Graaf de Monte-Cristo/Bab 21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
53697Graaf de Monte-Cristo — Bab 21Alexandre Dumas

​​​​

XXI.

POELO TIBOULEN.

––––––––––––

Dantes merasa mabok, tapi ia tida loepa aken menahan napas, dan dari sebab satoe piso ada sadia di tangan, lantas sadja ia belek dengan sigra itoe karoeng jang memboengkoes padanja, laloe ia kaloewarken tangan dan badan dari dalam karoeng itoe.

Aken tetapi maski ia bergerak-gerak, soepaja boleh menimboel, ia merasa tertarik ka dasar laoet; maka sigra ia bongkokken dirinja, merabah pada tali jang mengikat pada betis, laloe dengan saboleh-boleh ia poetoesken tali itoe dengan piso jang masih ada di tangan. Komoedian dengan gerak-gerakken kaki, ia djadi terlepas dari itoe karoeng dan pelor jang memberati, laloe ia menimboel ka moeka laoet, sedang itoe karoeng dan pelor teroes tenggelam ka dasar laoet.

Satelah soedah menimboel dan menarik napas. Dantes lantas sadja seloeloep; kerna ia takoet kalihatan oleh orang-orang di benteng d' If. Tempo ia menimboel aken kadoewa kali. ia soedah berlaloe djaoeh djoega dari tampatnja dilimparken, kerna sambil seloeloep ia berenang di dalam ajer.

Ia melihat di saätasan kapalanja banjak mega hitam jang melajang kapoekoel angin dan sebentar-bentar menoetoepi bintang-bintang jang bersinar di langit biroe; sedang bagitoe ajer laoetan ada berombak keras, dan itoe boekit karang, di mana benteng d' If ada terdiri, ada kalihatan oleh Dantes seperti soewatoe djin hitam jang mengantjam kapadanja.

Pada poentjaknja boekit itoe ada kalihatan api lantera jang menerangi pada doewa orang. Dantes lihat doewa orang itoe ada berbongkok melihat pada moeka laoetan; maka Dantes djadi mendoega, bahoewa orang-orang itoe telah dapat dengar ia poenja soewara triak, pada waktoenja dilimparken dan terdjoen ka bawah; sebab bagitoe lantaslah djoega ia seloeloep kombali dan berenang di dalam ajer. Sasoedah berenang djaoeh, baroelah ia menimboel kombali: Dantes itoe poen pande sekali di dalam hal berenang.

Pada waktoenja menimboel kombali, itoe api lantera di poentjak boekit soedah tiada. Di sitoe Dantes lantas berpikir, ka mana misti menoedjoe. Dari antara poelo-poelo di sapoetar benteng d' If adalah poelo Ratonneau dan Pomègue jang paling dekat, tapi poelo-poelo itoe ada pedoedoeknja, mikianlah djoega poelo Daume. Sebab bagitoe, Dantes lantas beringat, bahoewa jaug boleh dida­tangi olehnja, melinken poelo Tiboulen atawa poelo Lemair. Ini doewa poelo ada berdjaoeh satoe mijl dari benteng d'If; maski bagitoe, Dantes hendak menoedjoe djoega pada satoe dari poelo-poelo itoə. Tapi tjara bagimanatah boleh dapatken itoe poelo di tengah-tengah gelap-goelita?

Sedang bagitoe ia dapat lihat terangnja api di martjoe Plamir. Kaloe ia menoedjoe lempang ka martjoe ini, poelo Tiboulen djadi ada di sabelah kiri; maka kaloe ia berenang menoedjoe ka sabelah kiri, ia nanti bertemoe pada poelo itoe. Tapi sabagimana telah terseboet, poelo itoe ada satoe mijl djaoehnja dari benteng d'If.

Sembari terajoen-ajoen oleh ombak-ombak laoet, Dantes tida berenti memasang koeping, soepaja lantas bisa dengar, kaloe ada soewara apa-apa jang mendatangi. Pada tiap kali ia terampoel oleh ombak besar, ia melirik koeliling. Sasoewatoe ombak jang besaran dari jang lain-lain, ada disangka olehnja satoe praoe jang menjoesoel kapadanja. Maka sering kali ia seloeloep dengan terkoenjoeng-koenjoeng dan berenang tjepat di dalam ajer,

Sigralah djoega benteng d'If soedah tida kalihatan lagi olehnja, tapi masih teringat sadja.

