Graaf de Monte-Cristo/Semua

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

VI.


WAKIL PROCUREUR BAGINDA RADJA.


Pada hari dan pada waktoe Edmond Dantes membikin perdjamoean, adalah djoega lain orang membikin perdjamoein toendangan di dalam oemah boewatan koeno di djalanan du Grand hours.

Aken tetapi orang-orang jang berkoempoel di edjamoeiin ini, boekanlah orang-orang kefjil, seperti matroos-matroos dan soldadoe-soldadoe, hanja orang-orang bangsawan besar, jaitoe ponggawa-ponggawa negri jang telah melepasken djabatannja ini bawah tachta Napoleon, officier-officier toewa, jang telah meninggalken bala-tantara Keizer itoe dan pergi berkawan di dalam bala-tantara Pangeran Condée, dan anak-anak moeda toeroenan bangsawan Jang tjada soeka sama Napoleon.

Marika ini doedoek berdjamoe pada sapoetar medja besar, dan sambil santap dan minoem, dia orang poen rame berkata-kata dari hal banjak perkara. Baginda Keizer Napoleon, Radja poelo Eiba, se soedahnja memerintah di atas sabagian boemi dan biasa dengar soerakan: hidoeplah Napoleon! di- triakken oleh saratoes doewapoeloeh joeta manoesia dengan sapoeloeh roepa bahasa, — sekarang ini poen ada memerintah sadja di atas rahajat lima atawa anem riboe orang. baginda inilah ada di- omongken di dalam itoe perdjamoetin, seperti sa- orang jang telah hilang dari tachta Frankrijk dan tida boleh diharap lagi oleh itoe karadjain. Pong Sawa-ponggawa negri omongken Baginda itoe poenja perboewatan-perboewatan Jang salah di dalam hal pemerintahan: ponggawa ponggawa perang bitjara dari hal di Moskou dan Leepzig : orang-oranng prampoewan omongken pertjeretin jang telah djadi di antara Baginda itoe dan Josephine. *) Maka njatalah jang marika itoe ada orang-orang jang soeka pada Baginda Radja Lodewijk XIII dan adalah kalihatan jang orang-orang itoe ada merasa amat girang, oleh kerna karadjaiinnja Napoleon telah terpetjah.

Saorang toewa, jang dadanja terhias dengan bintang bahadari Heiligen Lodewijk, bangkit dari korsinja dan mengoendang pada sekalian tetamoe soepaja minoem aken slamatnja Baginda Radja

_______

  • ) Tatkala Napoleon berpangkat generaal, ia kawin sama Josephine

djandanja soewatoe generaal. Tempo soedah djadi keizer, Baginda, tjerein Jokephine itoe, kerna hendak menikah pada poetri negri Oostenrijk.


Lodewijk XVIII: orang toewa itoelah markies de Saint Meran.

Sekalian tetamoe lantas berbangkit dan mengangkat tjawan anggoer, sedang orang-orang prampoewan mengepoes kembang-kembang perhiasannja dan sebarken itoe di atas medja.

»Itoe orang-orang jang telah socka sama republiek dan tida soeka terperintah oleh radja, hingga soedah mengoesir Baginda Radja,” kata njonja markies de Saint Meran jang masih pantas diseboet eilok, maski soedah beroesia limapoeloeh tahon: »marika itoelah haroes taoe, bahoewa hati satia ada pada kita-orang dan tida ada padan'a! kita ini poen ber: kaoem pada radja jang djatoh, sedang marika itoe hormati mata-hari jang naik, dan ia-orang dapat kakajain, sedang kita-orang poenja harta-banda mendjadi habis. Ia-orang haroes dapat taoe, bahoewa kita poenja Radja ada dengan sasoenggoehnja pantas ternama Lodewijk jang Tertjinta, sedang marika poenja djoendjoengan boekan lain adanja, hanja Napoleon jang haroes dikoetoeki! Boekanlah bagitoe, Villefort?”

»Apa, Njonja markies? ... Brilah maaf padakoe: saja soedah tiada dengar betoel bitjaramoe, kerna lagi mengomong sama nona anakmoe ini."

" »Och,. biarkenlah anak-anak itoe, Njonja!” kata toewan markies pada istri sendiri: »ia-orang poen maoe berangkat 'djadi penganten, maka tantoelah ia orang misti omongken perkara jang lain dari hal negri.”

»Saja minta maaf, iboekoe!” kata satoe nona moeda dan eilok : »sekaranglah boleh kaoe bitjara sama toewan Villefort, jang saja soedah adjak mengomong, hingga ia tida dengar omongmoe. Toewan Villefort, iboekoe hendak berkata-kata padamoe,”

»Saja sadia aken menjahoet, kaloe Njonja hendak oelang pertanjaannja, jang saja soedah tida dengar betoel,” kata Villefort.

»Kaoe soedah dapat maitkoe, Reng!” kata njonja markies dengan tersenjoem kapada anak sendiri jang amat tertjinta: »Akoe telah berkata, Villefort! bahoewa orang-orang Bonapartisch tida ada ampoenja kasatiaan, sabagimana jang ada pada kita-orang.”

»Aken tetapi, Njonja!” sahoet Villefort: »maski tida bersatia, ia-orang ada bertachajoel. Sabagimana nabi Mohamad di Tanah-Arab, bagitoelah Napoleon ada ternama besar di antara orang-orangnja : boekan sadja ia ternama besar di dalam hati orang-orang jang biasa, hanja terdjoendjoeng dan dipertoewan oleh orang-orang jang berhati tinggi : maka maskipoen telah terdjatoh aken tiada bangoen kombali, baginda itoe masih ada ampoenja djoega orang-orang jang mendjoendjoeng padanja.”

»Tidakah kaoe merasa, Villefort! bahoewa omong. moe itoe ada berbaoe Bonapartisch?” kata poela njonja markies: »Aken tetapi akoe bri maaf pada moe: kaoe poen tida bisa djadi anak Girondin, dengan tida sekali njataken atsal diri sendiri.”

Moekanja Villefort djadi merah dengan terkoenjoeng-koenjoeng.

»Ajahkoe ada bernama Girondin, Njonja!” kata Villefort: »itoelah benar sekali, tapi ajahkoe soedah tiada tjampoer soewaranja pada soewara orang-orang jang hendak memboenoeh Radja: ajahkoe sendiri telah dihoekoemi oleh orang-orang itoe, hingga koerang sedikit sadja kapalanja boleh djadi terpoetoes dengan golok algodjo, sabagimana kapalanja ajahmoe sendiri.”

Maskipoen djadi mendapat ingat pada itoe perkara ngeri, njonja markies itoe tida berobah ajer moekanja.

»Ja,” sahoet njonja itoe pada Villefort: »tapi perkaranja doewa oraug itoe ada berlawan satoe pada lain: aken kanjataan hal itoe, koelawargakoe ada tetap bersatia hati pada Poetra-poetra jang terboewang, sedang ajahmoe soedah sigraken dirinja aken berkaoem sama pemerintah jang baroe, hingga itoe orang ketjil nama Noirtier Girondin djadi bernama graaf Noirtier Senateur,”

»Iboekoel iboekoe!” kata nona De Saint Meran pada njonja markies itoe: »kaoe taoe bahoewa kita-orang telah berdjandji aken tida mengomong lagi dari hal itoe perkara jang tida enak."

»Njonja!” kata Villefort: »saja mengikoet pada nona De Sait Meran aken meminta dengan hormat, soepaja kaoe meloepaken sama segala perkara jang telah laloe. Boewat apatah djoega berbantah aken hal perkara-perkara jang tida dapat dirobah lagi! Allah djoega tida bisa robahken perkara jang telah djadi. Aken tetapi kita-orang, manoesia, boleh djoega boeras-boerasken itoe dengan lantaran tiada seboet-seboet lagi. Dan saja ini, boekan sadja saja soedah tida mengikoet pada pikirannja ajahkoe, hanja saja soedah toekar djoega namakoe. Ajahkoe telah diadi dan brangkali djoega masih djadi orang Bonapartisch, dan ada bernama Noirtiers saja ini ada mendjoendjoeng Baginda Radja dan seboet dirikoe Villefort. Biarlah itoe napsoe aken roeboehken tachta Radja djadi habis di hatinja itoe orang jang soedah toewa, dan saja tertjere dengan sampoerna dari padanja.”

»Bagoes, Villefort! bagoes! baik sekali penjahoetanmoe!” kata toewan markies: »Akoe poen telah sering meminta, soepaja istrikoe meloepaken itoe perkara doeloe, tapi belon djoega permintaankoe terkaboel! akoe harap, jang kaoe ini ada lebih beroentoeng di dalam permintainmoe."

»Baiklah," kata njonja markies itoe: »biarlah kita loepaken perkara-perkara itoe : akoe poen ingin djoega bagitoe, dan kitaorang telah berdjandji djoega aken loepaken itoe samoewa: tapi biarlah Villefort tetap hati dan djangan berbalik pikir di belakang kali. Djanganlah loepa, Villefort! jang kita-orang ada menanggoeng kaoce di hadepan Baginda Radja, dan Baginda djoega — dengan lantaran permoehoenan — kita-orang — hendak meloepaken samoewa perkara jang telah laloe, sabagimana kita-orang meloepaken itoe dengan lantaran permintainmoe. Maka djikaloe ada saorang dari koempoelan djahat terdjatoh ka dalam tanganmoe, biarlah kaoe beringat, bahoewa orang ada menilik betoel-betoel kapadamoe, sebab orang taoe, jang kaoe ini ada bersanak pada orang-orang jang brangkali djoega ada berkawan pada orang-orang koempoelan djahat.”

»Njonja,” kata Villefort: »saja poenja pakerdjaan, terlebih poela di ini tempo, ada memerintah pada koe aken berlakoe keras, dan saja tiada nanti berhati lembek. Saja soedah misti menoendjang djoega pada bebrapa toedoehan aken tjilakanja orang-orang jang terdakwa di dalam hal karadjain, dan di dalam hal ini soedah djoega saja tjoba pake hati kakoe. Soekarlah djoega aken saja, oleh kerna ini perkara bagini roepa belon bisa djadi habis.”

»Bagitoe kaoe rasa?” kata njonja markies.

»Saja koewatir ada bagitoe. Napoleon jang sekarang ada di poelo Elba, ada terlaloe dekat pada Frankrijk: sebab bagitoe, sekalian orang jang soeka padanja, djadi ada ampoenja harapan besar, kaloe-kaloe baginda itoe dapat balik kombali ka atas tachta Frankrijk. Di ini kota Marseille ada banjak ponggawa-perang jang sekarang ini mendapat sadja saparo gadji, saban hari orang-orang ini ada tjari sadja lantaran aken berbantah sama orang-orang jang mendjoendjoeng pada Baginda Radja Lodewijk, maka dengan lantaran hal ini terbitlah kalahian di antara orang-orang bangsawan, dan pemboenoehan di antara orang-orang ketjil.”

»Ja,” kata graaf de Salvieux, sobatnja markies de Saint Meran: »tapi kaoe toch taoe, bahoewa koempoelan Radja-radja Europa jang ternama Koempoelan Soetji, nanti pindahken Napoleon ka lain tampat?”

»Ja: tempo kita ampir berangkat dari Parijs, ada dibitjaraken hal itoe,” kata markies: »tapi ka manatah orang nanti laloeken dia?”

»Ka poelo Sint-Helena.”

»Ka Sint-Helena! di mana adanja itoe?' kata njonja markies.

»St.-Helena itoe soewatoe poelo jang ada doewariboe mijl djaoehnja dari sini dan ada di tampat panas,” sahoet itoe graaf.

»Bagoes!” kata njonja markies: »Sabagimana Villefort bilang, salah sekali orang kasih tinggal manoesia itoe di dekat Korsika, di mana ia dilahirken, dan di dekat kota Napels, di mana iparnja masih bertachta, dan di damping Italis, jang ia soedah maoe djadiken karadjain aken anaknja sendiri.”

»Sajang, ada itoe djandjian jang terbikin di tahon 1814,” kata Villefort: »dan orang tida boleh ganggoe Napoleon dengan tiada melanggar djandjian itoe.”

»Tida oeroeng orang nanti langgar itoe djandjian,” kata toewan Salvieux: sapa Napoleon ada pegang djandjinja, tempo ia titahken boenoeh hertog d'Enghien?”'

»Ja”” kata poela njonia markies: »memang soedah ditakdirken, bahoewa itoe Koempoelan Soetji nanti laloeken Napoleon dari benoewa Europa, dan Villefort nanti oendoerken sekalian orang Bonapartisch dari Marseille. Kaloe Baginda Maha Radja tida bertachta, ialah tida ada di karadjaiin ini, tapi kaloe ia bertachta, ia poenja ponggawa-ponggawa misti berhati tegoeh dan tetap, itoelah adanja daja aken tjegahken perkara djahat.”

»Tapi, Njonja!” kata Villefort dengan tersenjoem: »Wakil-Procureur Baginda Radja salamanja poen baroe kalihatan, djikaloe kadjahatan telah terdjadi.”

»Kaloe ada bagitoe, dialah jang wadjib poenah- ken itoe,” kata itoe njonja markies.

»Saja boleh bilang padamoe, Njonja!” kata poela Villefort: »bahoewa kita-orang boekan poenahken itoe, hanja membalas djahat atas hal itoe.

»Ach, Toewan Villefort!” kata satoe nona moeda dan eilok, anaknja Graaf Salvieux: sadakenlah hal memeriksa perkara besar, salagi kita-orang masih ada di ini kota Marseille. Saja belon sekalj taoe menonton pengadilan-besar bersidang, dan orang bilang, menonton itoe ada enak sekali.”

»Dengan sabenarnja djoega, enak sekali, Nona!” sahoet itoe Wakil-Procureur: »kerna segala perkara doeka dan tjilaka jang terdengar di sitoe, ada terdjadi dengan sasoenggoehnja, boekanlah seperti di panggoeng wajang, Orang hoekoeman atawa pesakitan jang kalihatan di panggoeng wajang, dia itoelah — pada sasoedah kain pedengan ditoeroenken — berdjalan poelang ka roemah sendiri, berdoedoek makan dan minoem serta anak-istri sendiri dan tidoer dengan senang, hingga di lain sore ia boleh berlakoe kombali sabagimana jang telah soedah; tapi orang hoekoeman jang kalihatan di depan pengadilan, ia poelang ka pemboewian, di mana ia dapatken algodjo jang menoenggoe padanja Maka djika saorang berhati lembek ingin mendapat rasa ngiloe hati jang sangat, tiadalah ada lain tampat jang lebih baik, aken ia dapatken itoe Saja djandji padamoe, Nonal bahoewa djikaloe ada satoe perkara Jang boleh terbitken rasa itoe, saja nanti oendang kaoe menonton,” :

»Ia bikin kita goemetar hati, tapi ia tertawa,” kata nona Reng dengan poetjat warna parasnja.

Toewan Villefort menengok pada toendangaunja

itoe, laloe berkata: »Apatah sekarang saia nanti bilang? Di dalam hal itoe poen ada kalahian di antara pesakitan dan saja. Soedah lima atawa anem kali saja menoentoet hoekoeman mati aken orang Jang tertoedoeh ada salah di dalam perkara negri... Brangkalilah djoega di ini waktoe ada banjak orang menggosok golok dengan semboeni, atawa ada banjak golok jang soedah diantjamken kapadakoe ini.” »Ach, Allahkoe!” kata Rene dengan berdoeka: »apa kaoe berkata dengan benar, Toewan Villefort?”

»Dengan benar sekali, Nona!" sahoet Villefort dengan tersenjoem: »Dan semingkin ada banjak perkara, semingkin tambah djeleknja hal dirikoe Ini. Sedang bagitoe, djikaloe baroesan Nona Reng berkata ingin menonton pengadilan periksa perkara besar, saja poen ingin ada sadja perkara bagitoe, kerna di dalam perkara bagitoe saja bekerdja dengan “bernapsoe, maskipoen adanja hal itoe nanti tambahi banjaknja orang jang gosok golok. Aken tetapi ingatlah bagini: apa soldadoenja Napoleon nanti berpikir doeloe, kaloe ia maoe menjerang kapada moesoeh? apa ia nanti merasa doeka, kaloe ia misti boenoeh satoe moesoeh, biarpoen siapa djoega adanja moesoeh itoe? tantoe tida, boekan ? Hal itoelah sadja ada mengentengken pikiran kita- orang di dalam hal mengoekoemi sasama manoesia."

