Graaf de Monte-Cristo/Bab 9

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
53684Graaf de Monte-Cristo — Bab 9Alexandre Dumas

​​​​

IX.

DI WAKTOE SORE PADA HARIAN BERTOENDANGAN.


__________


Sabagimana telah terseboet di atas ini, toewan Villefort balik kombali ka roemah toendangannja. Satelah ia sampe di roemah itoe, ia dapatken sekalian tetamoe ada berkoempoel di dalam pertengahan dengan mengadepi tjangkir-tjangkir kopi; sekalian orang itoe ada menoenggoe padanja dengan tiada sabar, lebih lagi nona Rene de Sain Méran; maka satelah ia kalihatan datang, samoewa orang djadi merasa girang.

»Ada kabar apa, Tiang Negri? ada perkara apa?" kata saorang pada Villefort itoe.

»Apa kita-orang ada terantjam oleh bahaja?" kata saorang lain.

»Apa itoe setan Corsika dapat minggat dari Elba?" kata orang jang katiga.

Villefort tida sahoeti orang-orang itoe jang menanja bersama-sama, hanja teroes sadja ia mengamperi pada njonja markies de Saint Méran, dan berkata pada njonja itoe: »Saja minta kaoe bri maäf padakoe, oleh kerna saja terpaksa aken tinggalken kaoe."

Dan sahabis bilang bagitoe, teroes sadja Villefort berkata pada toewan roemah: »Toewan markies! apa saja boleh dapat bitjara berdoewa-doewa sama kaoe?

»He! apa soenggoeh-soenggoeh ada perkara besar?" kata njonja markies dengan merasa koewatier, oleh kerna melihat ajer-moekanja Villefort jang di itoe waktoe ada goeram sekali.

»Besar sekali," sahoet Villefort: »hingga saja terpaksa aken pergi dari ini tampat boewat bebrapa hari."

»Kaoe pergi dari sini!" kata nona René jang mendapat rasa doeka.

»Ja, Nona!" sahoet Villefort: sebab saja terpaksa."

»Ka manatah kaoe ini hendak berangkat?" kata njonja markies.

»Itoe satoe rasia, Njonja!

Samoewa orang berdiam dan memandang satoe pada lain.

»Kaoe telah minta padakoe aken bitjara berdoewa-doewa," katą toewan markies pada Villefort.

»Ja," sahoet Villefort: »biarlah kita pergi ka dalam kaoe poenja kamar-toelis, kaloe soeka."

Itoe markies lantas pegang tangannja Villefort dan berdjalan pergi sama-sama.

»Ada perkara apa?" kata itoe markies, sasoedah. nja ada di kamar-toelis. »Ada perkara jang saja rasa haroes diseboet perkara besar dan mewadjibken padakoe aken berangkat pergi ka Parijs di ini waktoe djoega. Brilah maäf padakoe, kaloe pertanjaänkoe ini ada koerang pantas: apa Negri ada ampoenja oetang padamoe?"

— »Samoewa oewangkoe, banjaknja ampir toedjoehratoes riboe franc, ada terpake oleh Negri."

— »Djoewallah sigra itoe soerat-soerat oetang, Toewan! kaloe tida, tantoe sekali kaoe nanti dapat roegi."

— »Tjara bagimanatah akoe bisa djoewal itoe, sedang akoe ada di sini?"

— »Kaoe toch ada kenal pada satoe makelaar di Parijs. jang biasa djoewal soerat-soerat berharga?"

— »Ja, akoe kenal padanja "

— »Kasih padakoe satoe soerat boewat dia itoe; soeroeh ia djoewal kaoe poenja samoewa soerat berharga dengan lekas sekali, dengan tida sekali memboewang sedikit tempo: brangkali djoega tida nanti kaboeroe ia mendjoewal itoe."

— »Astaga! kaloe bagitoe, djanganlah kita berlakoe ajal!"

Habis bilang bagitoe, teroes sadja markies itoe menoelis satoe soerat kapada makelaar di kota Parijs, soepaja makelaar ini toeloeng lantas djoewal dengan lekas ia poenja soerat-soerat berharga.

Villefort trima soerat itoe, laloe berkata: »Saja misti dapat lagi satoe soerat lain."

