Halaman:20 Mei Pelopor 17 Agustus - Museum Dewantara Kirti Griya.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

ting ialah tumbuhnja Sarikat-sarikat Buruh, jang pada umumnja dipimpin oleh kaum S.I. (Surjopranoto, Sosrokardono, Samaun, Alimin, Darsono dll.). Pada periode itu djuga mulai tersebarnja benih-benih socialisme dengan aksinja jang hebat dan berpusat di Semarang. I.S.D.V. (Indische Sociaal-democratische Vereeniging) dibawah pimpinan Ir. Baars, H. Sneevliet dll, jang kemudian mendjadi P.K.I. (Partij Komunis Indonesia) dengan S.R. (Sarikat Rakjat) sebagai „ondergrond’’-nja (lapisan bawah).

Berhubung dengan timbulnja perselisihan-perselisihan dan „perpetjahan-perpetjahan” maka sementara kali dilakukan usaha-usaha untuk mempersatukan tenaga, jang dianggap perlu untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan rakjat. „Radicale Concentrasi” dibentuk; P.P.P.K.I. untuk memusatkan aksi partai-partai politik Kemerdekaan Indonesia (di Surabaja).

Di Surabaja marhum dr. Sutomo c.s. mendirikan „Studieclub” jang sebenarnja adalah suatu bibit partij politik. Kemudian Studieclub itu mendjadi P.B.I (Persatuan Bangsa Indonesia), jang kelaknja berfusie dengan B. U. lalu mendjadi „Parindra” (Partij Indonesia Raja). Partij ini mementingkan kebudajaan, ke-ekonomian disamping Politik. Disinilah berkumpulnja pemimpin-pemimpin Wurjaningrat c.s. dari B. U., H.M. Thamrin dari „Kaum Betawi”, Sukardjo Wirjopranoto, dan banjak lain-lainnja.

Mereka jang merasa lebih radikal dari pada kaum „moderate” jang masuk kedalam PArindra, mendirikan partij baru jang semata-mata mementingkan perdjoangan politik. Dibawah pimpinan umum dari Ir. Soekarno berdirilah P.N.I (Partij Nasional Indonesia); pemim-

17