ong sedang asjik menjapu halaman depan dari posnja, tiba² ada suara orang jang memanggil-manggil namanja
— „Liem Kauw Thauw, Liem Kauw Thauw..........mengapa engkau bisa tinggal di Thian Ong Tong ini ? Bukankah kau bertugas dikota Tongkhia ?”
Liem Tjiong menoleh kearah suara jang menegurnja itu, samar² ia ingat orang jang bertubuh langsing dan tinggi ini adalah Lie Siauw Djie.
Liem Tjiong meletakkan sapunja dan membawa Lie Siauw Djie masuk kedalam Thian Ong Tong.
— „Siauw Djie, kenapa kau djuga bisa tinggal di Tjhung Tjhiu Too ini? Kau sekarang agak gemuk dan sehat, hahhaa. . . . . .hhaaah. . . .”
= „Liem Kauw Thauw, tatkala kau membantu aku dikota Tongkhia, pada waktu aku kehabisan uang dalam mentjari orang tuaku.
Setelah mendapatkan pertolonganmu, aku terus mentjari-tjari, beberapa kota besar ketjil, dusun² dan puluhan perkampungan, aku terobos dan selidiki, namun sampai sekarang belum djuga dapat bertemu.......”
Lie Siauw Djie mentjeritakan pengalamannja sedjak berdjumpa dengan Liem Tjiong di Tongkbia.
— „Lalu kenapa engkau sekarang tinggal
28