Lompat ke isi

Halaman:Album wayang kulit banjar.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
11. SANGHYANG ISMAYA / SEMAR
11. SANGHYANG ISMAYA / SEMAR

11. SANGHYANG ISMAYA / SEMAR

Di pewayangan tokoh Semar terkenal sebagai abdi para Pendawa yang mengasuh sekaligus membimbing dalam kehidupannya. Di pedalangan Banjar Semar terkenal sebagai Dewa yang ngejawantah, Apabila diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang sangat penting, ia berubah wujud sebagai Sanghyang Ismaya. Semar berwatak sabar, pengasih, penyayang, dan tak pernah susah. Tetapi kalau sudah marah, tak seorangpun mampu mencegahnya dan dewa-dewapun dianggapnya lebih rendah dari pada telapak kakinya, Semar melambangkan akhlak manusia sejati, ia bermata rembesan (seperti sakit mata), berhidung nyunthi (seperti umbi seledri), berpantat besar menonjol ke belakang. Dalam pengabdiannya Semar selalu ditemani tiga ornag anaknya, yaitu: 1. Gareng 2. Petruk 3 Bagong

11. SANGHYANG ISMAYA/SEMAR

In the wayang world, Semar is well known as the attendant of the Pandawas. He takes care of them and gives them guidance. In Banjar, Semar is known as an incarnated god. Whenever needed, in dealing with very important matters, he will transform himself into Sanghyang Ismaya. Semar is patient, caring, and kind, and he is never sad. However, once he is angry, no one can stand in his way, and at those times he considers the gods lower than the sole of his feet. Semar symbolizes the character of a perfect human being. He has rembesan eyes (infected eyes), nyunthi nose (shaped like a celery bulb), and a big protrudes buttocks. In serving the Pandawas, Semar is always accompanied by his three sons:

1. Gareng 2. Petruk 3. Bagong

16