— »Boewat siapa?"

— »Boewat Baginda Radja."

— »Boewat Baginda?"

— »Ja."

— »Tapi akoe ada merasa berat aken menoelis teroes kapada Sri Baginda."

— »Saja poen boekan moehoen bagitoe, hanja saja moehoen kaoe minta pada toewan Salvieux, soepaja toewan ini nanti membri padakoe sapoetjoek soerat, boewat saja boleh lantas mengadep kapada Sri Baginda dengan tiada menoeroet atoeran biasa, jaitoe soe, aja saja tiada hilang banjak tempo.

— »Apa tida lebih baik, kaoe datang sadja pada Djoeroe Tjap karadjaän, jang boleh datang ka hadepan Baginda di dalam segala tempo? dengan toeloengan orang itoe, kaoe boleh mengadep di dalam sembarang waktoe.

— »Boleh sekali saja minta toeloengannja; tapi tiada perloe saja bagiken pada lain orang kaoentoengankoe jang nanti terbit dengan lantaran kabar jang saja bawa ka Parijs. Toewan taoe? itoe Djoeroe-Tjap-karadjaän tantoe sekali nanti toelak saja ka belakang dan trima kapoedjian jang saja sendiri haroes mendapat. Saja bilang sadja hal ini, Toewan! saja nanti beroentoeng besar, kaloe saja sampeken ini kabar besar kapada Baginda Radja, sabelon Baginda dikabari oleh lain orang; kerna dengan membawa kabar ini, saja djadi menoeloeng pada Baginda, hingga Baginda tida nanti bisa loepa padakoe." — »Kaloe bagitoe, pergilah kaoe bersadia aken berangkat; akoe nanti panggil toewan de Salvieux dan minta ia toelis itoe soerat aken boekaken djalananmoe ka hadepan Sri Baginda."

— »Soekoer sekali! di dalam tempo saperapat djam saja soedah misti berangkat." koe ini?'

— »Apa karetamoe nanti datang di depan roemah-

— »Ja. Sedang saja bersadia aken berangkat, saja harap kaoe soeka toeloeng kabarken halkoe kapada njonja markies, demikianlah djoega kapada nona Renè, jang saja misti tinggalken dengan merasa doeka."

— »Kaoe nanti dapat bertemoe pada ia-orang, aken membri slamat tinggal kapadanja."

— »Soekoer sekali! ingatlah pada itoe soerat. Itoe markies lantas gojangken kelenengan, dan satoe boedjang lantas datang mengamperi.

— »Bilang pada toewan de Salvieux," kata markies pada boedjang itoe: »bahoewa akoe menoenggoe ia datang di sini."

— »Berangkatlah!" kata poela markies itoe, sambil menengok kapada Villefort. Toewan ini lantas memanggoet dan teroes berdjalan dengan tjepat; tapi satelah sampe di loewar pintoe, ia lantas beringat, bahoewa djikaloe Wakil-Procureur Baginda Radja kalihatan berdjalan dengan boeroe-boeroe, orang sadalam kota nanti djadi kaget dan rame tanja-menanja satoe pada lain; sebab itoe djadilah toewan Villefort itoe djalan sadja sabiasanja. Satelah sampe ka depan roemah sendiri, Villefort dapat lihat saorang prampoewan, jang njata ada menoenggoe padanja.

Prampoewan itoelah nona Mercedes, jang dari sebab tida mendapat kabar dari hal toendangannja, soedah lantas sadja datang di kota aken tjari ka- terangan dari hal toendangan itoe. Satelah Villefort soedah datang dekat, Mercedes itoe berlaloe dari pada tembok, di mana ia ada bersender, laloe ia mengandang di djalanannja Villefort Sabagimana telah kataoeän oleh pembatja, Edmond Dantes telah bri taoe pada Villefort, jang ia ada poenja toendangan; maka maskipoen Mercedes tida bri taoe nama sendiri, toewan Villefort soedah taoe, siapa adanja ini nona dan Vllefort itoe djadi tertjengang, oleh kerna melihat eiloknja dan lakoenja Mercedes, dan tempo nona ini menanjaken halnja Dantes, Villefort itoe ada merasa seperti ada djadi sakitan dan diperiksa oleh hakim.

