Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri III.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

risi air mendidih itu. Kontan sadja seluruh tubuhnja melepuh dan amat sakit. Liem Tjiong sadar dan merintih kesakitan :

„ Heija, heija, mengapa kalian menggodokku? Hei, djangan bermain gila terhadapku? Kau kunjuk2 jang tak berpikir seperti manusia, hanja karena suapan, kau mau diperalar untuk menjiksa dan akan membunuhku bukan? Bangsat kurijatji, iblis laknat, kalian sadis, manusia jang berdjiwa binatang!”

Liem Tjiong lontjat dari dalam ember itu, namun sekudjur badannja telah melepuh dan luka², hilanglah segala kekuatannja, sampaipun berdjalan sadja hampir tidak mampu. Ia merambat pelan² kembali kekamar

Siek Pa dan Tang Kiauw sesaat tak dapat berbuat apa2, mereka tertegun melihat kedjadian ini. Mereka djuga tertusuk dengan kata² Liem Tjiong jang se-akan2 mengingatkannja untuk berdjalan ke Djalan jang BENAR!

Ribut² ini menimbulkan tamu2 jang lain pada melongok dan ada jang bertanja.

” Ada apa ribut? ? Adakan kalian berhantam ? ” Tang Kiauw bergagap ga ap memberikan djawaban :

”Oh, tidak apa, tidak ada apa²...”

”Aku mendengar keluhan kesakitan dari dalam kamar mandi. Siapa jang berkelahi, adakah terluka ? ” tanja salah seorang tamu hotel lagi.

”On. itu adalah kawanku jang sedang

59