Lompat ke isi

Halaman:108 Pendekar Gunung Liang San Seri II.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Aku orang baru dikota Tongking ini, maka tidak mengetahui kalau diluar ada keramaian hahaa . . . .

Lauwiee, baik kita bersahabat, sehingga aku punja kenalan dikota ini untuk ber-omong²."

Liem Tjiong :, Oh, Siauwee mendjadi amat girang mempunjai saudara seperti Loueng gagah dan polos

. . . . .belum habis ia ber-tjakap² dengan Lo Tie Djim, tiba2 terdengar suara pelajan wanitanja jang menjarinja.

,.Liem Toaja, Liem Toaja lekas tolongin dong Thaythay ! Thay hay sedang diganggu oleh pemuda2 Lidung belang. . . . .Liem Toaja! . . .

Suara pelajan perempuan Liem Tjiong ini sambil menangis, sehingga hati Liem Tjiong bertjekat, .. pikirnja ..... wah, ini pasti keterlaluan tindakan pemuda2 bergadjul itu terhadap istri saja Maka Liem Tjiong lalu berpamit pada Lo Tie Djim dan menggendjot tuouhnja keluar paga., sekedjap lenjap bajangan tububnja. . . . . .

Tiba dikelenteng, benar2 membuat darah Liem Tjong mendidih.

la menjaksikan dengan mata kepalanja sendiri bagaimana istrinja sedang di-tarik² oleh seorang pemuda jang mengenakan pakaian sutera halus dan tanda dari putera seorang berpangkat.

Memang tidak salah, pemuda hidung belang

59