keranjang² itu telah berubah hanya berisikan buah² angijoo melulu
Ia berjingkrak berdiri dan berkata dengan nyaring:
„Celaka, celaka besar! kita telah dikibuli oleh berandal² yang menyamar.
Habis ludas dan tamailah sudah riwayat . . . . . heiya, hayo bangun bangun!
Riwayat kita tamat sudah!" sambi, menyepak-nyepak para pemikul itu dengan kakinya.
Tetapi para pemikul itu hanya menggeliat dan melanjutkan tidurnya.
Darah Yo jie menjadi mendidih dan meluaplah amarahnya :
„Babi kamu. semuanya babi hajo bangun! Lihat barang² berharga telah hilang lenyap masin jugakan kalian akan ber-alas² Dengan depakan² yang keras membuat para pemikul menjadi kesakitan dan bangun dari tidurnya.
Mereka mengusap-usap mata dan menggaruk nggaruk kepalanya seperti orang² gelandangan yang bangun kasiangan
„Tjiangkun mengapa marah² ? Bukankah.... bukankah .. keranjang² ini masih disamping kita ?" Tanya seseorang dengan tergugu.
„Apa? Buka matamu lebar² ! Keranjan² ini adalah buah²an semuanya telah ditukar dengan buah² angtjoo, tahu!
27