Dengan garis politik Partai jang tepat dan dengan mengkombinasikan pekerdjaan penggalangan front persatuan nasional dengan tugas² pembangunan Partai, maka kekuatan demokratis semakin berkembang dan kekuatan reaksioner kian hari kian terdesak kedudukannja. Dan kekuasaan pemerintah reaksioner Sukiman dapat digojangkan untuk selandjutnja didjatuhkan samasekali.
Dengan djatuhnja kabinet Sukiman jang anti-demokratis itu oleh Rakjat membuktikan bahwa PKI sesudah menjimpulkan pengalaman²nja setjara pokok dengan didjiwai oleh Djalan Baru, telah memiliki kemampuan jang besar untuk memimpin perdjuangan massa jang luas, setjara tangkas menghindari provokasi dan karena sudah makin dipersendjatai dengan teori Marxisme-Leninisme mendjadi tjakap menguasai situasi, mengetahui imbangan kekuatan dan tjepat mengambil inisiatif politik dalam setiap keadaan.
Dengan desakan² jang kuat dari Rakjat, pada permulaan April 1952, terbentuklah kabinet Wilopo jang komposisi dan programnja dalam batas² tertentu dapat dikatakan madju. Untuk pertama kalinja PNI memegang pimpinan kabinet. Partai menetapkan sikapnja untuk memberikan sokongan dan kesempatan bekerdja kepada kabinet Wilopo, selama kabinet ini mendjalankan programnja jang demokratis.
Karena kekalahan² politik jang dialaminja, pemimpin² Masjumi-PSI dan pemimpin² reaksioner lainnja mendjadi makin matagelap. Hubungan politik antara mereka dengan kaum imperialis Belanda dan Amerika, dengan gerombolan DI-TII dan dengan kaum militeris jang haus kekuasaan makin mendjadi erat. Demikianlah, dengan maksud untuk menebus kekalahan²nja, sewaktu pemerintah Wilopo masih berkuasa, kaum reaksioner memberikan sokongan sepenuhnja terhadap usaha² kaum militeris jang mengadakan pertjobaan kup pada tgl. 17 Oktober 1952. Tetapi berkat kewaspadaan Par-
73