Satoe djam soedah berlaloe, sadari Dantes dilimparken ka laoet. Sedang bagitoe, Dantes tida ingat tjape dan teroes sadja berenang ladjoe. Dengan terkoenjoeng-koenjoeng ia merasa, bahoewa langit jang hitam, ada djadi lebih hitam lagi, dan mega jang tebal dan besar, bakal toeroen ka atas kapala, sedang bagitoe, ia merasa sakit di loetoet.

Dantes mendoega, jang ia ada ditembak oleh orang jang menjoesoel, tapi ia tida dengar boenjinja sinapan. Sedang ia maoe tjoba merabah pada loetoet, kakinja kena pada tanah Di sitoelah baroe ia tjoba melihat betoel-betoel pada itoe barang hitam jang ia kira mega adanja, dan dapat taoe, jang barang itoe soewatoe boekit karang. Boekit itoelah poelo Tiboulen.

Dantes lantas berdiri dan djalan menjerobo di ajer aken naik ka poelo itoe. Satelah soedah sampe di darat, ia bersoekoer kapada Allah, laloe berdoedoek di atas karang dengan menjender pada karang, dan maskipoen angin ada keras dan ajer hoedjan ada toeroen menetes djarang-djarang. sigralah djoega Dantes itoe djadi poelas dengan enak. salakoe orang jang tidoer di atas pembaringan jang lemas.

Sasoedahnja tidoer poelas sakira-kira satoe djam, Dantes djadi mendoesin oleh kerna boenjinja gele­dek besar, dan di itoe waktoe djoega terbitlah angin riboet dan kaboet, sedang geloedoek geloegoeran tida berenti. Sebentar-bentar ada kilat berkrilap di awang-awang, menerangi mega-mega jang bergoeloeng-goeloeng satoe sama lain, salakoe ombak ombak besar di laoetan. Dantes, dari sebab saorang pelajaran adanja, ia dapet taoe, jang ia ada di poelo Tiboulen. dan ia taoe, jang poelo itoe poelo karang adanja dan tida sekali ada pedoedoeknja.

Ia berniat, jang djika hoedjan soedah berenti, ia nanti berenang lagi di laoet aken tjoba pergi ka poelo Lemaire, jang djoega soewatoe poelo kosong adanja, tapi ada lebih besar dari Tiboulen. dan sebab bagitoe djadilah djoega ada lebih baik aken dia mengoempat.

Sambil menoenggoe hoedjan, Dantes melindoeng di bawahnja batoe karang jang menjondol, dan di itoe waktoe lantaslah djoega hoedjan lebat toeroen bergoemoeroeh.

Edmond merasa, seperti itoe batoe karang, di mana ia melindoeng, ada bergoemetar, oleh kerna dilanggar ombak-ombak besar

Maskipoen tida berbahaja, oleh kerna ada di darat, Dantes ada merasa seram, dari sebab kerasnja goemoeroeh angin, hoedjan dan laoet, sedang kilat tiada berenti boelang-baling berklipat. Ia merasa, seperti poelo Tiboulen itoe ada tergontjang, salakoe kapal tida berdjangkar.

Sedang bagitoe, Dantes beringat, jang di dalam tempo doewapoeloeh ampat djam, ia tida sekali ada makan satoe apa Ia merasa lapar dan aoes, laloe ia berdiri aken ambil dan minoem ajer jang ada di sela karang. Di itoe waktoe adalah kilat berkrilap teroes-meneroes, menerangi awang-awang. Di terangnja kilat itoe Dantes dapat melihat di antara poelo Lemaire dan tandjoeng Croisell soewatoe praoe penangkap ikan, jang terampoel-ampoel oleh ombak-ombak besar dan mendatangi ka poelo Tiboulen.

Dantes menengok ka sana-sini aken tjari apa-apa boewat membri tanda pada orang-orang di praoe itoe, jang djikaloe praoe itoe tida dirobah toedjoeannja, tantoe nanti djadi binasa, lantaran terdam­ par pada karang; aken tetapi Dantes itoe tida bisa dapatken apa-apa di tampat itoe.

Pada waktoe ada kilat kombali, Dantes dapat lihat di praoe itoe ampat orang jang peloeki tiang dan saorang jang pegangi gagang kamoedi jang telah patah. Njatalah orang-orang itoe ada melihat djoega pada Dantes, kerna ia-orang poenja triak aken meminta toeloeng ada terdengar oleh Dantes.