»Saja sendiri djadi bergombira, kaloe malihat matanja satoe pesakitan djadi mentjorot oleh kerna amarah,” kata poela Villefort itoe: »pada waktoe bagitoe boekanlah ada perbantahan, hanja ada kalahian di antara pesakitan itoe dan saja: ia mela- wan padakoe, sedang saia menjerang kapadanja, dan achirnja kalahian itoe sabagimana biasa djoega: saorang menang, saorang kalah. Bagitoelah halnja berbantah di hadepan pengadilan. Orang jang bekalahi, — dari sebab takoet kalah, ia kaloewarken sekalian tenagan'a: orang jang berlawanan bitjara, — dari sebab ingin menang, ia poen kaloewarken kapintarannja. Djikaloe sahabis bitjara, saja ditertawai oleh pesakitan, tantoelah saja djadi merasa bahoewa bitjarakoe tiada bagoes, segala omongkoe tawar adanja dan tiada koewatnja: tapi ingatlah bagimana senang hatinja satoe Procureur Bagirida Radja, djikaloo ia ada rasa njata adanja kasalahan si pesakitan, dan dengan lantaran bitjara jang tadjam, pesakitan itoe djadi poetjat, koentjoep dan dan lemas. Pesakitan itoe toendoekken kepalanja, dan kapala itoe aken terdjatoh!"

»Auw!” kata nona Rene, sebagimana orang jang mengeri.

»Itoelah bitjara bagoes!” kata satoe tetamoe jang dengari Villefort itoe berkata-kata.

»Njatalah, jang Toewan Villefort ini ada djadi seorang jang bergoena besar pada negri di ini tempo,” kata saorang lain.

»Di dalam sidang jang paling belakang, kaoe poen soedah bitjara tadjam sekali, Villefort!” kata tetamoe jang katiga: »Tiadakah bagitoe tempo kaoe menindih pada itoe orang jang soedah boenoeh bapanja sendiri? Kaoe matiin orang itoe, pada sabelon algodjo merabah kapadanja.”

»0! aken hal saorang jang boenoeh bapa sendiri,” kata poela nona Rene: vitoelah saja tida maoe perdoeli; tida ada hoekoeman jang tjoekoep beratnja aken hoekoemi manoesia bagitoe: aken tetapi, boewat saorang jang diterka bersalah di dalam perkara negri! ...."

»Perkara itoe ada lebih besar lagi, Nona!” kata Villefort: skerna soewatoe radja ada djadi bapanja rahajat, hingga perkara djatohken atawa boenoeh Baginda Radja, ada sama dengan memboenoeh pada bapanja antero rahajat Frankrijk.”

»Ach, saja tida maoe ingat bagitoe, Toewan Villefort!” sahoet Ren6: »Apa kaoe soeka berdjandji padakoe, jang kaoe nanti berhati moerah aken orang-orang jang saja nanti oendjoek ?"

»Senangkenlah hatimoe!” sahoet Villefort dengan tersenjoem: »kita berdoewapoen memang bakal membikin soerat djandjian!”

Di itoe waktoe datanglah satoe boedjang, jang membilang satoe apa dengan berbisik kapada Villefort. Toewan ini lantas meminta masif pada sekalian tetamoe, berbangkit dari korsinja dan teroes djalan ka loewar roemah. Sabentar lagi ia datang kombali dengan tersenjoem, sedang nona Rene memandang tetap kapadanja dan ingin taoe mengapa ia misti pergi di loewar.

»Ada perkara amat besar!” kata Villefort itoe: »dan kaloe benar adanja apa jang orang bilang padakoe, brangkalilah djoega orang jang salah di dalam ini perkara, nanti poetoes lehernja.”

»Allahkoe!” kata nona Rene, sedang parasnja djadi poetjat.

»Soenggoeh-soenggoehtah ada perkara bagitoe?” kata sekalian tetamoe bersama-sama.

»Kalihatannja. orang ada dapatken satoe koempoelan dari orang-orang Bonopartisch,” sahoet mek Lihatlah ini soerat jang berisi toedoehan."

Habis bilang bagitoe, Villefort itoe membatja bagini:

»Toewan Procureur Baginda Rudja dibri taoe oleh sobatnja tachta dan «gama, bahoewa saorang bernama Eamond Dantes, stuurman besar dari kapal Pharao, jang tadi pagi baroe datang dari Smyrna pada sasoedahnja mampir di Napels dan Porto Ferrajo, telah ada membawa soerat dari Murat kapada Napoleon, dan oleh Napoleon disoeroeh membawa satoe soerat kapada kawanan dari orang-orang Bonapartiseh di kota Parijs. — Orang nanti dapatken kenjatatin salahnja stuurman itoe, kaloe orang tangkap dia, dan dapatken iloe soerat pada badannja atawa di roemah bapanja, atawa di dalam kamarnja di kapal Pharao."

"Tapi soerat itoe tida tertanda dengan tanda-tangan penoelisnja,” kata Rend: »dan boekan dialamatken kapadamoe, hanja kapada Procureur Baginda Radja.”

» Benar sekali, ' sahoet Villefort: »tapi Procureur Baginda Radja kabetoelan tida di roemah, hingga soerat ini datang kapada secretarisnja jang boleh boeka segala soerat: ini secretaris soedah boeka dioega soerat ini dan lantas soeroeh tjari saja, dan tempo soeroehannja tida dapatken saja, lantas djoega secretaris itoe membri perintah aken menangkap dan menggeledah,"

»Kaloe bagitoe, itoe orang jang bersalah, soedah kena ditangkap?” kata njonja markies.

»Belon tantoe ia bersalah, ia poen baroe terdakwa sadja,” kata nona Rene,

»Ja, njonja!” sahoet Villefort pada njonja markies: »dan kaloe terdapat boekti kasalahaunja, orang itoe aken mendapat tjilaka besar sekali.”

»Di manatah sekarang adanja orang itoe?” kata Rene.

»la menoenggoe di roemahkoe,” sahoet Villefort.

»Kaloe bagitoe, berangkatlah, sobatkoe!” kata njonja markies pada Villefort: »djangan laleken kawadjibanmoe dengan meladeni pada kita-orang di sini, sedang kerdjain negri ada menoenggoe kaoe di lain tampat.”

»Toewan Villefort!” kata Ren dengan soewara haloes: »oendjoeklah kamoerahan hatimoe: hari inipoen harian kaoe bertoendangan.”

Villefort djalan berpoetar dan mengamperi pada toendangannja itoe, laloe dengan memegang pada belakang korsi, ia berkata pada nona itoe:

»Soepaja kaoe tida goendah hati, saja nanti perboewat apa jang boleh aken toeroet pesananmoe, Rene! tapi djikaloe apa jang terseboet di dalam soerat dakwaiin itoe, benar adanja, wadjiblah algodjo merabah pada goloknja.”

Rene goemetar saliwatan tempo dengar itoe omongan jang dikataken paling belakang.

»Djangan kaoe dengari omongnja anak itoe, Villefort!" kata njonja markies: slamalama ia poen tida nanti mengeri lagi, kaloe dengar orang seboet golok.”

Sambil berkata bagitoe, njonja markies itoe membri slamat djalan pada Villefort jang lantas pegang dan tjioem tangannja njonja itoe, tapi sambil melirik pada nona Reng, seperti ia hendak membilang dengan sorotnja mata, bahoewa di dalam hati ia menjioem tangan si nona.

»Satoe alamat jang tida bagoes!” kata Rene sendiri-diri.

»Ach, Rene!” kata njonja markies: »kaoe ini sama sekali dengan anak ketjil! boewat apalah djoega kaoe hoeboengken hatimoe jang lembek pada perkara negri!”

»Ach, iboekoe!” kata Rene dengan berlakoe doeka.

»Brilah maaf pada Nona Rene, Njonja markies!” kata Villefort: »saja berdjandji padamoe, jang saja nanti lakoeken benar kawadjiban djabatankoe, jaitoe, saja nanti berlakoe angkar,”

Tapi sembari bilang bagitoe pada njonja markies, Villefort melirik pada Rene, salakoe hendak berkata: »Senangken hatimoe, Rene! kerna katjintainkoe padamoe, saja nanti oedjoek kamoerahan hatikoe.”

Rene tersenjoem aken sahoeti lirikan toewan Villefort, dan toewan ini lantas berdjalan pergi dengan senang hati.


__________

VII.

PEMERIKSAAN.


__________

Baroe sadja kaloewar dari tampat berdjamoe, toewan Villefort soedah lantas robahken ia poenja ajer-moeka dan tingkah, hingga kalakoetinnja ada kalihatan angkar, sabagimana lakoenja orang besar jang djabatannja ada berhoeboeng pada kahidoepan manoesia. Aken tetapi, maskipoen biasa dan bisa sekali merobahken ajer-moeka, pada ini kali toewan Wakil-Procureur ini tiada bisa mengaloewarken ajer-moeka jang goeram, kerna hatinja ada merasa amat senang dan girang. Soedah ada ternama kaja. dan sedang masih moeda, soedah dapatken djabatan tinggi di dalam sidang pengadilan, — ia poen bakal menikah pada satoe nona moeda dan eilok, jang maskipoen ia boekan tjintat dengan sagenap hati, ia ada tjintai dengan lantaran hitoengan matang, sabagimana jang pantas ada pada satoe Wakil-Procureur Baginda Radja. Lain dari pada berparas eilok, ia poenja toendangan nona Reng de Saint Meran itoe poen anaknja orang bangsawan jang di masa itoe ada ternama besar di dalam, karaton Baginda Radja, dan lain dari membawa kakoewasaan orang-toewanja jang boleh djadi senderan besar, nona itoe membawa djoega kakajain besar jang pada kemoedian hari boleh tertambah lagi dengan bebrapa lipat, kerna ajahnja nona itoe ada amat hartawan dan tida ampoenja anak lain, hanja nona Rene itoe sendiri sadja. Maka dengan beringat pada sekalian hal itoe, toewan Villefort ada merasa amat beroentoeng.

Satelah sampe di loewar pintoe roemah, Villefort bertemoe pada Commissaris politie jang menoenggoe padanja, dan ia lantas berkata pada orang itoe:

»Saja soedah batia itoe soerat, Toewan! dan baik

sekali kaoe soedah tangkar orang itoe. Biarlah sekarang kaoe tjeritaken padakoe, aya jang kaoe telah dapat taoe dari hal itoe orang dan itoe koempoelan djahat.”

»Dari hal koempoelan djahat,” sahoet Commissaris itoe: »saia belon dapat taoe apa-apa, segala Soerat jang terdapat pada itoe orang tangkapan, ada terkoempoel di dalam satoe boengkoesan jang saja tjap dan sekarang ada di dalam kantoormoe. Dari hal itoe orang tangkapan, kaoe boleh lihat di dalam itoe soerat toedoehan, jang ia ada bernama Edmond Dantes, stuurman besar dari kapal nama Pharao, jang baroe datang dengan moewatan kapas dari Alexandrie dan Smyrna, dan ada poenjanja firma Morrel & Zoon di Marseille.”

— »Apa sabelonnja bekerdja di kapal soedagar, orang itoe taoe bekerd'a pada angkatan-laoet?”

— »Tida Toewan! orang itoe masih moeda sekali.”

—»Oemoer brapa?”

— »Paling banjak poen sembilan blas atawa doewapoeloeh tahon "

Di itoe waktoe, sedang Villefort berdjalan di tikoengau djalanan Conseils, datanglah saorang mengamperi kapadanja. Orang itoelah toewan Morrel,

»Ha! Toewan Villefort!" kata itoe toewan Morrel: »saja merasa beroentoeng sekali oleh kerna dapat bertemoe padamoe. Tjobalah kaoe ingat, tjara bagimama orang soedah kaliroe: baroesan orang soedah tangkap Edmond Dantes, stuurman besar dari kayalkoe !”

»Saja soedah taoe hal itoe, Toewan!” sahoet Villefort: »sekarang poen sa'a hendak periksa perkara itoe."

»O, Toewan!” kata poela toewan Morrel: »kaoe tida kenal pada itoe orang, jang tertoedoeh ada berboewat salah, tapi saja kenal baik padanja itoe: dia itoe saorang jang beridat amat haloes dan berhati amat beresih di dalam doenia, dan ampir saja brani bilang, bahoewa dia itoe saorang jang paling mengarti hal pelajaran di antara orang-orang perniagaan. Ach, Toewan Villefort! saja harap sekali mana nanti oendjoek kamoerahan hati kapadanja itoe." Sabagimana telah kataoean, Villefort itoe ada teritoeng pada orang-orang bangsawan di dalam kota Marseille, dan toewan Morrel teritoeng pada orang-orang perniagain : toewan Villefort ada mendjoendjoeng Baginda Radja, sedang Morrel ada terdoega mendjadi orang Bonapartisch di dalam rasia. Villefort melihat dengan mata miring pada itoe soedagar, laloe berkata padanja itoe:

“»Kaoe sendiri taoe, Toewan Morrel! bahoewa orang boleh beradat haloes di dalam kahidoepan sahari-hari, boleh berhati beresih di dalam hal berniaga, boleh pintar di dalam pakerdjainnja, tapi maski bagitoe, boleh djoega orang bersalah besar di dalam perkara negri. Kaoe taoe betoel hal itoe, boekan?”

Sedang bilang bagitoe, toewan Villefort itoe bantingken soewaranja di dalam itoe perkataan-perkataan jang paling belakang, seperti ia hendak njataken, bahoewa bitjaranja itoe ada menoedjoe pada halnja toewan Morrel itoe sendiri: djoega toewan Villefort itoe memandang dengan sorot mata jang tadjam kapada itoe toewan soedagar, jang soedah brani meminta kamoerahan aken goena lain orang, sedang ia misti taoe, bahoewa ia sendiri ada perloe kamoerahan itoe.

Moekanja toewan Morrel djadi merah: kerna di itoe waktoe toewan itoe merasa, jang ia poenja ingatan di dalam perkara negri tida beresih adanja. Tapi tiada loepoet ia berkata poela:

»Sangat saja meminta padamoe, Toewan Villefort! biarlah kaoe adil sabagimana jang memang wadjib, dan biarlah kaoe berhati moerah sabagimana biasamoe sanantiasa, dan sigra poelangken kombali itoe Dantes kapada kita-orang."

Itoe perkataiin »kapada kita-orang” ada berbaoe koempoelan djahat di depan itoe toewan Villefort. Toewan Morrel maoe membilang: »pada saja dan perseroekoe,” tapi oleh Villefort dianggep lain.

»Hm-hm! kapada kita-orang!” kata toewan Vil- lefort itoe di dalam hati : »apa itoe Dantes ada teritoeng djoega pada anggota-anggota dari koempoelan rasia ini atawa itoe, maka penoeloengnja ini pake bahasa ;;»kita-orang?”;; Kaloe akoe tida salah dengar, Dantes itoe tertangkap di dalam satoe roemah-makan, sedang ia ada berkoempoelan sama banjak orang. Brangkalilah djoega sedang ada lelang di roemah itoe.”

Habis berkata-kata bagitoe di dalam hati sendiri, toewan Villefort itoe lantas berkata pada toewan Morrel :

»Toewan! aken hal itoe djanganlah kaoe koewatir: orang jang terdakwa itoe, tantoe sekali dapat kabenarannja, kaloe ia tida bersalah: aken tetapi djika ia ada salah, tantoelah djoega saja djadi terpaksa aken lakoeken kawadjibankoes kerna, kaoe poen tantoe taoe, Toewan! bahoewa di masa ini kita-orang ada hidoep di dalam tempo kasoekaran, hingga saande orang jang salah, tida dapat hoekoeman, dia itoelah nanti djadi toeladan djelek.”

Tempo ia berkata-kata bagitoe, toewan Villefort itoe soedah sampe di depan roemah sendiri: maka sahabisnja berkata, lantas sadja ia memanggoet sedikit. pada toewan Morrel, dan teroes masoek ka dalam roemah, hingga toewan itoe djadi tinggal berdiri dengan tertjengang, di mana ia ditinggalken.

Di pertengahan jang paling depan pada roemah itoe, ada banjak soldadoe dan hamba politie, dan di tengah marika itoe ada Edmond Dantes jang terdjaga baik dan terpandang oleh banjak mata jang, sorotnja ada njataken kabentjian hati.

