batu besar dikeluarkan Ijzerman dari kamar yang terbesar dari Candi Ciwa, habislah kreditnya. Seruan sang puteri tak terkabul!

Empat tahun kemudian bertindaklah seorang penyelidik lain, ialah Dr. Groneman. Ia membersihkan halaman tempat candi-candi besar. Sayang sekali cintanya terhadap sang puteri itu menyebabkan terlalu giatnya ia bekerja. Semua batu lepas, yang berukiran ataupun yang tidak, baik dari candi-candi besar maupun kecil, dilemparkannya kacau-balau ke luar di pinggir halaman, menjadi satu timbunan baru.

Oleh karena pembersihan yang dilakukan begitu saja, maka mungkinlah Candi Prambanan akan menjadi lebih lagi dari runtuhan yang sangat rusak, di tengah halaman yang bersih ”neces”, di samping suatu dump” batu-batu yang mengesalkan hati!

Pada awal abad sekarang ini Tuan Van Erp melakukan pemugaran kamar-kamar Candi Ciwa. Meskipun demikian, tetaplah dari candi itu yang tinggal tidak lebih dari soubasementnya dari bagian bawah dari badannya. Jika bangunan itu boleh dibandingkan dengan tubuh manusia, maka dapatlah kita katakan: cuma tinggal kakinya, sampai kepada tengah pahanya serta sebagian dari perutnya.

Dalam pada itu para pencinta puteri Lara Jonggrang menyatukan diri menjadi suatu kongsi, yang bernama Oudheidkundige Dienst, kini Dinas Purbakala. Dinas itu antara lain bertujuan hendak menghidupkan kembali bangunan-bangunan yang menjadi saksi dari masa silam yang mulia. Bukan saja Candi Prambanan melainkan bangunan lain pula meminta diperbaiki, diteguhkan dan bila mungkin dibina kembali. Percobaan pertama hingga pembinaan kembali itu dilakukan di Jawa Timur. Ketika percobaan tadi boleh disebut berhasil dengan memuaskan, maka mulailah dipertimbangkan pekerjaan yang jauh lebih besar dan sulit, yaitu pembinaan kembali Candi Ciwa di Prambanan.

32