terius tadi. Lari belum sepuluh langkah sampailah disebuah perempatan djalan Didepan ada berkelebat sesosok tubuh jang mentjurigakan Maka merandek dan meneliti dengan waspada. Orang itupun tjepat2 melompat ke-balik pohon. Lo Tie Djim lalu ber-endap endap mendekati pohon itu, setelah berhadap hadapan ternjata jang berada dibalik pohon itu adalah Kiu Bun Liong Su Tjin Ke-dua2 nja ber-rangkul2an dan sama tertawa terbahak bahak. Kata Su Tjin si Sembilan Naga Sakti :
„Sedjak berpisah dikota Kwan See, tidak terasa Waktu telah lewat hampir 4 bulan. Selama itu aku terus mentjari suhuku Ong Tjin tetapi sampai saat kinipun belum berdjumpa. Loheng kenapa kau bisa berada disini? Aku girang bertemu denganmu, haha, ,.... hahaha ......... Lo Tie Djim :
„Aku dari gunung Thoo Hwa San bersama Lie Tiong, Tjiu Thong dan para Liauw loonja, Karena aku berdjandji untuk tinggal di kota Tongking, maka kutinggalkin mereka. Sutee disini aku mampir dikelenteng Wa Kwan Sie untuk ngaso. Tidak tahu kalau kelenteng itu djadi sarang kemaksiatah D. . .ana berdiam komplotan bergadjul jang suka mempermainkan anak2 gadis....... aku terlalu lapar, dikelenteng itu baru makan_ sedikit bubur, mnnntjullah orang2 jang mentjurigakan. Aku ikuti dan kuselidiki dengan teliti, haha; : : haha... . betullah dugaanku. Tadi aku telah bertempur melawan dua musuh kosen.
34