ngambil beberapa tail dan tjepat2 melalui pintu belakang turun gunung. Rombongan Lie Tiong dan Tjiu Thong cs jang telah berhasil mentjegat dan merampas harta benda sisaudagar muda, tjepat2 kembali keatas gunung. Tiba dipuntjak pesanggrahan, mereka sangat heran sebab Lo Tie Djim tidak kelihatan batang hidungnja.
Kamar dimana Lo Tie Djim tidur diperiksa. namun sia2 pentjarian ini. Lie Tiong lalu meneliti kesemua pendjuru, dan tahulah sudah, bahwa Lo Tie Djim telah meninggal kan pesanggrahan melalui djalan belakang.
Lie Tiong mengeluh ;
„Heija, mengapa Lo Hiatee ter-gesa2 pergi, ia tidak sabar menantikan kami. . . .karena takut berpapasan ia telah mengambil djalan belakang, padahal djalan dibalik gunung ini.
Tidak pernah dilalui orang dan banjak djurang²nja. . . . . . . . .
Semoga sadja Lauwtee Lo Tie Djim tidak mengalami kesukaran². . . .“
Tjiu Thongpun ikut merasa chawatir akan ke selamatan Lo Tie Djim, tetapi nasi telah mendjadi bubur, apa jang hendak dikata lagi.
Tidak lama ada seorang Liauwloo jang melapor,
21