Villefort djalan meneroes di pertengahan itoe, sambil melirik pada Dantes, dan sasoedahnja trima satoe boengkoesan jang diserahken padanja oleh hamba politie, ia masoek ka pertengahan sabelah dalam, sambil berkata :

»Bawa masoek itoe orang tangkapan!”

Maskiroen melinken melihat salirikan sadja, toewan Villefort itoe soedah boleh mendoega, orang ana adanja itoe Dantes jang moeda: dari pada djidat jang negla, Villefort mendapat taoe, bahoewa Dantes itoe saorang beringatan terang, sedang sorot matanja Dantes ada njataken kagagahan, dan ajer moekanja ada oewarken hati jang baik.

Hal itoelah ada djadi kaoentoengan aken Dantes, tapi Villefort sering kali soedah dengar orang berkata, bahoewa perasain jang datang paling doeloe di dalam hati, itoelah tida boleh dipertjaja: maka dengan padamken ajer-moeka sendiri, ia berdoedoek mengadepi medja toelis, sabiasanja pada waktoe memeriksa perkara.

Sigra djoega Edmond Dantes datang ka hadepannja dan memanggoet dengan hormat.

Moekanja. Edmond itoe ada poetjat, tapi tida kalihatan seperti moekanja orang jang bingoeng.

»Siapa kaoe ini dan apa kerdjamoe?” kata Villefort sambil membalik-balik lembar lembaran soerat jang ia telah trima dari hamba politie.

»Saja beraama Edmond Dantes, Toewan!” sahoet Edmond dengan soewara sabar dan terang: »dan ada djadi stuurman besar di kapal Pharao, poenjanja firma Morrel & Zoon.

— »Brapa tahon oemoermoe?"

— Sembilan belas, Toewan!”

— »Pada waktoe kaoe ditangkap, kaoe lagi ber: boewat apa?”

— »Saja lagi berkoempoel di dalam saja poenja perdjamoein toendangan, Teewan!"

Sedang berkata bagitoe, soewaranja Edmond ada bergoematar sedikit: kerna besar sekali kabedaan rasa hatinja jang ada pada waktoe ia lagi berdjamoe, dengan jang ada pada waktoe sekarang, sedang ia berdiri di hadepan hakim.

»Kaoe lagi berdoedoek di dalam kaoe poenja perdjamoetin toendangan!” kata Villefort dengan merasa kasihan. »Ja, Toewan!" sahoet Edmond: »saja lagi maoe berangkat nikah sama satoe prampoewan jang saja soedah tjintai tiga tahon lamanja."

Maskipoen tida berhati lembek, Villefort itoe merasa djoega terharoe oleh kaidainnja Edmond, dan Edmond itoe poenja soewara jang goemetar, ada membri rasa ngiloe kapada hati. Villetort poen teringat bahoewa ia djoega ada di dalam ia poenja perdjamoetin toendangan dan ada sedangnja merasa amat beroentoeng, tempo ia terganggoe oleh orang jang panggil padanja aken berlaloe dari itoe medan kagirangan, soepaja membantoe roesakken kasenangannja sasama manoesia, jang djoega sedang merasa amat beroentoeng seperti ia sendiri.

Villefort berkata di dalam hati: »Kaloe sebentar akoe datang kombali di itoe perdjamoetin di roemahnja toendangankoe, tiada oeroeng orang nanti berkata, bahoewa adjaib adanja hal, oleh kerna ini orang tangkapan djoega ada sedang membikin perdjamoein penganten” Komoedian ia lantas berkata pada Dantes:

»Teroeskenlah omongmoe, Toewan!”

»Dengan hal apatah saja misti bitjara?” kata Edmond.

»Dengan membri katerangan kapada pengadilan ”

»Biarlah pengadilan bilang padakoe,” sahoet Edmond: »ia ingin dapat katerangan di dalam perkara apa, saja nanti bilang kapadanja, apa jang saja taoe, tapi haroeslah saja membilang lebih doeloe, jang saja tida taoe banjak hal ini atawa itoe."

»Apa kaoe soedah bekerdja djoega di bawah perintah Napoleon?” kata poela Villefort.

»Sedang saja maoe masoek bekerdja rada angkatan-laoet, baginda itoe terdjatoh dari kabesarannja,” sahoet Edmond.

»Orang bilang, kaoe poenja pikiran atas perkara negri ada -terlaloe tida pantas,” kata Villefort, sedang tida sekali ada orang bilang apa apa padanja dari hal pikirannja Edmond itoe.

»Saja poenja pikiran atas hal negri!” kata Edmond dengan tertjengang: »Saja poenja pikiran! Ach! saja merasa maloe, oleh kerna belon sekali saja taoe teritoeng pada fihak ini atawa itoe di dalam perkara negri: saja baroe beroemoer sembilan belas tahon sadja, sabagimana tadi saja soedah bilang padamoe, saja tida taoe satoe apa di dalam perkara negri dan saja tida sekali ada kamampoein aken melakoeken satoe apa di dalam perkara itoe, aken sedikit pengartian, jang ada padakoe, dan aken soewatoe pakerdjain ketjil jang saja ingin, dan saja nanti dapat, kaloe orang pertjaja pada saja, — maka aken itoelah saja nanti haroes bersoekoer kapada toewan Morrel sadja. Djoega saja poenja antero pikiran melinken ada aken tiga perkara sadja: saja sajang ajahkoe, saja hormati toewan Morrel dan saja tjintat Mercedes dengan sagenap hati. Itoelah sadja, Toewankoe! jang saja bisa bilang pada pengadilan: kaoe tantos merasa, jang samoewa itoe tida berfaedah banjak di hadepanmoe”

Toewan Villefort mengawasi sadja pada moekanja Edmond Dantes jang kalihatan ada sabar sekali, dan sedang bagitoe, toewan itoe beringat pada perkataianja nona Rene, jang maskipoen tida kenal pada Edmond, soedah ada meminta djoega, soepaja ia (Villefort) oendjoek kamoerahan hati pada itoe orang tangkepan.

Dari sebab biasa beroeroesan sama pendjahat-pendjahat, adalah toewan Villefort itoe merasa, bahoewa omongnja Edmond ada djadi kanjataiin jang Edmond itoe tida bersalah. Dan lagi maskipoen Villefort tida berlakoe manis, roepanja, soewaranja dan kalakoeinnja Edmond ada oewarken sadja ka: sabaran dan karendahan hati.

»Demi Allah!” kata Villefort di dalam hati: sinilah satoe anak moeda jang manis sekali: akoe rasa, akoe tiada nanti merasa berat aken senangken hatinja Reng dengan lantaran toeroeti ia poenja permintaan jang pertama, hingga ia nanti tersenjoem padakoe dihadepan orang banjak dan menjioem kapadakoe di tampat soenji.”

— Oleh kerna beringat bagitoe, hatinja Villefort djadi enak sekali, hingga moeka jang asam djadi berobah manis.

»Toewan!” katanja pada Edmond: sapa kaoe ada bermoesoehan djoega pada orang ?”

»Bermoesoehan!” kata Edmond: »saja ini haroes dikataken sadja saorang jang di kolong-kolong, hingga halnja dirikoe ini tida bisa menerbitken moesoeh. Saja poenja hati brangkali djoega ada terlaloe gam ang djadi panas, tapi salamanja poen saja tahan-tahan napsoenja. Ada sapoeloeh atawa doewa blas matroos di bawah saja poenja perintah. Biarlah orang tanjaken halkoe pada marika itoe, Toewan! Saja brani tantoeken, jang ia-orang nanti berkata, bahoewa ja ada tjinta padakoe, boekan seperti pada baya, sebab saja ada terlaloe moeda, tapi seperti kapada soedara toewa.”

— Tapi, kaloe kaoe tida ada poenja moesoeh, brangkali djoega ada orang-orang jang berdengki kapadamoe, kaoe inipoen bakal diangkat djadi kapitein, sedang kaoe baroe beroemoer sembilan blas sadja! djabatan itoe ada tinggi di antara orang. orang jang sadaradjat dengan kaoe, dan lagi kaoe ini nanti menikah pada prampoewan eilok jang tjintai kaoe, itoelah satoe peroentoengan bagoes jang langka adanja di dalam ini doenia. Ini doewa perkara bagoes boleh djadi menerbitken moesoeh aken dirimoe "'

— »Benar sekali omongmoe, Toewan! Kaoe poen haroes mengenal baik pada manoesia. Boleh djadi doewa perkara itoe ada mendatengken moesoeh-moesoeh padakoe ini. Tapi kaloe ini moe: soeh-moesoeh ada di antara sobat-sobatkoe, saja lebih soeka tida mendapet taoe siapa adanja itoe, soepaja saja tida terpaksa aken membentji kapadanja.”

— »Kaoe salah, Toewan Edmond! Dengan sabrapa boleh kaoe misti bisa melihat terang pada sekalian jang ada di sapoetar dirimoe. Kami rasa, kaoe ini soewatoe anak moeda jang baik, hingga di dalam perkaramoe ini kami maoe meninggalken kabiasaiinkoe, dan membri toeloengan boewat kaoe dapatken sedikit katerangan, dengan bri taoe padamoe, toedoehan apa jang telah djadi lantaran aken kaoe diantarken ka hadepankoe. Lihatlah mi soerat toedoehan! apa kaoe kenali toelisan siapa adanja ini?”

Sambil berkata bagitoe, Villefort kaloewarken itoe soerat toedoehan dan kasiken itoe pada Edmond, jang lantas batja boeniinja. Moekanja Edmond itoe diadi goeram dan ia lantas berkata:

sTida, Toewankoe! saja tida kenali toelisan ini. Saja rasa, orang jang toelis ini, soedah robah toelisannja, tapi toch toelisan ini ada rata sekali: maka njatalah, jang ia telah tertoelis oleh satoe tangan jang gapa. Saja merasa beroentoeng besar, oleh kerua perkarakoe ini diperiksa oleh saorang jang berhati baik seperti kaoe, Toewan! kerna orang jang toelis ini soerat toedoehan, tantoe sekali saorang dengki adanja, dan dengan sasoenggoehnja satoe moesoeh aken dirikoe.”

Sedang moeloetnja berkata bagitoe, matanja Edmond ada kalihatan bergoemirlap seperti api, hingga Villefort boleh doega-doega, bagimana besar .adanja Edmond poenja amarah jang tertoetoep de: ngan kasabaran.

»Biarlah sekarang,” kata poela Villefort: »kita tjari taoe lebih djaoeh. Menjahoetlah dengan teroes-terang kapadakoe, Toewan! boekan seperti orang dakwaiin sahoeti ia poenja hakim, hanja seperti orang jang dapat toedoehan palsoe, sahoeti pertanjaannja orang jang beringat baik kapadanja. Perkara apatah jang benar di dalam ini soerat toedoehan?”"

Dan sambil bilang bagitoe, Villefort limparken ka atas medja itoe soerat toedoehan jang Edmond telah poelangken padanja.

»Samoewa perkara jang terseboet di soerat itoe, tiada benar, Toewan!” sahoet Edmond: »baginilah adanja hal jang sabenarnja, jang sekarang saja maoe kataken dengan bersoempah demi kahormatan dirikoe, demi katjintainkoe pada Mercedes, dan demi kahidoepannja ajahkoe!...”

»Ja, bitjaralah dengan kabenaran jang beresih, Toewan!” kata Villefort. Komoedian hakim ini berkata di dalam hati sendiri: »Kaloe Reng melihat padakoe di ini waktoe, akoe rasa ia senang sekali, dan ia tida seboetken lagi akoe ini toekang membatjok leher orang.”

»Bagini, Toewan!" kata Edmond jang teroesken omongnja: »Satelah kita-orang berangkat dari Napels, kapitein Le Clsre dapat sakit panas. Dari sebab di dalam kapal tida ada doktor, dan kapitein tida maoe mampir di tampat-tampat jang diliwati kapal, oleh kerna ia ingin lekas sampe ka poelo Elba, maka penjakitnja djadi bertambah berat, hingga pada katiga hari, tempo ia mendapat rasa dihamperi elmaoet ia panggil saja ka dalam kamarnja. — »»Dantes,” kata kapitein itoe: »biarlah kaoe bersoempah demi kahormatan dirimoe, jang kaoe nanti lakoeken ava jang akoe nanti bilang padamoe. Perkara amat besar ada bergantoeng pada hal ini.””

— »»Saia bersoempah, Kapitein!”” sahoetkoe kapadanja. — »»Dengarlah!” kata kapitein: »dari sebab djikaloe akoe djadi mati, djabatankoe pindah kapada stuurman besar, maka kaoelah nanti memerintah di kapal ini. Kaoe misti singgahken kapal ini di poelo Elba, dan kaoe naik ka darat di Porto Ferrajo, kaoe misti mengadep pada Groot-Maarschalk dan serahken padanja soerat ini. Brangkali djoega orang nanti kasih padamoe satoe soerat dan titahken kaoe pergi antarken itoe kapada orang jang dialamati. Kaoe misti lakoeken, Dantes, kerdjain jang telah diserahken kapadakoe, hingga segala kaoentoengan jang terbit dari kerdjain itoe, nanti datang padamoe.”” — »»Saja nanti lakoeken apa jang kaoe pesan, Kapitein!” sahoetkoe: »tapi brangkali djoega orang tida boleh datang dengan gampang pada itoe Groot-Maarschalk, sabagimana kaoe ada kira”"

»Di sini ada satoe tjintjin, jang kaoe boleh kirimken kayada Groot-Maarschalk itoe, dan tjintjin ini nanti hilangken segala sangkoetan.”” Pada hari esoknja kapitein itoe lantas meninggal doenia."

»Dan kaoe lantas berboewat apa?" kata Villefort.

»Saja perboewat apa jang saja misti lakoeken,” sahoet Edmond: s»sabagimana nanti diperboewat djoega oleh segala orang jang ada di tampatkoe. Permintainnja saorang jang ampir mati, ada soetji, Toewan ! tapi di antara orang-orang pelajaran permintaannja satoe kapala ada djadi satoe perintah jang misti dilakoeken. Maka dengan menoeroet perintah itoe, saja toedjoeken kapal ka poelo Elba dan pada hari esoknja saja sampe di sana. Saja membri perintah, soepaja samoewa orang berd am sadja di kapal, dan saja naik sendirian ka darat."

»Sabagimana. saja telah mendoega, orang tiada maoe antarken saja ka hadepan Groot-Maarschalk : tapi saja lantas kirimken pada pembesar ini, itoe sasele tjintjin jang misti djadi satoe pertandaan: komoedian segala pintoe lantas diboekaken aken saja masoek mengadep. Groot-Maarschalk menanjaken padakoe hal wafatnja kapitein Le (lere, dan sabagimana kapitein telah bilang padakoe, Groot-Maarschalk itoe kasihken padakoe satoe soerat, sambil membri perintah, soepaja saja sendiri nanti bawa soerat itoe ka kota Parijs. Saja lantas berdjandji aken lakoeken perintah itoe: kerna dengan lakoeken itoe, saja poen djadi menoeroet pada kahendaknja kapitein Le. Clere. Satelah sampe di palaboehan Marseille, saja lantas oeroes segala perkara kapal, laloe saja pergi kapada toendangankoe, jang saja dapatken ada dengan slamat dan djadi lebih eilok, dan lebih djoega tjintanja kapadakoe. Dengan toeloengannja toewan Morrel, segala perkara jang misti dioeroes sama gredja, djadi dapat diselesehken dengan sigra: pendeknja tjerita, Toewan! saja ada di dalam-saja poenja perdjamoein toendangan: lagi satoe djam sadja, saja aken berangkat nikah, dan saja telah berniat aken berangkat pergi ka Parijs pada hari esok, sedang bagitoe, saja ditangkap oleh kerna adanja itoe soerat toedoehan, jang kaoe sendiri tida hargai.”

»Ja, ja,” kataVillefort: sapajang kaoe bilang, boleh djadi ada benar bagitoe, dan kaloe kaoe ada salah, itoelah ada dengan lantaran koerang beriiti-ati: tapi ini hal koerang beriti ati ada djadi sah oleh kerna adanja perintah dari kaoe poenja kapitein. Serahkenlah pada kami itoe soerat jang kaoe trima di poelo Elba, dan berd:andjilah demi kahormatanmoe, jang kaloe sadja kaoe d'panggil, kaoe nanti lantas datang mengadep: lantas sekarang djoega kaoe boleh balik kombali pada sobat-sobatkoe.”