Dengan terkoenjoeng-koenjoeng tali-tali lajarnja praoe itoe terpoetoes, dan sekalian lajarnja lantas linjap terbawa angin. Di itoe waktoe djoega Dantes dengar soewara triak jang mengantjoerken hati; komoedian ia lantas dapat lihat, di terangnja kilat, soewatoe praoe jang telah petjah dan orang-orang jang kalelap-lelap di ajer. Pada waktoe ada kom­bali kilat, samoewa itoe soedah tida kalihatan lagi. Lama djoega Dantes memandang pada laoet, sam­bil memasang koeping, tapi tiada djoega ia dapat lihat, tida djoega ia dapat dengar apa-apa, lain dari ajer laoet dan goemoeroehnja ombak-ombak. Dengan perlahan angin moelai tedoh, mega-mega melajang ka fihak koelon, hingga langit jang tadi hitam, sekarang ini kalihatan biroe, bintang-bintang poen bergomirlap terang. Sigra djoega di fidak wetan kalihatan tjahaja siang, laloe poentjaknja ombak-ombak di laoet kalihatan bertjahaja emas.

Mata-hari terbit!

Dantes tinggal berdiam dengan tertjenggang, seperti ia baroe sekali taoe melihat mata-hari jang gilang-gomilang; dengan sabenarnja djoega boleh dibilang jang ia soedah ampir loepa sama roepanja dan moeljanja mata-hari dan moeka boemi, kerna sadari tertoetoep di benteng d'If, tida sekali ia melihat itoe. Ia berbalik ka fihak benteng d'If dan melihat koeliling di moeka laoetan; komoedian benteng itoe kalihatan olehnja seperti ada terdiri di ombak-ombak laoet, jang di itoe waktoe soedah tiada bergontjang keras, dan semingkin lama, djadi semingkin tedoh.

Dantes mendoega, jang di itoe waktoe ada ampir poekoel lima.

»Di dalam tempo doewa atawa tiga djam lagi, kata Dantes sendiri-diri: »cipier nanti datang ka dalam kamar toetoepankoe dan dapatken majitnja Faria, hingga lantaslah djoega ia nanti berlakoe riboet; komoedian orang nanti dapatken itoe lobang atawa gang di dalam tanah; orang nanti periksa itoe orang-orang, jang telah limparken akoe ka dalam laoet dan tantoelali djoega soedah dapat dengar triakkoe. Dengan sigra soldadoe-soldadoe jang bersindjata, nanti menjoesoel palakoe dengan bebrapa praoe. Sedang bagitoe mariam nanti diboenjiken, aken bri taoe pada orang di segala tampat, bahoewa tiada boleh orang membri toeloengan pada pelari jang terlandjang Sekalian mata-mata dan ham' a politie di Marseille nanti dapat perintah aken tjari akoe di pasisir, sedang gouverneur benteng d'If soeroeh orang tjari akoe ini di laoet. Di darat dikepoeng, di laoet dikepoeng, apatah jang nanti djadi dengan dirikoe ini? Akoe kalaparan, akoe kadinginan, malah akoe soedah boewangken djoega p'sokoe, jang djadi sangkoetan aken akoe berenang; dirikoe ini sama djoega terpasrah kapada orang desa jang nanti paling doeloe melihat kapadakoe dan nanti serahken akoe pada politie, soepaja dapat tarohan doewapoeloeh frank. Akoe lelah dan bingoeng. Ach, Allahkoe, Allahkoe! lihatlah tjara bagimana dirikoe ini bersengsara, dan brilah pertoeloengan!"

Sedang bagitoe, Dantes dapat lihat satoe kapal jang mendatangi dari djaoeh dan baroe kalihatan lajarnja sadja, seperti sajap-sajapnja boeroeng-laoet jang poetih; melinken orang pelajaran sadja bisa lihat, bahoewa itoe satoe kapal adanja

»Q!" kata Dantes: »di dalam tempo satengah djam akoe boleh berenang sampe ka kapal itoe; tari akoe koewatir nanti diperiksa dan nanti dikenali seperti satoe pelari, laloe dibawa poelang ka Marseille. Apatah akoe misti perboewat? Apa­tah akoe misti bilang? Hikajat apatah akoe mistitjeritaken, soepaja omongkoe boleh dipertjaja? Akoe taoe, bahoewa orang-orang kapal ini toekang lakoeken perniagaan seloesoepan, sambil djadi djoega badjak laoet; dengan melaga berlajar di pantej laoet, marika itoe membegal di pasisir; tantoelah djoega ia orang lebih soeka serahken akoe pada politie dan mendapat oepahan. dari pada berboewat amal kapadakoe. — Biarlah akoe menoenggoe. Tapi, adoeh! akoe sangat berlapar; di dalam bebrapa djam lagi tantoe sekali tenagakoe djadi ha­bis; lain dari bagitoe, waktoenja cipier datang di kamarkoe, soedah ampir datang. — Akoe rasa akoe nanti bilang sadja. jang dirikoe ini satoe dari antara itoe orang-orang pelajaran, jang tadi pagi telah dapat katjilakaän dengan lantaran praoe terpetjah di tengah laoet; tida saorang nanti bantah bitjarakoe, kerna sekalian orang pelajaran itoe soe­dah djadi mati di laoet."