»Itoe lelaki jang kaoe seboet," sahoet Villefort itoe dengan sigra: »ada pendjahat besar, dan akoe tida bisa berboewat apa-apa aken menoeloeng kapadanja, Nona!"

Mercedes merasa seperti tertikam di hati, dan ajer-matanja lantas mengoetjoer; tapi sigra ia berkata lagi. »Tapi di manatah sekarang adanja Edmond? saja poen ingin taoe, apa ia hidoep atawa mati."

»Akoe tida taoe; akoe tida peroes lagi perkaranja." sahoet Villefort, jang dari sebab merasa bingoeng lantaran lihat si nona jang sedih, lantas sadja ia toelak nona itoe ka samping dan ia teroes masoek ka dalam roemah, jang lantas djoega ia toetoepken pintoenja, soepaja kadoekaän jang datang pada hati, boleh djadi katinggalan djoega di loewar.

Tapi kadoekaän itoe tida dapat dikoentjiin pintoe. Satelah sampe di dalam kamar, Villefort merasa lelah; ia memboewang napas pandjang, laloe bantingken diri ka atas satoe korsi besar dan bersender sembari meram. Hatinja ada tergontjang keras, dan roepanja Dantes ada berbajang sadja di matanja. Di sitoe hati Villefort itoe tiada tetap, hanja moendoer-madjoe di dalam niatannja. Sering kali Villefort soedah menoentoet hoekoeman mati aken satoe pesakitan, dan belon sekali ia taoe merasa tergontjang hati oleh kerna itoe; kerna pesakitan-pesakitan itoe ada salah, atawa Villefort rasa marika itoe bersalah. Tapi sekarang ada lain sekali: ia soedah kenaken hoekoeman toetoep saoemoer hidoep kapada saorang jang tida salah, sedang orang itoe lagi merasa amat beroentoeng; boekan sadja ia menjilakaï orang itoe, hanja membinasaken djoega orang poenja peroentoengan. Ija merasa, jang pada ini kali ia boekan djadi hakim, hanja djadi algodjo. Oleh kerna bagitoe, Villefort itoe djadi goemetar di dalam hati.

Saände di itoe waktoe nona Reré datang meminta kasihannja aken Edinond Dantes, atawa Mercedes datang berkata kapadanja: »kerna Allah jang melihat pada kita-orang, brikenlah padakoe ini akoe poenja toendangan," tantoe sekali Villefort itoe nanti membri perintah aken lepasken itoe Dantes; akoe tetapi tida ada soewara prampoewan jang terdengar oleh Villefort di itoe waktoe: pintoe kamar diboekaken, tapi Villefort dapat dengar sadja soewara boedjang lelaki, jang membri taoe kapadanja, bahoewa kareta telah sadia.

Villefort lantas berbangkit dengan terkedjoet, dan salakoe orang jang soedah dapat tetapken hati sendiri, ia memboekaken lemarinja, masoekken segala oewang contant ka dalam sakoenja badjoe di badan, berdjalan moendar-mandir sakoetika dengan pegangi djidat sendiri, dan mengaloewarken bebrapa perkataän jang tida terdengar terang; achir-achir satelah boedjangnja soedah kerodongi padanja dengan satoe djoebah, ia lantas djalan ka loewar, melompat masoek ka dalam kareta, dan membri perintah pada koesir, soepaja djalanken kandaraän ka depan roemahnja toewan markies de Saint Méran.

Sabagimana toewan markies soedah berdjandji, Villefort dapat bertemoe pada njonja markies dan nona René di dalam kamar-toelis. Tempo melihat pada nona René, Villefort ada merasa kaget, kerna la sangka nona itoe hendak meminta poela, biar ia mengoendjoek moerahnja hati kapada Dantes. Aken tetapi boekan bagitoe; kerna nona René tida ingat lain perkara, hanja beringat sadja jang ia poenja toendangken hendak berdjalan djaoeh. Ia tjinta pada toendangannja itoe, dan toendangan itoe berangkat pergi di waktoe ampir djadi soewami; lain dari bagitoe, Villefort tida bisa bilang, kapan ia nanti balik kombali; maka itoe nona René jang misti kasihani Edmond Dantes, ia koetoeki Edmond itoe, jang djadi lantaran aken ia djadi terpisah sama toendangan jang tertjinta.