— »Kaloe bagitoe, saja dapat poelang sekarang djoega, Toewan!”

— »Ja, tapi kasihkenlah itoe soerat.”

— »Tantoe sekali soerat itoe ada di hadepanmoe, Toewan! kerna orang soedah ambil itoe beserta soerat-soeratkoe jang lain-lain, dan saja kenali bebrapa poetjoek dari antara soerat-soerat itoe di dalam ini toempoekan soerat-soerat di medjamoe."

— »Toenggoe,” kata poela Villefort kapada itoe Edmond Dantes jang soedah merabah pada topi: »toenggoelah sebentaran! kapada siapatah soerat itoe dikirimken ?”

—”Kapada toewan Noirtier di djalanan Cog: Heron, di Parijs.”

Djikaloe geledek djatoh di hadepannja, Villefort itoe tida nanti djadi lebih terkedjoet, dari pada di itoe waktoe. Ia banting dirinja ka atas itoe korsi, dari mana ia telah berbangkit aken ambil itoe toempoekan soerat-soerat, jang orang telah rampas di roemahnja Dantes. Dengan tjepat ja lihat satoe per satoe, laloe ia angkat sapoetjoek, jang membri rasa “sangat koewatir kapadanja.

»Toewan Noirtier di djalanan Cog-Hltron, roemah no. 13," kata Villefort dengan soewara perlahan, sedang moekanja ada kalihatan bertambah-tambah poetjat. :

»Ja, Toewan!" kata Edmond dengan merasa heran: sapa kaoe kenal padanja itoe?”

»Tida!” sahoet Villefort dengan tjepat: »Baginda Radja poenja hamba jang satia, tida sekali ada kenal pada orang dari koempoelan rasia.”

»Kaloe bagitoe ada perkara koempoelan djahat?” kata Edmond jang tadi merasa senang, tapi sekarang ada merasa lebih koewatir dari pada Villefort: »Tapi maski ada perkara apa poen, Toewan ! seperti: tadi saja soedah bilang, saja tida sekali taoe apa boenjinja itoe soerat, jang saja misti bawa ka Parijs.” »Ja,” kata Villefort: »tapi kaoe taoe namanja itoe orang, jang misti trima soerat ini."

— »Soepaja bisa serahken sendiri soerat itoe kapada orang jang diilamati, tantoe sekali saja misti taoe namanja itoe orang.”

— »Tapi kaoe tida kasih lihat soerat ini kapada lain orang?”

— »Tida sekali ada orang soedah melihat soerat itoe, Toewan!”

Sedang bagitoe, Villefort boekaken itoe soerat dan batja boenjinja.

»Kaloe bagitoe," kata poela Villefort: »tida ada orang taoe, bahoewa kaoe ada membawa dari poelo Elba satoe soerat boewat toewan Noirtier ?”

»Tida sekali, Toewan!” sahoet Edmond: »katjoewali itoe orang jang soedah ka: liken soerat itoe kapadakoe.”

»Terlaloe banjak, itoe poen ada terlaloe banjak!” kata Villefort dengan perlahan, sedang moekanja bertambah-tambah djadi padam. Ia poenja moeka jang djadi berwarna poetjat dan ia poenja tangan jang bergoemetar, ada haroeken hatinja Edmond.

Sahabis batja itoe soerat, Villefort toendjang kapalanja dengan sabelah tangan dan tinggal berdoedoek diam salakoe orang jang berdoeka sangat.

»Och, Allakoe!” kata Edmond dengan merasa kaget sedikit: »kaoe mengapa, Toewan?”

' Villefort tida menjahoet: sasoedah berselang sakoetika, ia mengangkat moekanja jang poetjat, laloe membatja itoe soerat aken kadoewa kali.

»Kaoe bilang, kaoe tida taoe boenjinja ini soerat?” katanja poela pada Edmond.

»Demi kahormatankoe, saja oelang katakoe, Toewan!” sahoet Edmond: »saja tida tave boenjinja itoe;... he, kaoe mengapatah? Astaga! kaoe ada sakit, Toewan! apa kaoe maoce saja memanggil orang ka sini?”

»Tida, Toewan!” kata Villefort dengan lekas:

»djanganlah kaoe panggil orang: kami sendiri haroes memerintah di sini, boekan kaoe,”

»Toewan!” kata Edmond dengan goesar: »saja

melinken hendak menoeloeng kapadamoe, lain tida.”

»Kami tida perloe apa-apa,” kata poela Villefort : »kami merasa mabok saliwatan, lain tida: biarlah kaoe ingat sadja pada perkaramoe, dan djangan openi hal dirikoe. Sahoetilah pertanjainkoe ini!”

Edmond menoenggoe, tari tiada djoega ia ditanja Villefort menjender pada senderan-korsi, menjapoe keringat dingin jang ada di djidatnja, laloe membatja aken katiga kali itoe soerat jang memang ia belon lepasken.

»O, kaloe ini Edmond Dantes taoe, apa boenjinja ini soerat," kata Villefort di dalam hati sendiri : »atawa kaloe ia taoe, bahoewa Noirtieritoe bapakoe sendiri, — tantoe sekali akoe ini dapat tjilaka besar aken salamanja!” Sedang bagitoe, sebentar-bentar ia mengawasi pada Edmond, salakoe ingin dapat lihat orang ini ampoenja hati.

Komoedian dengan terkoenjoeng-koenjoeng ia berkata: »O, biarlah kita pertjaja!”

»Kerna Allah, Toewan!” kata Edmond Dantes: »sainde kaoe belon pertjaja betoel omongkoe, sainde kaoe masih menaro sjak ataskoe, biarlah kaoe memeriksa lebih djaoehj saja ada sadia aken sahoeti sekalian pertanjainmoe.”

Villefort berdiam sakoetika, laloe ia berkata dengan soewara sabar: »Toewan! satoe kaberatan besar aken dirimoe ada terbit dari pada pemeriksaankoe ini. Maka kami tida berkoewasa lagi aken lepasken kaoe sekarang djoega, seperti tadi kami telah berniat: sabelon kami biarken kaoe berdjalan poelang, kami misti bermoefakat doeloe sama kawankoe. Samantara itoe kaoe soedah melihat, tjara bagimana kami telah berlakoe kapadamoe.”

»Ja, Toewan!” sahoet Edmond: »dan saja ingin njataken soekuer hatikoe kapadamoej kerna lakoemoe kapadakoe ada lebih banjak seperti lakoenja sobat. dari pada pada seperti lakoenja hakim.”

»Sekarang, Toewan!” kata poela Villefort: »kami misti tahan doeloe kaoe ini aken sedikit tempo. Kaberatan jang paling besar aken dirimoe, ialah ini sapoetjoek soerat, dan kaoe lihat...”

Sambil berkata bagitoe, Villefort itoe mengamperi pada perapian, *) limparken itoe soerat ka dalam api, dan awasi itoe sampe soedah terbakar habis ; kamoedian ia teroesken omongnja tadi dengan berkata: »dan kaoe lihat, tjara bagimana akoe linjapken dia.”

»O, Toewan !” kata Edmond: »kaoe ini ada lebih dari adil, kaoe ini saorang soetji!"

Dengarlah,” kata poela Villefort: »sasoedah kami berboewat demikian, kaoe poen tantoe bisa pertjaja, bahoewa kami hendak menoeloeng kapadamoe, boekan?"

»O, Toewan !” sahoet Edmond: bertitah sadja, dan saja nanti lakoeken sekalian titahmoe."

»Boekan,” kata Villefort: »boekanlah perintah jang kami hendak briken padamoe, hanja adjaran."

-— »Katakenlah sadja, dan saja nanti toeroet itoe seperti melakoeken perintah."

» Kami nanti tahan kaoe dj dalam Kantoor Justitie sampe pada waktoe sore: barangkali djoega lain orang nauti datang periksa perkaramoe. Kaoe boleh bilang samoewa perkara jang kaoe soedah bilang padakoe, tapi djangan sekali kaoe seboet itoe soerat jang kami soedah bakar."

— »Baik, Toewan !


__

  • ) Di benoewa Europa pada moesin dingin, orang ada taro di

dalam kamar, atawa pertengahan, suewatoe perapian, di mana orang boleh membakar kajoe atawa areng, soepaja hawa di kamar itoe djadi angat adanja. Di itoe waktoe adalah kalihatan seperti Villefort jang meminta dikasihani, dan Edmond Dantes senangken hatinja hakim itoe.

»Kaoe tantoe merasa," kata poela Villefort: jang dari sebab sekarang ini soerat itoe soedah dilinjapken, melinken kita berdoewa sadja jang taoe hal adanja itoe, dan tida ada saorang nanti bisa oendjoek boektinja itoe; maka djika ada orang tanjaken, kaloe-kaloe kaoe ada membawa soerat dari poelo Elba, biarlah kaoe moengkir sadja; moengkir dengan tetap, dan kaoe nanti slamat."

--»Saja nanti moengkir, Toewan! djanganlah kaoe koewatir aken hal itoe."

»Soekoer!" kata poela Villefort, sambil memegang pada kelenengan. Tapi sabelon ia gojangken itoe, ia menanja pada Edmond:

»Apa tjoemah itoe satoe soerat sadja jang ada padamoe?

»Ja, Toewan! tjoemah itoe satoe sadja."

->Biarlah kaoe bersoempah!" Edmond menoendjoek ka atas, sambil berkata: »Saja bersoempah !"

Villefort gojangken kelenengan, dan Commissaris politie lantas datang mengamperi. Villefort berkata dengan berbisik di koeping ponggawa itoe, jang menjahoet sadja dengan memanggoet.

»Toeroetlah ini toewan berlaloe !" kata Villefort kapada Edmona jang lantas memanggoet dan mengikoet itoe Commissaris politie berdjalan pergi.


Baroe sadja doewa orang itoe berlaloe dari dalam itoe pertengahan, Villefort lantas merasa lelah, hingga salakoe orang jang ampir pangsan, ia berdoedoek diam dengan menjender di korsinja. Soedah berselang sakoetika lamanja, ia berkata sendiri-diri dengan soewara perlahan :

»Ach, Allahkoe! pada perkara apatah kahidoepan dan peroentoengannja manoesia tida bergantoeng ! "““sainde di ini hari Procureur Baginda Radja ada di ini kota Marseille, atawa orang tiada panggil padakoe, hanja panggil hakim Instructie, *) tantoe sekali akoe mendapat tjilaka besar! tantoe sekali itoe soerat doerhaka soedah bangtingken akoe ka dalam kabinasain! O, ajahkoe ! ajahkoe ! apa salamanja sadja kaoe mendjadi sangkoetan di djalanannja peroentoengankoe jang baik ? salama-lamanja akoe misti dapat kasoekaran dengan lantaran kalakoeanmoe jang dari doeloe?"

Aken tetapi satelah habis berkata bagitoe, dengan terkoenjoeng-koenjoeng moeka Villefort itoe djadi terang, kerna adanja satoe ingatan jang baroe datang. Villefort itoe tersenjoem dan berdiam dengan berpikir. Komoedian ia berkata:

»Ja! itoe soerat jang misti mendatangken katjilakain padakoe, brangkali djoega ia djadi satoe djalan aken akoe mendapat perkara bagoes: hajolah Villefort! bekerdjalah dengan sigra.”


_________

  • ) Jaitoe hakim jang misti memeriksa paling doeloe. Sasoedahnja dapat taoe dengan tantoe, bahoewa

Edmond Dantes soedah tida ada di pertengahan loewar, Villefort lantas berdjalan dengan sigra menoedjoe ka roemah toendangannja.


__________

VIII.

BENTENG d'IF.

Satelah datang di pertengahan-loewar, itoe Commissaris politis membri tanda pada doewa soldadoe pengawal, jang lantas datang mengapit pada Edmond Dantes, sedang lain soldadoe boekaken satoe pintoe boewat orang djalan meneboes dari itoe pertengahan ka dalam Astana Justitie, laloe sakoetika lamanja Dantes dibawa berdjalan di dalam satoe gang pandjang dan gelap, jang menerbitken rasa takoet pada orang jang tida ada ampoenja salah.

Seperti roemahnja Villefort ada terhoeboeng pada Astana Justitie, bagitoelah djoega Astana itoe ada terhoeboeng pada roemah boewi, satoe roemah kadoekatin jang melengket pada itoe Astana,

Sasoedahnja memboelat-belot berdjalan di dalam gang jang gelap, Edmond Dantes sampe ka depan satoe pintoe jang pake kisi-kisi besi. Itoe Com-missaris politie mengetok dengan paloe besi pada pintoe itoe, dan Dantes ada merasa seperti paloe itoe memoekoel kapada hati. Sigra djoega pintoe itoe diboekaken, dan soldadoe-soldadoe lautas toelak Dantes dengan perlahan, soepaja berdjalan rnasoek. Sasoedah Dantes ada di dalam, rintoe itoe lautas ditoetoepken kombali,

Di sitoelah Dantes menapas di dalam oedara jang tida bresih : ia poen ada di pemboewian. Orang antarken dia ka dalani satoe karnar jang bresih djoega, tapi pintoenja pake kisi-kisi besi dan terkoentji dari loewar; meski bagitoe, Dantes itoe tida merasa koewatir aken satoe apa, kerna omongannja Villefort jang membri harspan baik, masih terdengar di dalam koeping.

Tempo Dantes masoek di kamar itoe, soedah ada poekoel ampat, dan sabagimuna telah terseboet di atas ini, di itoe tempo ada achir Februari; waktoe siang di tempo itoe masih ada lebih pendek dari malam, maka sigralah djoega Edmond Dantes ditinggalken oleh tjahaja siang.

Semingkin djadi sepi, Dantes semingkin bisa mendengar terang, dan dari sebab ia pertjaja, jang ia nanti dilepasken, maka kaloe ia mendengar sedikit sadja soewara kaki berdjalan, ia lantas berbangkit dan mengamperi pada pintoe ; tapi sigra djoega soewara itoe kadengaran manoedjoe ka tampat lain, dan Dantes berdoedoek kombali di bangkoe papan.

Achir-achir, pada poekoel sapoeloeh di waktoe malam, sedang Dantes moelai hilang harapan, ia dengar kombali soewara kakinja orang jang mengamperi. Tida salah! soewara itoe kadengaran semingkin dekat dan berenti di depan pintoe ; koentji besar dipoetarken, gerendel dikisarken, sang pintoe lantas terboeka, dan kamar itoe di teraugi dengan doewa obor, jang terbawa oleh soldadoe-soldadoe jang datang.

Di sinar api Dantea melihat pedangnja dan sinapan nj a doewa soldadoe. Ja kaget sedikit, oleh kerua soldadoe-soldadm, itoe membawa djoega sindjata api.

» Apa angkaoe dataug mengambil akoe?" kata Dantes.

»Ja," sahoet satoe soldadoe.

- »Dengan perintahnja toewan WakU.Procureur Baginda Radja ?"

- »Tantoelah betoeI bagitos."

- »Baik; akoe sadia aken mengikoet padamoe." Dari sebab ada pertjaja, bahoewa orang datang mengambil dia dengan titahnja toewan Villefort, djadilah Dantes itoe tida merasa takoet lagi; maka dengan senang ia berdjalan dengan terapit oleh itoe soldadoe-soldadoe.

Satelah sampe di leewar pintoe roem ah boewi itoe, Dantes melihat satoe kareta; koesir ada berdoedoek pada tampatna dan di sebelah koesir itoe ada berdoedoek satoe bamba politie.

»Apa kareta iui boewat mengambil akoe?" kata Dantes »Ja!" sahoet satoe soldadoe: »masoeklah!"

Dantes hendak berkata lagi, tapi pintoenja kareta soedah diboekaken, dan ia merasa orang toelak padanja ka dalam kareta itoe. Setelah ia naik ka dalam itoe kareta, ia lantas berdoedoek dengan teräpit oleh doewa soldadoe, sedang doewa soldadoe jang lain berdoedoek di bangkoe di hadepannja dan di itoe waktoe djoega kareta itoe lantas berdjalan.

Kareta itoe ada mirip pada pendjara, kerna pintoe-pintoenja ada pake kisi-kisi besi. Lebih doeloe Dantes tida taoe ka mana kereta itoe menoedjoe; komoedian ia dapat kanjataän, jang kareta itoe ada berdjalan di djalanan Caisserie, dan dengan meliwat di djalanan St.-Laurent dan Tamaris ia menoedjoe ka tepi laoet.

