Halaman:ADH 0003 A. Damhoeri - Khautul Kulus.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

- 45 -

Ganim melangkah turun dengan melayangkan matanya sejenak kepada: Khautul Kulub, kamar perbendaharaannya, khadamnya ya semua-semuanya dan inang-inangnya... Dia tak tahu apakah semuanya bisa kembali kepadanya atau akan kembali kepada Yang punya.

Didapur disambarnya sebuah periuk tanah berisi nasi sedikit dan lengkaplah semuanya. Ia keluar lewat pintu belakang dan duduk bertinggung disana menunggu perkembangan selanjutnya.

Beberapa lamanya kemudian tibalah aba-aba untuk menyerbu kedalam gedung. Khautul Kulub sudah siap menanti apa yang akan terjadi. Perdana Menteri memasuki kamar demi kamar mencari-cari orang yang dimaksudnya. Dengan sopan Ja'far Bermaki mengetuk pintu kamar Khautul Kulub dan dia sendiri datang membuka pintu.

"Selamat datang wahai tuan yang bijaksana," sambut Khautul Kulub dengan hormat dan sopan. "Saya sudah siap menanti perintah apa yang tuan bawa..."

"Ya, kami hanya diperintahkan membawa tuan dan laki-laki yang bernama Ganim bin Ayub itu ke istana Khalifah."

"Saya sudah bersedia tuan. Tetapi malangnya Ganim bin Ayub sudah seminggu kembali ke negerinya di Damsyik."

"Sekarang marilah!" kata Perdana Menteri.

"Tetapi sebelumnya saya mohon kepada tuan agar meninggalkan pengawalan di rumah ini sebab siapa tahu tidak terjamin keamanannya ditinggalkan begitu saja. Silahkan tuan lihat!"