Kata Yo Tjie dngan serius. Kedua menteri polisi itu rasanya juga sudah lelab, maka menentang perintah Yo Ijie :
„Yo Tjiangkun, kasihan pada mereka, baiklah kita istirahat sejenak, hari masih pagi. Bila kita paksakan akibatnya malahan tidak baik, lihatlah banyak diantara mereka yang megap? karena haus dan capai ! Nah, luluskanlah permintaannja. nanti kita empos semangat untuk berjalan lebih cepat."
„Bila demikian terserahlah !" Kata Yo Tjie se-akan2 orang yang berputus asa, suaranya lemah dan parau.Mendengar jawaban Yo Tjie ini serentak mereka menurunkan pikulannya dan membaringkan badan ditempat yang teduh.
Sedang mereka bertiduran itu tiba2 mata Yo Tjie yang tajam dapat melihat seseorang yang berpakaian hitam2 berjalan hilir mudik ditempat yang agak jauh, ditangannya siap memegang sebatang pedang panjang Yo Tjie bercekat dan bei curiga, ia berdiri dan menghampiri orang yang tak dikenal itu.
Setelah datang dekat nampak dibawah pepohonan yang rindang ada pula 6 orang yang sedang duduk numprah ditanah, disamping mereka terdapat keranjang yang berisi buah angtjoo.
Melihat ini legalah hati Yo Tjie sebab mereka adalah pedagang buah2an yang sedang melepas telan seperu haloja ia dan anak buahnya sendiri.
16