Sigra djoega kareta itoe berenti di depan satoe roemah, dan dari roemah itoe lantas kaloewar doewablas soldadoe pengawal; Dantes melihat sindjata-sindjata marika itoe berkeredep di sinarnja api lantera.

»Apa orang kaloewarken ini kakoewasaän balatantara aken dirikoe ini?" kata Dantes di dalam hati.

Lekas djoega Dantes dapat penjahoetan aken pertanjaännja itoe; kerna tempo pintoenja kareta diboekaken oleh hamba politie, doewablas soldadoe itoe soedah mengadaken doewa barisan dengan lantaran berderek adep-adepan satoe sama lain, moelai dari depan pintoe kareta sampe pada der. maga palaboehan, hingga djikaloe toeroen dari kareta, Edmond Dantes misti berdjalan di antara doewa barisan itoe.

Doewa soldadoe jang berdoedoek di depan Dantes, toeroen paling doeloe dari kareta, laloe Dantes disoeroeh toeroen dengan diikoeti oleh doewa soldadoe jang tadi mengapit padanja. Komoedian marika itoe berdjalan menoedjoe pada satoe praoe jang ada sadia di pinggir dermaga. Sigra djoega Dantes soedah berdoedoek di bagian sabelah belakang di dalam itoe praoe dengan terdjaga oleh itoe ampat soldadoe, sedang hamba politie berdoedoek di bagian sabelah depan; ampat matroos lantas mendajoeng dengan keras, hingga sabentar djoega praoe itoe soedah sampe di loewar palaboehan.

Dantes ada merasa enak hati, oleh kerna sekarang ia menapas di oedara beresih jang berhawa sedjoek dan membri kasegaran padanja

»Ka manatah angkaoe ini membawa akoe?" kata Dantes pada soldadoe-soldadoe itoe

»Sebentar kaoe nanti dapat taoe," sahoet marika.

--- »Tapi....

»Kita-orang tida boleh membri katerangan apa-apa padamoe."

Dantes mengarti kaharoesannja orang jang djadi hamba; maka ia rasa, tida bergoena menanjaken apa-apa pada satoe hamba jang telah dapat perintah aken djangan menjahoet; sebab itoe djadilah ia berdiam sadja. Sedang bagitoe, ia mendapat satoe sangkaan jang asing: dari sebab dengan satoe praoe ketjil tiada boleh orang berlajar djaoeh, dan tida ada kalihatan kapal jang berlaboeh di tampat dekat, djadilah ia (Dantes) mendoega bahoewa orang membawa dia ka satoe tampat jang tida sabrapa djaoeh dan nanti tinggalken dia di sana; ia tida terïkat, dan lagi tida sekali ada orang perboewat apa-apa aken menjoesahi padanja; hal itoelah dirasa olehnja seperti soewatoe alamat baik. Djoega, tiadakah toewan Villefort telah berlakoe baik dan berkata kapadanja, bahoewa kaloe sadja ia tida seboetken narnanja toewan Noirtier, ia traoe sah takoet satoe apa? Tiadakah toewan Villefort soedah linjapken di hadepannja sendiri itoe satoe soerat, jang sendiri sadja boleh djadi kasaksian jang memberati ?"

Sebab beringat bagitoe, djadilah Dantes meno~nggoe dengan berdiam dan berpikir, dan dengan matanja orang palajaran jang biasa melihat di tampat gelap, ia melihat koeliling.

Praoe itoe ada meliwat dengan tinggalkeu poelo Rotonneau di sabelah kanan, di mana ada martjoeapi, dan sigra djoega kaudsraän itoe sampe di betoelan desanja orang Catalaan, jang ada di tampat tinggi di tepi darat. Di betoelan ito elah Dantes melihat betoel-betoel; kerna di desa itoeluh ada Mercedes, dan lagi Dantes ada merasa sadja seperti ada melihat baugoeunja toeboeh prampoean jang berdiri di tampat gelap di basisir.

Siapatah taoe, kaloe di itoe waktoe nona Mercedes ada dapat pirasat, bahoewa toendangan jang tertjinta ada meliwat di satoe tampat jang tiga ratoes lengkah sadja djaoehnja dari padanja !

Sinarnja api satoe palita ada kalihatan berkelik-kelik di desa orang Catalaan.

Dengan memandang pada djoeroesannja sinar api itoe, Dantes ada merasa, bahoewa api itoelah ada menerangi kamarnja nona Mèrcedes. Nona ini sendiri sadja jang masih tinggal bangoen di itoe desa ketjil. Saände Dautes memanggil dengan soewara triak, tiada oeroeng soewaranja nanti terdengar oleh itoe nona.

Tapi Dantes tinggal berdlam sadja; kerna apalah orang nanti bilang, kaloe ia triak-triak salakoe orang gila? Maka salakoe ornng bisoe, ia tinggal memandaug pada itoe sinarnja api palita.

Sedang bagitoe, sang praoe berdjalau teroes-meneroes; tapi Dantes tida ingat pada praoe: ia poen beringat sadja pada Mèreedes.

Praoe itoe : membelot di oedjoeng tandjoeng; dan itoe api tida kalihatan lagi dari itoe praoe. Dantes menengok ka fihak lain, laloe mendapat taoe bahoewa praoe itoe menoedjoe ka tengah lacet. Sedang ia berdoedoek dengan berpikir, matroos-matroos pasangken lajar, dan praoe itoe lautas berdjalau dengan tertoelak angin.

Maskipoen Dantes ada merasa tida enak aken tanjaken lagi apa·apa pada soldadoe, tida loepoet ia berbalik pada marika itoe, dan sambil memegang pada tangannja satoe dari orang-orang itoe, ia berkata :

»Sobat ! dengan mengoesoet pada hati sendiri, biarlah kaoe ini merasa kasihan kapadakoe dan sahoeti pertanjaänkoe. Akoe ini kapitein Dantes, saorang baik dan berhati toeloes, maskipoen sekarang akoe tida taoe ada tertoedoeh di dalam perkara koempoelan rasia apa; ka manatah augkaoe membawa akoe ini? Bilauglab itoe kapadakoe! akoe berdjandji padamoe, bahoewa akoe nanti lakoeken kawadjibankoe dan trima sekalian peroentoengankoe."

Itoe soldadoe garoek-garoek kapala dan menengok pada temannja. lni temall gerakken kapala: seperti maoe berkata, jang dari sebab soedah ada di tengah laoet ia rasa tida ada sangkoetan apa apa aken sahoeti pertanjaännja Dantes; maka itoe soldadoe jang pertama lantas menengok dan berkata pada itoe orang tangkapan:

» Kaoe ini saorang Marseille dan saorang pelajaran, tapi kaoe menanja padakoe. ka mana kita-orang menoedjoe."

»Ja," sahoet Dantes: »kerna dengan soenggoeh akoe tida taoe kita-orang ini ada berkandaran ka mana."

- »Apa kaoe tida mendenga apa-apa?"

- »Tida sekali."

- »Moestahil!"

- »Soenggoeh ! - kerna Allah, biarlah kaoe bilangi akoe."

- »Ada larangan !"

- »Larangan itoe tida menjegahken aken kaoe bilang padakoe ini, apa jang sigra djoega akoe nanti dapat taoe; dengan sahoeti pertanjaänkoe, kaoe senangken hatikoe jang tergontjang-gontjang. Akoe menanja padamoe, seperti kaoe ini ada djadi sobatkoe. Dengarlah! tida sekali akoe ada niat aken merontak atawa aken minggat; sekali poen akoe maoe, akoe poen trananti bisa. Ka manatah kita ini berlajar?"

- »Kaloe matamoe tida tertoetoep dan kaoe soedah taoe kaloewar dari palaboehan Marseille, kaoe misti bisa bade, ka mana kita ada menoedjoe."

- »Bagimana boleh !"

- »Melihatlah koeliling !"

Dantes lantas berdiri, dan tantoe sekali ia melihat Paling doeloe ka fihak toedjoeännja praoe; laloe ia danat lihat di satoe tampat jang tida djaoeh poen tjaknja satoe boekit karang, di mana ada satoe benteng jang bernama d'lf.

Dantes jang tida sekali ada ingat pada benteng itoe, djadi kaget sekali dan merasa di dalam hati, seperti orang hoekoeman mati jang dapat melihat penggantoengan: benteng itoe poen satoe pandjara aken orang-orang jang berdosa besar.

»Astaga !" kata Dantes itoe : »benteng d'lf! hal apatah djoega jang "bawa kita-orang ka sitoe ?" Itoe soldadoe tida menjahoet, hanja tersenjoem.

»Tapi," kata poela Dantes: »orang toch tida bawa akoe, aken toetoep akoe di sitoe? Benteng d'If itoe poen satoe pandjara jang dipake sadja aken orang-orang jang bersalah besar di dalam perkara negri, dan akoe ini tida sekali soedah berboewat salah. Apa ada hakim Instructie atawa lain-lain pembesar di benteng itoe?"

»Sabagimana jang akoe taoe," sahoet itoe soldadoe: »di benteng itoe melinken ada satoe gouverneur, satoe djoeroe-pendjara, satoe tangsi soldadoe dan tembok-tembok jang tebal dan koewat. Ach, sobat! boewat apatah kaoe melaga bodo bagitoe!"

Dantes pegang tangan itoe soldadoe dengan keras sekali, seperti ia ada niatan aken remoekken itoe, dan sambil memandang pada soldadoe itoe, ia berkata:

»Apa kaoe ada sangka, jang akoe ini dibawa olehmoe aken dipandjaraken di sana?"

»Memang! sehoet itoe soldadoe: »tapi biar bagimanapoen, sobat! tiadalah perloe kaoe pidjit tangankoe ini."

---»Dipandjaraken dengan tiada diperiksa lagi?"

---»Kaoe soedah diperiksa."

---»Kaloe bagitoe, akoe nanti dipandjaraken, sedang toewan Villefort telah berdjandji....?"

---»Akoe tida taoe, kaloe toewan Villefort ada djandji apa-apa padamoe; tapi akoe taoe betoel, jang kita-orang ada berdjalan ka benteng d'If. He, apatah kaoe bikin? Hola, kambrat! toeloeng!"

Dantes soedah bergerak dengan tjepat aken berangkat memboewang diri ka dalam ajer; tapi ampat tangan jang koewat dapat pegang padanja, di waktoe kakinja telah berlaloe dari praoe. Maka tiada djadi ia tertjeboer ka dalam laoet, hanja terdjatoh ka dalam praoe, di mana ia merontak-rontak dengan keras.

»Hm-hm!" kata satoe soldadoe, sambil dengkoelin dadanja Dantes itoe: »hm-hm! pertjajalah omong jang manis. Sekarang, sobat! djanganlah kaoe bergerak; kerna kaloe kaoe bergerak sedikit sadja, akoe tembak kapalamoe. Akoe soedah tida menoeroet pada perintah jang pertama, tapi sekarang akoe bilang padamoe, bahoewa perintah jang kadoewa nanti ditoeroet betoel-betoel olehkoe !"

Sambil bilang bagitoe, soldadoe itoe poen toedjoeken sinapannja kapada Dantes, hingga moeloet sinapan itoe menempel pada Dantes itoe poenja kapala, sedang kaki dan tangan orang tangkapan itoe ada dipegangi oleh soldadoe-soldadoe jang lain.

Di dalam satoe waktoe Dantes ada berniat aken merontak, soepaja orang lantas boenoeh padanja dan ia djadi terlepas dari pada katjilakaän jang telah menerkam kapadanja dengan terkoenjoeng-koenjoeng. Aken tetapi dari sebab beringat, bahoewa katjilakaän itoe telah datang dengan mendadak, Dantes lantas djadi beringat, bahoewa brangkali djoega katjilakaän itoe tiada nanti menjoesahi lama; komoedian ia beringat djoega pada djandjinja toewan Villefort; djoega adalah Dantes itoe merasa, bahoewa mati di dalam satoe praoe dengan terboenoeh oleh satoe soldadoe, ada terlaloe hina aken. dirinja.

Sebab bagitoe, djadilah Dantes tinggal berdiam, menahan amarah besar dengan menggigit gigi dan mengepal tangan kiri-kanan.

Sedang bagitoe, praoe itoe terbentoer pada karang di tepi darat, dan satoe matroos lantas melompat dari dalam praoe ka atas itoe karang, jang terkena pada haloeän praoe itoe. Boenjinja tambang jang teröeloer dari kerekan, membri taoe pada Dantes, bahoewa praoe itoe soedah sampe pada tampat penoedjoeännja dan sekarang lagi ditambatken pada tepi daratan.

Soldadoe-soldadoe jang mendjaga padanja, lantas pegangi tangannja kiri-kanan, sambil pegangi djoega leher badjoenja, dan paksa padanja aken berbangkit dan naik ka darat; komoedian soldadoe-soldadoe itoe seret Dantes naik di tangga dan masoek di pintoenja benteng, sedang hamba politie jang bersindjata dengan sinapan dan bajonet, mengikoeti di belakangnja.

Dantes ada merasa lesoe oleh kerna amat berdoeka, dan ia djalan dengan perlahan dan limboeng, salakoe orang jang mabok. Ia lihat ada soldadoe-soldadoe jang berbaris pada pinggiran tangga; ia merasa ada tingkat-tingkatan jang paksa ia mengangkatken kaki, dan ia merasa djalan meliwat di satoe pintoe jang lantas djoega ditoetoep; tapi ia tida merasa dengan terang: di itoe waktoe poen ia ada seperti orang jang lajap-lajap, kerna ingatannja djadi boetak, seperti ada tertoetoep dengan kadoekaän. Kapada laoet tiada sekali Dantes itoe maoe melihat kombali: laoet itoe poen ada poetoesken harapannja orang-orang hoekoeman, jang taoe dengan betoel bahoewa ia-orang tida aken bisa melaloei itoe.

Tempo soedah meliwati pintoe, Dantes melihat koeliling salakoe orang jang lingloeng, laloe ia dapat taoe, bahoewa dirinja ada di soewatoe pelataran jang terïdar dengan tembok tinggi. Sanantiasa ada terdengar boenji kakinja pengawal-pengawal jang berdjalan-djalan dengan perlahan, dan pada tiap kali marika itoe meliwat di sinar api dari lampoe-lampoe jang melengket di tembok, kalihatanlah oedjoeng sinapan-sinapannja jang berkeredep.

Di itoe waktoe Dantes tiada dipegangi lagi: orang poen taoe, jang ia tida nanti bisa berlari minggat. Sasoedah berlaloe sedikit waktoe, adalah kadengaran soewara orang jang berkata:

»Di mana adanja itoe orang tangkapan?"

»Di sini!" sahoet satoe soldadoe.

»Biarlah ia mengikoet padakoe," kata poela orang tadi itoe: »akoe nanti antarken dia ka dalam kamarnja." »Djalanlah!" kata itoe soldadoe sambil menoelak pada Dantes.

Dantes lantas djalan mengikoeti pada itoe orang tadi, dan ia dibawa ka dalam satoe kamar di dalam tanah, jang temboknja ada besak, brangkali djoega dengan lantaran kabasahan dengan awap ajer mata. Satoe palita jang berapi ketjil, ada di atas satoe bangkoe kajoe dan menerangi di itoe kamar kadoekaän, hingga Dantes djadi dapat melihat djoega pada roepanja itoe orang jang mengantarken dia orang itoe berpakean boesoek, moekanja poen djelek sekali.

»Di sinilah tampatmoe aken samalaman ini," kata orang itoe: »sekarang poen soedah malam dan toewan Gouverneur soedah tidoer. Besok, kaloe ia soedah bangoen dan dapat taoe adanja perintah aken hal kaoe, brangkali djoega ia nanti membri lain tampat kapadamoe. Di sinilah ada roti; ajer ada di dalam itoe gendi, dan di itoe podjok ada sedikit roempoet kering aken djadi pembaringanmoe; itoelah sadja adanja barang-barang aken orang toetoepan. Slamat tinggal!"

Komoedian, pada sabelon Dantes memboeka moeloet aken menjahoet, pada sabelon ia melihat di mana itoe roti soedah ditaro, pada sabelon ia taoe di mana adanja itoe gendi berisi ajer, pada sabelon ia sempat menengok aken melihat di mana adanja itoe roempoet kering jang misti djadi tampat tidoer, - itoe cipier soedah angkat itoe palita dan koentjiken pintoe dari loewar, hingga Dantes djadi diam di dalam gelap dan boleh mengoesoet-oesoet pada tembok jang basah, kaloe ia maoe.

