Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/9

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

siapan untuk berdirinja „Studiefonds” dan kemudian berdirinja „Neutrale Schoolvereeniging”. Salah satu sebab jang menimbulkan opposisi jang hebat itu, ialah dapatnja pemerintah kolonial menjelundupi gerakan nasional B. U.).

Mengingati peristiwa-peristiwa tadi sungguh perlu, agar kita dapat mengarti, apa sebabnja makin lama makin banjak kaum „revolusioner” meninggalkan organisasi B.U. untuk menggabungkan diri pada perhimpunan-perhimpunan baru jang kemudian menusul, jaitu „Sarikat Islam” dan „Indische Partij”, atau berdjoang sendirian selaku „wilde politici” (politicus merdeka). Kaum-tua dan setengah-tua, jang berhaluan „kiri” dan masih terus berdjoang dalam kalangan B.U., ada pula: misalnja K.R.M.T.H. Wurjaningrat, R.M. Sutatmo Surjokusumo, R. M. Sutopo Wonobojo, R. Sumarsono Tjokrodirdjo, dan masih banjak lain-lainnja.

Sesudah kita tahu, bahwa Budi-Utomo sebagai organisasi setjara modern jang pertama, sudah bertjorak politik (meskipun sifatnja cultureel), lagi pula mendjadi pangkalan pertama dari pada tjalon-tjalon nasionalis-revolusioner, maka tepatlah saat berdirinja B.U. pada hari 20 Mei 1908 itu kini dianggap „hari nasional”, Malah pada tahun 1918, ulang-tahun B.U. jang ke-10, oleh studenten kita jang ada di Nederland dirajakan sebagai „hari nasional” djuga. Ketua Panitya adalah marhum dr. Tumbelaka, jang waktu itu tinggal dinegeri Belanda untuk menjiapkan diri sebagai „specialist” dalam ilmu penjakit urat-sjaraf.

Meskipun B.U. itu bersifat „Jong-Javanenbond” (perhimpunan Djawa-muda) namun ta’ boleh disebut

10