Meskipun Budi Utomo berpolitiek, akan tetapi tidak lupa kebudajaan, malahan memadjukan djalan kebatinan (moreel) sebab moreel jalah sjarat jang terpenting untuk persatuan.
Setelah mengetahui banjak,dan bermatjam-matjam perkumpulan jang dapat memetjahkan persatuan, sedang Budi Utomo insaf, bahwa kekuatan kita jang djitu adalah persatuan, maka Budi Utomo senantiasa berusaha menjatukan perkumpulan-perkumpulan (federasi). Mula-mula mengadakan Nasional Komite jang terdiri dari:
- Serekat Islam;
- Budi Utomo ;
- Perkumpulan Bangsawan Solo dan Jogya;
- Perkumpulan Bestuursambtenaren.
Akan tetapi tidak tahan lama.
Kemudian setelah Volksraad berdiri Budi Utomo turut dalan Radicale Concentratie jang terdiri dari:
- I.S.D.P.
- Serekat Islam ;
- Insulinde ;
- Budi Utomo.
Dalam tahun 1927 mendjadi anggauta P.P.P.K.I. (Persatuan Partai Politiek Kebangsaan Indonesia) jang terdiri dari:
- P.S.I.I.
- Indonesische Studieclub ;
- P.N.I.
- Serekat Sumatera ;
- Pasundan ;
- Budi Utomo.
Dalam tahun 1928 Budi Utomo meluaskan tudjuan-
56