Bagimana sekarang halnja nona, Mercedes? Nona ini bertemoe di tikoengan djalan kapada Fernand jang telah mengikoeti dia datang di kota; ia orang berdjalan poelang ka desa Catalaan, dan dengan amat berdoeka hati, Mercedes rebahken diri di pembaringannja. Fernand berloetoet di depan pembaringan itoe dan tjioemi tangannja Mercedes jang dingin ampir seperti tangannja majit. Apinja lampoe kamar djadi padam, tempo minjaknja soedah habis. Oleh kerna kadoekaän, Mercedes tida merasa poelas, hanja merasa lihat sadja roepanja Dantes. Sigra djoega mata-hari soedah terbit kombali.

»Ha! kaoe ada di sini!" katanja kapada Fernand, tempo ia melihat ini lelaki jang berloetoet.

»Sadari kamarin akoe tida tinggalken kaoe," sahoet Fernand.

Mercedes merasa poetoes harapan, sedang Fernand merasa dapat harapan baroe.

Sedang bagitoe, toewan Morrel masih ada harapan aken bisa lepasken Dantes dari pada katjilakaän. Ia telah dapat taoe, jang Dantes telah dibawa ka pemboewian: tapi dengan harapan baik toewan Morrel itoe pergi kapada sobat-sobatnja dan kapada segala orang jang dirasa olehnja nanti boleh menoeloeng; aken tetapi di sadalam kota telah tersiar kabar, bahoewa Edmond Dantes telah ditangkap, oleh kerna ia ada djadi soeroehannja Napoleon Bonaparte; dan dari sebab di itoe tempo orang tida maoe pertjaja, jang Napoleon nanti bisa bertachta kombali, maka tiada sekali ada orang jang maoe ladenin itoe toewan Morrel, hanja segala permintaännja ditampik dengan getas sekali; sebab begitoe, djadilah toewan Morrel itoe poelang ka roemah dengan merasa amat doeka dan mengakoe di dalem hati sendiri, bahoewa perkaranja Edmond Dantes boekan perkara ketjil, dan Edmond itoe tiada dapat ditoeloengin lagi

Caderousse djoega ada merasa tiada senang; tari ia tiada djalan koeliling seperti toewan Morrel, aken tjari toeloengan boewat Dantes, hanja ia berdiam sadja di roemah dan minoem doewa botol anggoer, soepaja djadi mabok dan loepa pada perkara jang gontjangken hati: ia poen merasa sadja koewatir, kaloe-kaloe nanti dapat soesah dengan lantaran perkaranja Dantes. Aken tetapi minoeman doewa botol itoe tiada tjoekoep aken bikin boetak ia poenja pikiran; maka ia tinggal berdoedoek diam dengan merasa mabok, hingga tida bisa pergi mengambil anggoer lagi, tapi tida mabok sampe meloepaken perkara Dantes.

Melinken Danglars sendiri tida merasa koewatir, tida merasa doeka, hanja merasa senang; kerna ia soedah bisa persakiti moesoehnja, dan telah dapat katantoeän aken tinggal tetap djadi pegawe di kapal Pharao, sedang lebih doeloe ia ada sangka, jang ia tida aken terpake lagi di kapal itoe. Danglars itoe ada teritoeng pada orang-orang jang koerang baik, jang di dalam pribahasa ada dikataken telah terlahir dengan membawa ilmoe hitoeng dan kalam, sedang hatinja ada hitam, saroepa dengan tampat tinta. Aken dia itoe, satoe bilangan jang ketjil poen ada berharga lebih dari satoe manoesia, kaloe adanja manoesia ini misti hilangken itoe bilangan ketjil. Dengan senang hati Danglars itoe pergi tidoer pada waktoenja jang biasa.

Sasoedah menerima soerat dari toewan de Salvieux, toewan Villefort tjioem nona René pada pipi kanan dan kiri, tjioem tangannja njonja de Saint Méran dan pegang tangannja toewan markies, aken bri slamat tinggal, laloe teroes ia berangkat berkandaran menoedjoe ka kota Parijs. Dantes toewa ampir djadi mati, oleh kerna sangat berdoeka.