Pada waktoe sinar terang moelai masoek ka dalam itoe kamar, di mana Dantes ada tertoetoep, datanglah itoe cipier jang kamarin; orang ini telah dapat perintah aken biarken sadja Dantes bertampat di itoe kamar.

Pada waktoe cipier itoe datang, Dantes masih tinggal berdiri djoega pada tampat kamarin, seperti ia ada terpakoe pada tampat itoe; jang kalihatan telah mengisar, melinken bidji matanja jang sekarang ada mentjelos ka sabelah dalam, sedang koelitnja mata ada kalihatan bengoel, seperti ada mengemoe banjak ajer-mata. Di dalam antero malam Dantes itoe soedah tinggal berdiri diam seperti soe-watoe patong, dan tida tidoer barang sakedjap.

Itoe cipier mendekati padanja dan djalan sedikit : di sapoetarnja; tapi Dantes ada kalihatan seperti tida melihat pada cipier itoe, jang lantas sadja tepok poendaknja. Dantes terkedjoet salakoe orang jang kaget pada waktoe ampir mendoesin.

»Apa kaoe tida tidoer?" kata itoe cipier.

»Tidoer? taoelah," sahoet Dantes. Itoe cipier djadi memandang dengan merasa heran sekali, laloe ia berkata poela:

»Apa kaoe tida merasa lapar?"

»Akoe tida taoe," sahoet Dantes.

---»Apa kaoe tida maoe apa-apa?" --»Akoe maoe bitjara pada toewan Gouverneur."

Itoe cipier mengangkatken poendak sendiri, laloe berdjalan pergi.

Dantes mengawasi kapadanja itoe, laloe hendak memegang pada rintoe jang terboeka sedikit; tapi di itoe waktoe djoega pintoe itoe lantas tertoetoep rapat.

Dantes merasa antjoer di dalam hati. Ia poenja ajer mata djadi mengoetjoer deras, dan ia lantas soedjoed ka tanah dan meminta kasihan Allah; komoedian ia lantas beringat-ingat pada segala perkara di dalam kahidoepannja, dan menanja-nanja pada diri sendiri, kadoerhakaän a atah djoega ia soedah perboewat di dalam oemoernja jang masih moeda, maka sekarang mendapat siksa bagitoe roepa.

Satoe hari telah berlaloe. Dantes melinken makan roti sedikit sadja dan minoem ajer sedikit sadja. Sebentar ia berdiri diam dengan berpikir, sebentar ia djalan moendar mandir seperti satoe singa jang terkoeroeng di dalam pendjara besi.

Satoe perkara ada terbitken rasa amat getoen di dalam hatinja Dantes, jang tida bisa habis pikir, mengapa salagi ada di praoe, ia soedah bisa tinggal diam dengan senang, dan tida sekali ada dapat pirasat apa apa jang gontjangken hati. Salagi ada di praoe itoe poen, ia ada poenja sampe banjak tempo aken melompat ka dalam ajer, boekan sadja boewat satoe kali lompat, hanja boewat sapoeloeh kali poen ada tempo; saände ia soedah melompat, tantoe sekali tida ada saorang nanti bisa soesoel padanja: ia poen ada poenja ilmoe berenang, dan lantaran biasa main di ajer, ia bisa sekali seloeloep lama; dengan tertoeloeng oleh kabisaännja itoe, ia poen boleh naik ka darat, boleh kaboer dan mengoempat di tampat soenji sambil menoenggoe kapal Genua atawa kapal Catalaan, laloe boleh mengikoet kandaraän itoe pergi ka Itatië atawa ka Spanje, dari sana boleh menoelis soerat pada Mercedes, soepaja nona ini datang kapadanja. Perkara pengidoepan, ia traoesah koewatirin, maski ia ada di mana djoega: di segala tampat poen djarang ada orang pelajaran jang pande, dan ia mengarti betoel bahasa Italië dan bahasa Spanje. Ja! saände ia soedah dapat melompat dari praoe, tantoe sekali ia boleh hidoep dengan senang beserta Mercedes dan ajah sendiri; kerna ajahnja djoega tantoe sekali nanti datang kapadanja; tapi sekarang ini, oleh kerna ia djadi orang tangkapan dan tertoetoep di benteng d'If, ia tida bisa dapat taoe, apa jang djadi dengan ajahnja atawa dengan Mercedes jang tertjinta, dan ini perkara djelek telah terdjadi, dari sebab ia soedah pertjaja pada djandjiannja Villefort. Sangatlah Dantes itoe merasa njesal di dalam hati, maka ia rebahken dirinja di roempoet kering dengan berlakoe amat moerka.

Pada esoknja, di waktoe pagi, cipier datang kombali. Bagimana sekarang?" kata cipier itoe: »apa pikiranmoe soedah djadi lebih beres dari kamarin?" Dantes tida menjahoet.

»Tetapkenlah hatimoe!" kata poela itoe cipier:

»tiadakah kaoe ingin apa-apa, jang akoe bisa kasih? Bilanglah!"

»Akoe ingin bitjara sama Gouverneur!" kata Dantes.

»Ach!" sahoet cipier: »akoe soedah bilang padamoe, bahoewa permintaan bagitoe tida boleh di trima."

— »Mengapa tida boleh?"

— »Sebab, menoeroet peratoeran pendjara, saorang toetoepan tiada boleh meminta bagitoe."

»Kaloe bagitoe, apatah jang orang boleh minta di sini?" kata poela Dantes

»Orang boleh minta makanan jang lebih baik, tapi dengan membajar," sahoet cipier itoe: »orang boleh minta idsin aken berdjalan-djalan atawa kitab-kitab aken dibatja."

— »Akoe tida perloe kitab, akoe tida ingin djalan-djalan, dan akoe tida ingin makanan jang lebih baik; akoe maoe sadja satoe perkara, jaitoe bitjara sama Gouverneur."

— »Kaloe salamanja kaoe bikin kesal hatikoe dengan permintaan bagitoe, akoe tida nanti bawain kaoe makanan lagi."

— »Kaloe kaoe tida bawain akoe makanan lagi, akoe berangkat ka achirat, dan habis perkara."

Soewaranja Dantes ada njataken pada itoe cipier, bahoewa Dantes itoe nanti merasa senang, kaloe boleh djadi mati; sedang bagitoe, cipier itoe ada merasa, jang kaloe Dantes djadi mati, nanti djadi koerang djoega ia (cipier) poenja kaoentoengan; kerna sasoewatoe orang toetoepan ada mendatangken kaoentoengan kapadanja ampir satengah roepia di dalam satoe hari; sebab itoe djadilah cipier itoe berkata poela dengan soewara sabar:

»Dengarlah! Apa jang kaoe ingin, itoelah satoe perkara jang tida boleh djadi; dari doeloe poen belon satoe kali Gouverneur taoe datang di kamarnja orang toetoepan. oleh kerna permintaan orang itoe; maka djanganlah kaoe meminta lagi bagitoe, hanja biarlah kaoe dengar omongkoe: akoe nanti idsinken kaoe berdjalan-djalan, hingga boleh djadi djoega, jang pada satoe hari kaoe nanti bertemoe pada Gouverneur, sedang kaoe ada di loewar kamar ini; di sitoelah kaoe boleh bitjara padanja, dan kaloe ia maoe sahoeti kaoe, itoelah dia poenja perkara sendiri."

»Tapi," kata Dantes: »brapa lama akoe misti menoenggoe dengan bagitoe, sampe pada waktoe akoe nanti dapat bertemoe?"

— »Itoelah akoe trabisa bilang! brangkali saboelan, tiga boelan, anem boelan, brangkali djoega sampe satahon."

— »Itoe terlaloe lama! akoe maoe lantas dapat bertemoe aken bitjara," — »Ach, djanganlah kaoe tetap sadja mengarapi perkara jang tida aken bisa mendjadi! kaloe tetap sadja kaoe mengarap pada perkara bagitoe, tráoesah djoega sampe satengah boelan berlaloe, kaoe nanti soedah djadi gila."

— »Bagitoe kaoe kira?"

— »Ja! penjakit gila memang bagitoe moelanja. Doeloe telah tertoetoep di sini satoe pandita, jang maoe kasih sajoeta roepia pada Gouverneur, kaloe sadja Gouverneur maoe lepasken dia, dan dari sebab ia mengarap sadja, jang permintaannja nanti ditrima, pandita itoe soedah mendjadi gila."

— »Soedah brapa lama, ia kaloewar dari kamar ini?"

— »Doewa tahon."

— »Apa orang soedah lepasken dia?"

— »Tida, hanja orang toetoep dia di kamar gelap."

— »Dengarlah! akoe ini boekan pandita, dan akoe tida gila; brangkali djoega akoe nanti djadi gila, tapi di ini waktoe ingatankoe masih ada beres sekali. Akoe maoe omongken satoe perkara sama kaoe ini."

— »Perkara apa?"

— »Akoe tida maoe djandji padamoe aken kasih satoe joeta roepia, kerna akoe tida nanti bisa kasih itoe; tapi akoe maoe kasih padamoe tigaratoes franc kaloe sadja pada waktoe kaoe pergi ka Marseille, kaoe maoe pergi ka desa orang Catalaan, dan kasihken di sana satoe soerat pada satoe nona jang bernama Mercedes; soerat itoe tida besar, hanja doewa derek sadja."

— »Ha! kaloe akoe sampeken itoe doewa derek pada siapa poen dan perboewatankoe itoe kataoean, tiadalah oeroeng akoe nanti dipetjajtken dari djabatankoe di sini, jang membri kaoentoengan padakoe sariboe franc di dalam satoe tahon, lain dari pada atsil-atsil jang akoe bisa dapatken, dan lain dari pada makanankoe sendiri; sebab bagitoe, tantoelah akoe ini bodo sekali, kaloe akoe maoe memandang pada tigaratoes franc, sedang dengan lantaran itoe antero kaoentoengankoe boleh djadi terhilang."

— »Baik! kaloe bagitoe dengarlah dan ingat baik-baik! Kaloe kaoe tida maoe kasih taoe pada Gouverneur di sini, bahoewa akoe ingin bitjara sama dia, atawa kaoe tida maoe toeloeng sampeken soeratkoe pada Mercedes atawa toeloeng bilang padanja, bahoewa akoe ada di sini, di hari esok atawa noesa akoe nanti menoenggoe di belakang pintoe, dan pada waktoe kaoe melengkah masoek, akoe hantam kapalamoe dengan ini bangkoe papan, hingga djadi remoek!"

— »Kaoe mengantjam!" kata itoe cipier sambil moendoer satindak: »njatalah kaoe ini moelai djadi gila! itoe pandita poen soedah moelai seperti kaoe; traoesah tiga hari lagi, kaoe ini poen nanti djadi gila seperti dia dan misti diikat. Soekoer sekali ada kamar gelap di ini benteng d'If," Dantes angkat itoe bangkoe dan ajoenken itoe di atasan kapala.

Baiklah!" kata itoe cipier: »dari sebab kaoe maoe djoega, akoe nanti bri taoe permintaanmoe pada Gouverneur."

»Soekoerlah," kata Dantes, sambil taro itoe bangkoe pada tampatnja; laloe ia berdoedoek di bangkoe itoe, sedang matanja ada kalihatan beringas, mirip pada matanja orang gila.

Itoe cipier berdjalan pergi, dan sebentar lagi ia datang kombali bersama sama ampat soldadoe dan satoe koporaal.

»Dengan titah Gouverneur," kata cipier itoe pada itoe koporaal, sambil menoendjoek pada Dantes: »bawalah orang ini ka dalam kamar di sabelah bawah !"

»Ka dalam kamar-gelap? kata itoe koporaal.

»Orang gila misti dikoempoelken serta orang gila di dalam kamar-gelap," kata poela itoe cipier.

Itoe soldadoe-soldadoe lantas memegang pada Dantes jang di itoe waktoe ada malas bergerak, dari sebab tertindis kadoekaän; maka sedikit poen ia tida melawan, hanja teroes sadja mengikoet dibawa djalan.

Ia toeroen limabelas tingkat di tangga tembok, laloe orang masoekken dia ka dalam satoe kamar jang gelap.

Satelah Dantes soedah melengkah pintoe, lantas sadja pintoe itoe ditoetoep. Dantes pergi berdoedoek di satoe podjok, sedang matanja dengan perlahan djadi biasa di dalam gelar dan moelai dapat lihat pada barang-barang jang ada di itoe kamar.

Omongnja cipier itoe tida salah banjak; kerna koerang sedikit sadja, Dantes mendjadi gila.





__________

IX.

DI WAKTOE SORE PADA HARIAN BERTOENDANGAN.


__________


Sabagimana telah terseboet di atas ini, toewan Villefort balik kombali ka roemah toendangannja. Satelah ia sampe di roemah itoe, ia dapatken sekalian tetamoe ada berkoempoel di dalam pertengahan dengan mengadepi tjangkir-tjangkir kopi; sekalian orang itoe ada menoenggoe padanja dengan tiada sabar, lebih lagi nona Rene de Sain Méran; maka satelah ia kalihatan datang, samoewa orang djadi merasa girang.

»Ada kabar apa, Tiang Negri? ada perkara apa?" kata saorang pada Villefort itoe.

»Apa kita-orang ada terantjam oleh bahaja?" kata saorang lain.

»Apa itoe setan Corsika dapat minggat dari Elba?" kata orang jang katiga.

Villefort tida sahoeti orang-orang itoe jang menanja bersama-sama, hanja teroes sadja ia mengamperi pada njonja markies de Saint Méran, dan berkata pada njonja itoe: »Saja minta kaoe bri maäf padakoe, oleh kerna saja terpaksa aken tinggalken kaoe."

Dan sahabis bilang bagitoe, teroes sadja Villefort berkata pada toewan roemah: »Toewan markies! apa saja boleh dapat bitjara berdoewa-doewa sama kaoe?

»He! apa soenggoeh-soenggoeh ada perkara besar?" kata njonja markies dengan merasa koewatier, oleh kerna melihat ajer-moekanja Villefort jang di itoe waktoe ada goeram sekali.

»Besar sekali," sahoet Villefort: »hingga saja terpaksa aken pergi dari ini tampat boewat bebrapa hari."

»Kaoe pergi dari sini!" kata nona René jang mendapat rasa doeka.

»Ja, Nona!" sahoet Villefort: sebab saja terpaksa."

»Ka manatah kaoe ini hendak berangkat?" kata njonja markies.

»Itoe satoe rasia, Njonja!

Samoewa orang berdiam dan memandang satoe pada lain.

»Kaoe telah minta padakoe aken bitjara berdoewa-doewa," katą toewan markies pada Villefort.

»Ja," sahoet Villefort: »biarlah kita pergi ka dalam kaoe poenja kamar-toelis, kaloe soeka."

Itoe markies lantas pegang tangannja Villefort dan berdjalan pergi sama-sama.

»Ada perkara apa?" kata itoe markies, sasoedah. nja ada di kamar-toelis. »Ada perkara jang saja rasa haroes diseboet perkara besar dan mewadjibken padakoe aken berangkat pergi ka Parijs di ini waktoe djoega. Brilah maäf padakoe, kaloe pertanjaänkoe ini ada koerang pantas: apa Negri ada ampoenja oetang padamoe?"

— »Samoewa oewangkoe, banjaknja ampir toedjoehratoes riboe franc, ada terpake oleh Negri."

— »Djoewallah sigra itoe soerat-soerat oetang, Toewan! kaloe tida, tantoe sekali kaoe nanti dapat roegi."

— »Tjara bagimanatah akoe bisa djoewal itoe, sedang akoe ada di sini?"

— »Kaoe toch ada kenal pada satoe makelaar di Parijs. jang biasa djoewal soerat-soerat berharga?"

— »Ja, akoe kenal padanja "

— »Kasih padakoe satoe soerat boewat dia itoe; soeroeh ia djoewal kaoe poenja samoewa soerat berharga dengan lekas sekali, dengan tida sekali memboewang sedikit tempo: brangkali djoega tida nanti kaboeroe ia mendjoewal itoe."

— »Astaga! kaloe bagitoe, djanganlah kita berlakoe ajal!"

Habis bilang bagitoe, teroes sadja markies itoe menoelis satoe soerat kapada makelaar di kota Parijs, soepaja makelaar ini toeloeng lantas djoewal dengan lekas ia poenja soerat-soerat berharga.

