Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri III.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Siek Pa meneliti perdjalanan ia melihat bekas² tapak kaki orang² jang melalui hutan itu. Setelah diurutkan merupakan sebuah lorong ketjil jang pandjang. Ia lalu menggapai Tang Kiauw dan Liem Tjiong :

„Inilah djalan jang menudju kota Tjhung Tjhiu Too, kalau kita berdjalan agak tjepat, 6 hari lagi kita akan sampai ketudjuan Hajo, empos semangatmu Liem Kauw Thao, supaja tugas kita tjepat selesai !”

Kembali mereka berdjalan sambil memapah Liem Tjiong memasuki hutan Ya Tie-Lim. Hutan ini memang sangat lebat dan luas. Potion2nja tinggi², sehingga setelah masuk kedalam hutan itu, sukar untuk dapat melihat sinar matahari. Djalannja merupakan tanah lembab, bila tidak ber-hati²akan tergelintjir. Sepandjang djalan banjak dikedjutkan dengan binatang2 jang berlarian setjara mendadak, seperti ular, landak, kera, luak, burung2 hutan dan sesekali babi hutan jang lari serabutan

Kesemuania ini membikin hati Siek Pa daň Tang Kiauw agak tjemas dan berchawatir,

Setelah berdjalan kurang lebih 3 djam, sekudjur badan telan bermandikan keringat, badju2 telan mendjadi lepek dan berbau asam Liem Ijiong sendiri mendjadi pujat pasi, karena sepandjang djalan menahan rasa sakit jang tak terhingga.

Siek Pa lalu memerintahkan Lien Tjiong beristirahat dibawaa scoatang pohon jang

62