ang mentjurigakan, maka aku datang ingin mengetahui.
Hwee sio gendut itu tertawa dan bertanja /
Apakah jang kau tjurigakan ? Ha. . . .hahah. . .haha..
Lo Tie Djim:
Kelenteng ini letaknja sangat terpentjil bisa djadi untuk tempat sarang penjamun. Aku lihat keadan jang sunji sepi, djuga 4-5 orang Hwee sio tua jang segan berbitjara padaku.
Katanja disini tidak ada tersimpan barang makanan, tetapi semuanja dusta. Didapur ada sepantji bubur daging dan disini, lihat ! Dia tas medja ini penuh dengan hidangan² jang, lezat haha. haha.. Hwee sio gedut itu menjeringai dan berkata:
"Kau tidak mengetahui keadaan jang sebenarnja, seperti jang kau tjeritakan, Hwee sio tua² itu adatah pendjudi, pemabuk dan suka bermain wanita. Maka Looheng, mereka telah kuhukum tidak kuberikan makan minum 4-5 hari.
Mereka takut berbitjara kepadamu, mungkin mengira kau adalah salah seorang tamu ku. Haha. . . .. hahaaa . ..ahaha. . . ." Khiu Too Djin dan Tjhui Too Sing ikut tertawa ter-gelak².
Lo Tie Djim:
"Bila demikian akulah jang berprasangka buruk. Minta ma'af dan permisi.
Hwee sio gendut itu memerintahkan Tjhui Too Sing mengantar keluar Lo Tie Djim.
29