Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

melengkapkan kisah-kisah tadi, teristimewa jang berhubungan dengan lingkungan-lingkungan mereka masing-masing.

Karena pergerakan rakjat kita sedjak 20 Mei 1908 itu menudju kearah kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia, maka sebenarnja pada hari 17 Agustus 1945 sudah selesailah pergerakan itu. Tudjuan yang terachir sudah tertjapai. Ini tidak berarti selesainja „perdjuangan”. Pertama kali haruslah diingati, bahwa untuk membangun negara kita, jang baru berdiri dan dalam segala hal masih dalam keadaan sangat sederhana itu, memerlukan perdjuangan. Kedua kalinja ta’ sekali-kali boleh dilupakan, bahwa pendjadjahan jang tidak kurang dari 3½ abad lamanja itu, tidak mungkin dapat musnah sekali gus, hanja dengan „proklamasi” sadja. Sisa-sisa keadaan dan tenaga-tenaga kolonial, sisa-sisa djiwa dan suasana pendjadjahan barang tentu masih ada; baik karena kekuasaan tradisi, maupun karena dengan sengadja dan mungkin siasat-siasat jang tertentu Nederland tidak akan menjerahkan kedudukannja sebagai „pemilik” Indonesia jang kaja raja itu dengan suka-rela, dengan ichlas dan ridla. Boleh dipastikan, Belanda akan mempertahankan kedudukannja itu dengan mati-matian, mungkin dengan bantuan dari negara-negara Barat lainnja, jang banjak sedikit akan ikut tanggung rugi. Untuk menghadapi itu semua, perlulah pula rakjat kita terus siap sedia, untuk meneruskan perdjuangannja, djuga setjara mati-matian.

Dugaan-dugaan itu dibenarkan oleh kenjataan-kenjataannja, Zaman „Linggardjati” datang dengan tjampur-tangannja Luar Negeri. Terbukalah pintu untuk kembalinja pendjajahan, sekalipun setjara ”semi-

21