Villefort trima soerat itoe, laloe berkata: »Saja misti dapat lagi satoe soerat lain."

— »Boewat siapa?"

— »Boewat Baginda Radja."

— »Boewat Baginda?"

— »Ja."

— »Tapi akoe ada merasa berat aken menoelis teroes kapada Sri Baginda."

— »Saja poen boekan moehoen bagitoe, hanja saja moehoen kaoe minta pada toewan Salvieux, soepaja toewan ini nanti membri padakoe sapoetjoek soerat, boewat saja boleh lantas mengadep kapada Sri Baginda dengan tiada menoeroet atoeran biasa, jaitoe soe, aja saja tiada hilang banjak tempo.

— »Apa tida lebih baik, kaoe datang sadja pada Djoeroe Tjap karadjaän, jang boleh datang ka hadepan Baginda di dalam segala tempo? dengan toeloengan orang itoe, kaoe boleh mengadep di dalam sembarang waktoe.

— »Boleh sekali saja minta toeloengannja; tapi tiada perloe saja bagiken pada lain orang kaoentoengankoe jang nanti terbit dengan lantaran kabar jang saja bawa ka Parijs. Toewan taoe? itoe Djoeroe-Tjap-karadjaän tantoe sekali nanti toelak saja ka belakang dan trima kapoedjian jang saja sendiri haroes mendapat. Saja bilang sadja hal ini, Toewan! saja nanti beroentoeng besar, kaloe saja sampeken ini kabar besar kapada Baginda Radja, sabelon Baginda dikabari oleh lain orang; kerna dengan membawa kabar ini, saja djadi menoeloeng pada Baginda, hingga Baginda tida nanti bisa loepa padakoe." — »Kaloe bagitoe, pergilah kaoe bersadia aken berangkat; akoe nanti panggil toewan de Salvieux dan minta ia toelis itoe soerat aken boekaken djalananmoe ka hadepan Sri Baginda."

— »Soekoer sekali! di dalam tempo saperapat djam saja soedah misti berangkat." koe ini?'

— »Apa karetamoe nanti datang di depan roemah-

— »Ja. Sedang saja bersadia aken berangkat, saja harap kaoe soeka toeloeng kabarken halkoe kapada njonja markies, demikianlah djoega kapada nona Renè, jang saja misti tinggalken dengan merasa doeka."

— »Kaoe nanti dapat bertemoe pada ia-orang, aken membri slamat tinggal kapadanja."

— »Soekoer sekali! ingatlah pada itoe soerat. Itoe markies lantas gojangken kelenengan, dan satoe boedjang lantas datang mengamperi.

— »Bilang pada toewan de Salvieux," kata markies pada boedjang itoe: »bahoewa akoe menoenggoe ia datang di sini."

— »Berangkatlah!" kata poela markies itoe, sambil menengok kapada Villefort. Toewan ini lantas memanggoet dan teroes berdjalan dengan tjepat; tapi satelah sampe di loewar pintoe, ia lantas beringat, bahoewa djikaloe Wakil-Procureur Baginda Radja kalihatan berdjalan dengan boeroe-boeroe, orang sadalam kota nanti djadi kaget dan rame tanja-menanja satoe pada lain; sebab itoe djadilah toewan Villefort itoe djalan sadja sabiasanja. Satelah sampe ka depan roemah sendiri, Villefort dapat lihat saorang prampoewan, jang njata ada menoenggoe padanja.

Prampoewan itoelah nona Mercedes, jang dari sebab tida mendapat kabar dari hal toendangannja, soedah lantas sadja datang di kota aken tjari ka- terangan dari hal toendangan itoe. Satelah Villefort soedah datang dekat, Mercedes itoe berlaloe dari pada tembok, di mana ia ada bersender, laloe ia mengandang di djalanannja Villefort Sabagimana telah kataoeän oleh pembatja, Edmond Dantes telah bri taoe pada Villefort, jang ia ada poenja toendangan; maka maskipoen Mercedes tida bri taoe nama sendiri, toewan Villefort soedah taoe, siapa adanja ini nona dan Vllefort itoe djadi tertjengang, oleh kerna melihat eiloknja dan lakoenja Mercedes, dan tempo nona ini menanjaken halnja Dantes, Villefort itoe ada merasa seperti ada djadi sakitan dan diperiksa oleh hakim.

»Itoe lelaki jang kaoe seboet," sahoet Villefort itoe dengan sigra: »ada pendjahat besar, dan akoe tida bisa berboewat apa-apa aken menoeloeng kapadanja, Nona!"

Mercedes merasa seperti tertikam di hati, dan ajer-matanja lantas mengoetjoer; tapi sigra ia berkata lagi. »Tapi di manatah sekarang adanja Edmond? saja poen ingin taoe, apa ia hidoep atawa mati."

»Akoe tida taoe; akoe tida peroes lagi perkaranja." sahoet Villefort, jang dari sebab merasa bingoeng lantaran lihat si nona jang sedih, lantas sadja ia toelak nona itoe ka samping dan ia teroes masoek ka dalam roemah, jang lantas djoega ia toetoepken pintoenja, soepaja kadoekaän jang datang pada hati, boleh djadi katinggalan djoega di loewar.

Tapi kadoekaän itoe tida dapat dikoentjiin pintoe. Satelah sampe di dalam kamar, Villefort merasa lelah; ia memboewang napas pandjang, laloe bantingken diri ka atas satoe korsi besar dan bersender sembari meram. Hatinja ada tergontjang keras, dan roepanja Dantes ada berbajang sadja di matanja. Di sitoe hati Villefort itoe tiada tetap, hanja moendoer-madjoe di dalam niatannja. Sering kali Villefort soedah menoentoet hoekoeman mati aken satoe pesakitan, dan belon sekali ia taoe merasa tergontjang hati oleh kerna itoe; kerna pesakitan-pesakitan itoe ada salah, atawa Villefort rasa marika itoe bersalah. Tapi sekarang ada lain sekali: ia soedah kenaken hoekoeman toetoep saoemoer hidoep kapada saorang jang tida salah, sedang orang itoe lagi merasa amat beroentoeng; boekan sadja ia menjilakaï orang itoe, hanja membinasaken djoega orang poenja peroentoengan. Ija merasa, jang pada ini kali ia boekan djadi hakim, hanja djadi algodjo. Oleh kerna bagitoe, Villefort itoe djadi goemetar di dalam hati.

Saände di itoe waktoe nona Reré datang meminta kasihannja aken Edinond Dantes, atawa Mercedes datang berkata kapadanja: »kerna Allah jang melihat pada kita-orang, brikenlah padakoe ini akoe poenja toendangan," tantoe sekali Villefort itoe nanti membri perintah aken lepasken itoe Dantes; akoe tetapi tida ada soewara prampoewan jang terdengar oleh Villefort di itoe waktoe: pintoe kamar diboekaken, tapi Villefort dapat dengar sadja soewara boedjang lelaki, jang membri taoe kapadanja, bahoewa kareta telah sadia.

Villefort lantas berbangkit dengan terkedjoet, dan salakoe orang jang soedah dapat tetapken hati sendiri, ia memboekaken lemarinja, masoekken segala oewang contant ka dalam sakoenja badjoe di badan, berdjalan moendar-mandir sakoetika dengan pegangi djidat sendiri, dan mengaloewarken bebrapa perkataän jang tida terdengar terang; achir-achir satelah boedjangnja soedah kerodongi padanja dengan satoe djoebah, ia lantas djalan ka loewar, melompat masoek ka dalam kareta, dan membri perintah pada koesir, soepaja djalanken kandaraän ka depan roemahnja toewan markies de Saint Méran.

Sabagimana toewan markies soedah berdjandji, Villefort dapat bertemoe pada njonja markies dan nona René di dalam kamar-toelis. Tempo melihat pada nona René, Villefort ada merasa kaget, kerna la sangka nona itoe hendak meminta poela, biar ia mengoendjoek moerahnja hati kapada Dantes. Aken tetapi boekan bagitoe; kerna nona René tida ingat lain perkara, hanja beringat sadja jang ia poenja toendangken hendak berdjalan djaoeh. Ia tjinta pada toendangannja itoe, dan toendangan itoe berangkat pergi di waktoe ampir djadi soewami; lain dari bagitoe, Villefort tida bisa bilang, kapan ia nanti balik kombali; maka itoe nona René jang misti kasihani Edmond Dantes, ia koetoeki Edmond itoe, jang djadi lantaran aken ia djadi terpisah sama toendangan jang tertjinta.

Bagimana sekarang halnja nona, Mercedes? Nona ini bertemoe di tikoengan djalan kapada Fernand jang telah mengikoeti dia datang di kota; ia orang berdjalan poelang ka desa Catalaan, dan dengan amat berdoeka hati, Mercedes rebahken diri di pembaringannja. Fernand berloetoet di depan pembaringan itoe dan tjioemi tangannja Mercedes jang dingin ampir seperti tangannja majit. Apinja lampoe kamar djadi padam, tempo minjaknja soedah habis. Oleh kerna kadoekaän, Mercedes tida merasa poelas, hanja merasa lihat sadja roepanja Dantes. Sigra djoega mata-hari soedah terbit kombali.

»Ha! kaoe ada di sini!" katanja kapada Fernand, tempo ia melihat ini lelaki jang berloetoet.

»Sadari kamarin akoe tida tinggalken kaoe," sahoet Fernand.

Mercedes merasa poetoes harapan, sedang Fernand merasa dapat harapan baroe.

Sedang bagitoe, toewan Morrel masih ada harapan aken bisa lepasken Dantes dari pada katjilakaän. Ia telah dapat taoe, jang Dantes telah dibawa ka pemboewian: tapi dengan harapan baik toewan Morrel itoe pergi kapada sobat-sobatnja dan kapada segala orang jang dirasa olehnja nanti boleh menoeloeng; aken tetapi di sadalam kota telah tersiar kabar, bahoewa Edmond Dantes telah ditangkap, oleh kerna ia ada djadi soeroehannja Napoleon Bonaparte; dan dari sebab di itoe tempo orang tida maoe pertjaja, jang Napoleon nanti bisa bertachta kombali, maka tiada sekali ada orang jang maoe ladenin itoe toewan Morrel, hanja segala permintaännja ditampik dengan getas sekali; sebab begitoe, djadilah toewan Morrel itoe poelang ka roemah dengan merasa amat doeka dan mengakoe di dalem hati sendiri, bahoewa perkaranja Edmond Dantes boekan perkara ketjil, dan Edmond itoe tiada dapat ditoeloengin lagi

Caderousse djoega ada merasa tiada senang; tari ia tiada djalan koeliling seperti toewan Morrel, aken tjari toeloengan boewat Dantes, hanja ia berdiam sadja di roemah dan minoem doewa botol anggoer, soepaja djadi mabok dan loepa pada perkara jang gontjangken hati: ia poen merasa sadja koewatir, kaloe-kaloe nanti dapat soesah dengan lantaran perkaranja Dantes. Aken tetapi minoeman doewa botol itoe tiada tjoekoep aken bikin boetak ia poenja pikiran; maka ia tinggal berdoedoek diam dengan merasa mabok, hingga tida bisa pergi mengambil anggoer lagi, tapi tida mabok sampe meloepaken perkara Dantes.

Melinken Danglars sendiri tida merasa koewatir, tida merasa doeka, hanja merasa senang; kerna ia soedah bisa persakiti moesoehnja, dan telah dapat katantoeän aken tinggal tetap djadi pegawe di kapal Pharao, sedang lebih doeloe ia ada sangka, jang ia tida aken terpake lagi di kapal itoe. Danglars itoe ada teritoeng pada orang-orang jang koerang baik, jang di dalam pribahasa ada dikataken telah terlahir dengan membawa ilmoe hitoeng dan kalam, sedang hatinja ada hitam, saroepa dengan tampat tinta. Aken dia itoe, satoe bilangan jang ketjil poen ada berharga lebih dari satoe manoesia, kaloe adanja manoesia ini misti hilangken itoe bilangan ketjil. Dengan senang hati Danglars itoe pergi tidoer pada waktoenja jang biasa.

Sasoedah menerima soerat dari toewan de Salvieux, toewan Villefort tjioem nona René pada pipi kanan dan kiri, tjioem tangannja njonja de Saint Méran dan pegang tangannja toewan markies, aken bri slamat tinggal, laloe teroes ia berangkat berkandaran menoedjoe ka kota Parijs. Dantes toewa ampir djadi mati, oleh kerna sangat berdoeka.

X.

KAMAR-TOELIS DI DALAM KARATON FRANKRIJK.

__________

Biarlah kita tinggalken toewan Villefort jang ada di perdjalanan, di mana ia ada berkandaran dengan kentjang sekali, lantaran djandjiken oepahan besar kapada koesir; dan biarlah kita lombain dia itoe masoek ka dalam kamar-toelis di dalam karaton di kota Parijs. Di dalam ini kamar ada berdo edoek Sri Baginda Maha Radja Lodewijk jang ka XVIII; Baginda ini ada adepi satóe kitab jang tertaro di atas medja. sedang dekat pada Baginda ada berdoedoek saorang lelaki jang ramboetnja soedah bertjampoer oeban.

»Kaoe bilang apa, baroesan, Toewan Blancas?" kata Baginda, sambil toenda itoe kitab jang ditanda-tandaï olehnja di pinggirannja.

»Bahoewa hamba ada merasa sangat koewatir, Toewankoe!" sahoet itoe toewan Blancas.

— »Hm! apa kaoe ini soedah melihat djoega. toedjoeh sampe gemoek dan toedjoeh sampe koeroes di dalam impian?"

— »Boekan, Toewankoe! impian bagitoe tjoemah wartaken sadja toedjoeh tahon kamerkaän dan toedjoeh tahon kalaparan; dengan diradjaïn oleh saorang amat teritip seperti toewankoe ini, orang traoesah koewatir aken bahaja kalaparan."

— »Aken perkara apatah kaoe ini ada koewatir?"

— »Toewankoe! hamba rasa, dan ada poenja lantaran aken merasa, bahoewa dari sabelah oedik bakal datang angin-riboet alias hoeroe-hara."

Baginda Radja tersenjoem, laloe berkata sambil memain: »Kami rasa, Toewan hertog! kaoe ini tida mendapat kabar jang benar; kerna kami taoe dengan pasti, bahoewa langit di sabelah oedik ada terang sekali."

»Toewankoe!" kata poela itoe hertog: »maskipoen aken senangken sadja hatinja satoe hamba jang satia, hamba moehoen pikiran toewankoe, kaloe-kaloe baik djoega toewankoe titahken orang-orang pergi ka Languedoc, Provence dan Dauphené, soepaja orang-orang ini nanti sembahken warta pada toewankoe dari hal pikirannja sekalian pedoedoek di provincie-provincie itoe. Brangkali djoega tiada salah, kaloe toewankoe ada rasa boleh pertjaja pada rahajat Frankrijk poenja pikir jang baik; tapi hamba ada merasa djoega, jang djikaloe hamba ada mendoega djahat, doegaan hamba tiada nanti salah saänteronja.

— »Atas siapatah kaoe ini mendoega?"

— »Atas Napoleon dan orang-orang jang mendjoendjoeng padanja itoe."

— »Toewan Blancas! kaoe bikin kami trabisa kerdja dengan lantaran kaoe poenja koewatir."

— »Dan toewankoe bikin hamba trabisa tidoer dengan lantaran toewankoe poenja senang hati."

— »Toenggoe sedikit, sobat!" kata poela Baginda sambil menoelis sedikit di pinggir kitab. Komoedian ia berbalik dan berkata: »Teroeskenlah omongmoe!"

»Toewankoe!" kata Blancas jang telah berniat djoega aken goenaken Villefort boewat kaoentoengan sendiri: »>haroeslah hamba bilang padamoe, bahoewa boekan sekali tjerita-boeroeng atawa kabar-angin telah gontjangken hatikoe. Saorang tjerdik jang hamba soeroeh intip-intip kaädaän di tanah-tanah sabelah oedik, baroesan ada datang di sini dengan kareta-post, aken mengabarken pada hamba, bahoewa bahaja besar ada mengantjam pada toewankoe. Satelah dapat kabar itoe, hamba lantas datang di sini, Toewankoe!"

Baginda tida lantas menbilang apa-apa, hanja menoelis lagi sedikit di pinggir kitab.

»Apa toewankoe titahken hamba," kata poela Blancas: biar hamba djangan bitjara apa-apa lagi dari hal itoe?"

