lantai untuk tidur. Tiba² hidungnja mentjium bau masakan jang harum, sehingga ia tidak djadi mendjatuhkan dirinja, tetapi terus lontjat bangun dan lari kebelakang. Sampai di ruang belakang kelenteng tua itu Lo Tie Djim melihat 4-5 orang tua2 jang sedang duduk mengantuk. Orang2 tua itu wadjahnja putjat, badannja kurus kering dan pakaiannja tjompang tjamping, Lo Tie Djim mendekat san bertanja:
"Apakah jang kalian sedang kerdjakan? berulang kaliaku ber-teriak² permisi tetapi mengapa tak seorangpun dari kalian jang mendjawab?"
Hwe sio tua 4-5 orang itu memandang ke arah Lo Tie Djim dan menggojang-gojangkan tangannja . mereka tetap menutup mulut dan tak mau bitjara.
Lo Tie Djim: aku akan pergi kekota Tongking, karena amat letih dan lapar, bolehkah kiranja aku beristirahat disini?
Dan dapatkah kau menerimaku untuk menjediakan sedikit makanan dan minuman?
Salah seorang dari para Hwe Sio tua itu menjdawab segera :
„Kami sudah tiga hari ini tidak ada makanan, mana bisa menjediakan makanan untukmu.”
Lo Tie Djim:
Kamu berbohong ! „Aku mentjium bau masakan jang harum Bila kau tak mau menjediakan sedikit untukku aku akan me-
25