Wadjah sang Tee Kwan mendjadi berubah-rubah, sebentar merah sebentar putjat. la benar² kurang mengerti keinginan sang Komandan pengawal keradjaan ini, hei., ... mengapa persakitan ini harus didjatuhi hu kuman jang demikian berat ? Lebih baik aku sidangkan dulu dan memberikan pertanjaan² sedjelas2 nja, dan djangan sampai terdjadi hal2 jang terlalu dalam sidang peradilan ini. Sang Tee Kwan chawatir untuk bertindak se-wenang² Segera ia memerintahkan seorang Tjayhu ( Penulis untuk hadir dalam sidang ini, dan beberapa pendengar sebagai saksi, Sidang dimulai.
Tee Kwan:
„ Menurut surat dari Ko Tjiangkun, kau jang bernama Liem Tjiong, dengan etikat djabat jang telah direntjanakan terlebih dahulu, kemudian datang ke Kantor Markas Pek Hoo Tong untuk membunuh Ko jiangkun. Barang² bukti kini telah dikirimkan pula kemari, berupa sebuah pedang tadjam Maka tuntutannja adalah hukuman mati untukmu, Bagaimana keteranganmu ?“
Liem Tjiong memberikan djawaban dengan lantas, ia anat terkedjut akan tuntutan ini :
„ Tuduhan itu tidak benar sama sekali, itu adalah fitnah. Jang mulia Tee Kwan, hal jang sehenarja
adalah demikian, Ko Tjiangkun telah mengandang padaku untuk datang ke Markas Pek Hoo Tong djam, 7.00 tepat, beliau ingin meli-
32