»Boekan!" sahoet Baginda sambil menoelis: — »tapi tjobalah kaoe ambil itoe satoe soerat di sabelah kiri."

— »Di sini, Toewankoe?"

— »Kami bilang, di sabelah kiri, dan kaoe tjari di sabelah kanan: boekan kirimoe, hanja kirikoe jang dinaksoed olehkoe. Ja! di sitoe ada satoe soerat dari mantri politie.'

Di itoe waktoe pengawal pintoe datang mengabarken, bahoewa toewan baron Dandré moehoen mengadep.

»Ha! itoe mantri sendiri datang!" kata Baginda:

»Masoeklah, baron! dan biarlah kaoe tjeritaken pada toewan hertog ini, kabar apa jang kaoe telah dapat dari hal Napoleon Bonaparte. Djangan oempatken satoe apa, kendatipoen bagimana djelek adanja hal."

Itoe baron Dandré memegang pada senderan soewatoe korsi, laloe berkata:

»Apa toewankoe hendak lihat itoe soerat, jang kamarin hamba sembahken?"

»Ja, ja, tapi katakenlah boenjinja itoe kapada ini toewan hertog jang belon bisa da atken soerat itoe," sahoet Baginda: »kabarkenlah padanja, apa jang diperboewat oleh Napoleon di poelo Elba."

»Toewan!" kata itoe baron kapada hertog: segala hambanja Sri Baginda boleh bersoekoer banjak, oleh kerna adanja kabar jang datang paling belakang dari poelo Elba Napoleon ada merasa kesal sekali, hingga badannja boleh djadi roesak."

»Dan ia tjakari diri sendiri aken hilangken tempo." kata Baginda Radja.

»Tjakari diri sendiri?" kata itoe hertog: »Apatah jang dimaksoed oleh toewankoe dengan sabda itoe?"

»Apa kaoe loepa, hertog!" sahoet Baginda: »bahoewa itoe orang besar jang berkoewasa besar sekali, ada terganggoe dengan penjakit di koelit, hingga sanantiasa ia kagatalan?"

»Lain dari bagitoe, Toewan hertog!" kata itoe mantri policie: »ampir kita boleh pastiken, bahoewa traoesah berselang lama lagi, Napoleon nanti dadi gila."

— »Djadi gila!

— »Ja, ia nanti djadi gila, hingga misti dimasoekken ka roemah gila! Pikirannja telah djadi koesoet; sebentar ia menangis, sebentar ia tertawa; sering. sering ia berdiam di pasisir dan goelingken batoe-batoe ketjil ka dalam ajer; kaloe lima atawa anem batoe soedah tergelining ka ajer laoet, baginda itoe ada kalihatan berhati senang, seperti ia baroe habis mengalahken moesoeh di Marengo atawa di Auterlitz. Tiadakah hal itoé ada djadi pertandaan dari moelanja penjakit gila?"

Blancas djadi berdiam dengan merasa heran.

Villefort soedah tida bri taoe segala perkara kapada- nja itoe, tapi soedah bitjara banjak djoega, hingga hertog itoe djadi merasa koewatir

»Toewan de Blancas belon pertjaja, bahoewa tida ada perkara djelek aken kita-orang," kata poela Baginda: »sebab itoe. tjeritakenlah padanja, bagimana rendah adanja hati Napoleon di ini tempo."

Sedang itoe mantri politie memanggoet, hertog de Blancas berkata sendiri-diri: »Napoleon berhati rendah!"

»Rendah betoel, Toewankoe hertog !" kata Dandré:

»Belon berselang lama, baginda itoe memeriksa kaädaännja ia poenja balatantara, dan di itoe waktoe ada bebrapa soldadoe kasih taoe padanja, jang ia-orang ingin poelang ka Frankrijk. Baginda lantas lepasken orang-orang itoe dari kerdjaän balatantara, sambil bri pesanan pada marika, soepaja ia-orang pergi bekerdja di dalam balatantaranja ia-orang poenja radja jang amat baik. Bagitoelah baginda itoe sendiri telah berkata. Toewan hertog!"

»Tah, Blancas!" kata Baginda: »bagimana kiramoe sekarang?"

»Hamba rasa, Toewankoe!" sahoet Blancas: »mantri politie atawa hamba sendiri telah dapat ka bar salah; tapi dari sebab mantri politie tiada gampang boleh kaliroe, maka tantoelah djoega hambamoe ini jang salah. Sedang bagitoe, Toewankoe! baiklah djoega toewan tjoba dengar sendiri bitjara. nja itoe orang jang telah datang membawa warta, dan hamba memoehoen dengan sangat, soepaja toewankoe nanti trima orang itoe datang mengadep."

» Baik, hertog!" sahoet Baginda: »kerna permintaänmoe kami nanti trima orang itoe datang padakoe; aken tetapi, biarlah kami bersadia doeloe. Toewan baron! apa kaoe belon mendapat warta jang lebih moeda dari 20 Februari? Sekarang soedah ada 13 Maart."

»Belon, Toewankoe!" sahoet itoe mantri politie »tapi hamba ada menoenggoe datangnja itoe. Dari sebab pagi-pagi hamba soedah kaloewar, brangkali djoega warta itoe telah datang, salagi hamba tida ada di roemah."

»Pergilah tengok di kantoormoe, dan kaloe belon djoega ada kabar jang datang, maka biarlah," kata Baginda dengan tersenjoem: »kaoe bikin sadja satoe. Boekankah bagitoe adanja kabiasaan?"

»Tida sekali-kali, Toewankoe!" sahoet itoe mantri: sahari-hari poen ada banjak sekali orang jang datang membawa roepa-roepa warta, jaitoelah orang. orang jang mengarap dapat gandjaran, boekan aken kerdjaän jang ia-orang telah kerdjaken, hanja aken kerdjaän jang ia-orang maoe perboewat. Marika itoe ada mengarap sadja, kaloe-kaloe nanti terdjadi satoe perkara ini atawa itoe jang tida didoega-doega, dan ia orang poenja omongan nanti djadi berboekti benar adanja dengan lantaran perkara itoe."

»Baik," sahoet Baginda: sekarang biarlah kaoe pergi tengok, kaloe-kaloe ada warta jang datang, dan biarlah kaoe ingat, jang kami ada menoenggoe."

»Dengan sigra hamba nanti kombali, Toewan- koe!" kata poela itoe mantri politie.

Hamba poen moehoen berlaloe, Toewankoe! aken panggil itoe pembawa warta jang telah datang dengan melaloei doewaratoes doewapoeloeh mijl di dalam tempo doewa hari lebih," kata Blancas. Itoelah membri tjape pada diri sendiri, sedang ada kantoor-kawat jang boleh sampeken warta dengan pake tiga atawa ampat djam sadja," kata Baginda.

— »Ach, Toewankoe! djika demikian sabdamoe toewankoe tjelah itoe lelaki moeda, jang telah. datang dari Marseille dengan terboeroe-boeroe aken sembahken warta jang perloe kapada toewan. Orang itoe datang padakoe dengan teräntar oleh soeratnja toewan de Salvieux."

— »Toewan de Salvieux, orang astana soedarakoe?"

— »Ja, Toewankoe."

— »O, ja! dia itoe poen ada di Marseille."

— »Dia poen menoelis dari sana kapada hambamoe ini."

— »Apa ia menoelis djoega dari hal adanja koempoelan djahat?"

— »Tida, hanja ia meminta dengan sangat soepaja hamba antarken toewan de Villefort kahadepan toewankoe."

— »Toewan de Villefort! apa itoe pembawa warta ada bernama de Villefort?"

— »Ja, Toewankoe!"

— »Dan dia ini datang dari Marseille?"

»Ja. Toewankoe!

— »Ach, mengapatah kaoe soedah tida lantang seboet namanja!"

— »Hamba telah sangka, toewankoe tiada kenal pada nama itoe."

— »Kami kenal betoel, Blancas! dia itoe saorang pendiam, berhati tinggi, dan ingin sekali ternama besar. Demi Allah! kaoe poen kenal djoega bapanja?"

— »Bapanja?"

— »Ja, apa kaoe tida kenal sama Noirtier?"

— »Noirtier de Girondin jang diseboet djoega Noirtier de Senateur?

— »Benar sekali."

— »Dan toewankoe pake anaknja saorang bagitoe!"

— »Kaoe merasa heran, sebab tida taoe bagimana adanja hal, hertog! Kami soedah bilang, bahoewa Villefort itoe ingin ternama besar; aken mengangkat diri sendiri, dia itoe tida nanti pandang satoe apa, hingga bapanja sendiri ia nanti tjilakaï djoega."

— »Kaloe bagitoe, hamba boleh bawa dia ka sini?"

— »Sekarang djoega, hertog! Di mana ia ada sekarang?"

— »Ia menoenggoe di dalam hamba poenja kareta."

— »Pergila ambil dia ka sini!"

Itoe hertog lantas berangkat pergi dan sigra djoega ia datang kombali. Tapi sabelon sampe ka hadepan Baginda, ia mendapat sedikit sangkoetan: Villefort poenja pakean tida ada sabagimana pakeannja orang jang pantas mengadep pada Baginda Radja, sebab pakean itoe ada berdeboe atawa koerang beresih, oleh kerna telah terpake bebrapa hari di perdjalanan; maka kaädaännja pakean itoe menerbitken amarahnja toewan Brezé jang ada djadi dengoeroes hal adat-lembaga: toewan ini tida maoe mengarti, bagimana orang brani datang aken mengadep pada Baginda, dengan berpakean bagitoe roepa. Sasoedah hertog de Blancas membri taoe, bahoewa Villefort itoe misti lantas datang mengadep oleh kerna adanja titah Baginda, baroelah toewan Brezé itoe membri idsin aken Villefort berdjalan teroes.

Baginda masih berdoedoek djoega di tampatnja tadi, dan satelah Villefort melihat kapadanja, Villefort ini poen lantas berdiri diam di dekat pintoe

»Masoek! Toewan de Villefort!" kata Baginda »masoek sadja!"

Villefort memanggoet, berdjalan madjoe bebrapa tindak, laloe berdiri dengan menantiken sabda Baginda.

»Toewan de Villefort!" kata poela Baginda: toewan de Blancas ada bilang pada kami, bahoewa kaoe ni ada membawa kabar dari perkara besar?'

»Toewan hertog telah membrita dengan sabenarnja, Toewankoe!" sahoet Villefort: »dan hamba harap, jang toewankoe sendiri nanti berkata djoega bahoewa benar besar adanja ini kabar jang hamba bawa."

— »Lebih doeloe dari segala perkara, Toewan de Villefort! biarlah kaoe bilang pada kami, kaloe-kaloe benar perkara jang djelek itoe, ada bagitoe besar seperti orang telah bilangi kami."

— »Toewankoe! hamba ada rasa benar bagitoe, aken tetapi dari sebab hamba telah berdjalan dengan tjepat sekali aken datang pada toewankoe hamba haraplah djoega, jang bahaja itoe nanti kaboeroe dipoenahken."

— »Tjeritakenlah sekarang samoewa perkara jang kaoe taoe, dan biarlah kaoe moelai dari awalnja itoe, soepaja kami lantas dapat warta jang beres."

— »Toewankoe! hamba telah terboeroe-boeroe berdjalan ka kota ini, aken sembahken warta pada toewankoe, bahoewa sedang hamba melakoeken djabatan, hamba ada dapat taoe hal adanja satoe koempoelan djahat, jang boekan sekali haroes dikataken satoe koempoelan sabagimana jang sering-sering telah terdjadi di antara orang-orang hina dan tiada berkoewasa, hanja satoe koempoelan besar jang boleh dioepamaken dengan goentoer, dan koempoelan ini ada mengantjam pada tachta toewankoe. Napoleon Bonaparte soedah dandani tiga kapal-perang: baginda ini ada poenja satoe niatan, jang brangkali djoega haroes diseboet niatan gila, tapi sagilanja djoega, boleh terbitken karoesakan besar. Di ini waktoe tantoelah djoega ia soeda berangkat dari Elba; tapi ka mana ia menoedjoe, itoslah hamba tida taoe; hamba doega. tantoe sekali ia hendak tjoba naik ka daratan besar, setaoelah di Napels, setaoelah di pasisir Toskana; brangkali djoega di tanah Frankrijk! Toewankoe tantoe taoe djoega, bahoewa itoe Radja Elba ada poenja orang-orang kongkolan di Italië dan di Frankrijk?" — »Ja, Toewan! kami taoe hal itoe: belon lama orang telah wartaïn kami, bahoewa di Saint-Jacques telah ada himpoenan-himpoenan dari orang-orang Bonapartisch; tapi teroeskenlah tjeritamoe; tjara bagimanatah kaoe soedah dapat taoe sekalian perkara jang kaoe omongken itoe?"

— »Hamba dapat taoe sekalian hal itoe, Toewankoe! sedang hamba periksa di Marseille perkaranja saorang lelaki moeda, jaitoe saorang jang memang soedah lama hamba ada intip-intip; orang ini ada teritoeng pada orang-orang Bonapartisch dan ada djadi orang pelajaran; hamba soedah soeroeh tangkap dia ini pada harian hamba berangkat dari Marseille. Orang ini telah pergi ka poelo Elba dan telah mengadep pada Groot-Maarschalk di sana. jang lantas titahken dia pergi membawa kabar dengan moeloet kapada saorang di ini kota Parijs; tapi siapa namanja orang ini, hamba tida bisa dapat taoe. Kabar jang dibawa oleh orang pelajaran itoe, ada maksoednja aken membri taoe, bahoewa sigra djoega Napoleon nanti datang aken dapatken kombali karadjaännja jang doeloe. Sekalian omongan ini, Toewankoe! telah terdapat olehkoe di dalam pemeriksaän."

— »Sekarang di mana adanja itoe orang jang kaoe telah tangkap?"

— »Di dalam pandjara, Toewankoe!"

»Apa kaoe ada rasa banjak koewatir, oleh kerna adanja itoe perkara djahat?" kata poela Baginda.

»Bagitoe banjak, Toewankoe!" sahoet Villefort: hingga sedang doedoek berdjamoe pada harian amba bertoendangan, hamba soedah berlaloe dari erdjamoeän, meninggalken toendangan dan sekalian sobat, dan oendoerken segala perkara sampe lain tempo, soepaja lantas boleh berangkat aken ampeken warta kapada toewankoe."

— »O, ja! boekankah telah ada perniatan aken al kawinan di antara kaoe dan Nona de Saint Méran?"

— »Ja, Toewankoe! dia itoe anaknja satoe mbamoe jang amat satia."

— »Benar sekali; tapi biarlah kita mengomong ombali dari hal itoe kawanan djahat."

— »Toewankoe! hamba selempang, jang kawanan itoe boekan kawanan ketjil, sabagimana jang telah ering terdjadi, hanja satoe pakoempoelan besar ang berkoewasa besar sekali."

»Di dalam ini tempo," kata Baginda dengan tersenjoem: »satoe niatan djahat ada gampang terjadi, aken tetapi soesah dipergoenaken; kerna satelah dapatken kombali tachta aki-mojangkoe, kita-orang soedah lantas menilik baik-baik pada tempo ang telah berlaloe dan kapada tempo jang bakal datang; soedah sapoeloeh boelan mantri-mantrikoe ada beräti-ati sekali di dalam hal mendjaga tanah-tanah pada pasisir Laoetan Tengah-darat. Kaloe Bonaparte datang di Napels, kawankoe di sana nanti soedah bersadja, pada sabelon Bonaparte sampe di Piombino; kaloe ja datang di Toskan iapoen datang ka tampat moesoeh: dan saände datang di Frankrijk, tantoelah ja datang dengan teman sedikit, dan tiada soesah aken kita kalahkan dia itoe, jang memang ada terbentji oleh boer poetra. Maka biarlah kaoe senangken hati d djangan koewatir aken satoe apa, Toewan! tapi maski bagitoe, djanganlah loepoet kaoe mengarah jang kami nanti beringat baik aken kaoe ini.”

»0, itoelah baron Dandré jang datang kombali kata hertog de Blancas.

Dengan sabenarnja djoega di itoe waktos ada kalihatan itoe mantri politie di hadepan pinto moekanja poetjat sekali, sedang tangannja ada dikit bergoemetar dan lakoenja seperti lakoe orang jang bingoeng sangat.

Villefort hendak berlaloe, tapi toewan de Blanc kitjapi dia, soepaja ia berdiam.