Sambil mengomong bagitoe sendiri-diri, Dantes melihat ka tengah laoet, laloe dapat lihat satoe kopea merah jang menjangkoet pada batoe karang, sedang bebrapa potong balok dan papan ada kambang dan bergojang-gojang di dekat karang itoe. Samoewa itoe beratsal dari itoe praoe jang terpetjah di waktoe pagi.

Di itoe waktoe djoega Dantes lantas toeroen ka ajer dan berenang menoedjoe pada itoe kopeâ merah, jang sigra djoega dapat diambil dan dipake olehnja; komoedian ia mengambil sapotong papan, laloe berenang ka djalanannja itoe kapal jang kalihatan olehnja.

»Sekaranglah akoe katoeloengan," kata Dantes sambil berenang.

Sigralah djoega ia soedab dapat lihat badannja kapal, jang datang semingkin dekat kapadanja. Sedang ada di poentjak ombak, Dantes angkat kopeanja ka tinggi, seperti satoe pertandaan aken minta toeloeng; tapi tiada orang kapal jang meli­hat kapadanja. Ia maoe triak, tapi ia rasa pertjoemah, kerna soewaranja nanti terhilang di an­tara boenjinja ombak-ombak jang memoekoel sa­toe pada lain.

Ia merasa soekoer sekali, jang ia soedab me­ngambil satoe papan aken dilendoti; ia poen ada merasa lelah, hingga saande tida papan itoe, brangkali djoega ia tida nanti bisa Lereiiang sampe ka itoe kapal, dan djikaloe kapal itoe berbalik me­noedjoe ka tihak lain, ia (Dantes) tida nanti bisa berenang balik ka darat. Akan tetapi kapal itoe datang semingkin dekat, dan sigralah djoega orang kapal dapat lihat pada Dantes itoe.

Di itoe waktoe djoega Dantes dapat lihat orang toeroenken satoe praoe dari kapal itoe, dan doewa matroos lantas melompat ka dalam itoe praoe, laloe teroes mendajoeng hingga praoe itoe djalan menoedioe mengamperi kapadanja.

BAGIAN 5. vel 3. Oleh kerna merasa girang, Dantes lantas lepasken itoe sapotong papan, jang ia rasa tiada perloe lagi, dan lantas ia berenang dengan tjepat mengamperi pada praoe jang mendatangi kapadanja. Dantes itoe soedah pertjaja pada ia sendiri poenja kakoewatan, sedang di itoe waktoe badannja ada lelah; maka sigralah djoega ia merasa, bahoewa itoe sa­potong papan ada amat bergoena aken dia, tapi sekarang papan itoe telah teränjoet djaoeh dari padanja. Ia merasa, jang kaki dan tangannja moelai kakoe, ampir tida boleh dipake berenang, sedang napasnja moelai pendek.

Di sitoe ia triak, dan itoe doewa matroos lantas menggajoe lebih keras; sedang saorang dari pada­nja itoe triak kapada Dantes; »Tetapken hati!"

Dantes dengar trikan itoe, betoel pada waktoe satoe ombak datang memookoel pada kapalanja dan ia tida ada poenja kakoewatan aken kelip; sebab bagitoe ia moelai djadi kalelap dan bergerak-gerak di ajer salakoe orang jang bingoeng; ia triak aken kadoewa kali, laloe ia merasa dirinja tenggelam ka dasar laoet. Kerna berkoewat-koewat dengan sahabis-habis tenaga, ia menimboel kembali ka moeka ajer, laloe merasa seperti ada orang djambak ramboetnja; tapi di itoe waktoe djoega ia lantas loepa.

Tempo ia sedar kombali, ia ada di atas dek kapal, dan satelah sedar, ia poen melihat pada toedjoeannja kapal itoe. Ia merasa senang di hati, oleh kerna kapal itoe boekan menoedjoo pada benteng d'lf. Sedang ia rebah di atas dek, satoe matroos gosoki padanja dengan kain panas, lain maatroos kasih ia minoem sedikit anggoer, sedang saorang toewa jang djadi kapitein serta stuurman, memandang padanja dengan merasa kasihan,

Oleh kerna dibri minoem sedikit anggoer, sedang antero badan digosoki dengan kain panas, sigralah djoega Dantes itoe djadi segar.

»Kaoe ini siapa?" kata itoe kapitein kapal de­ngan bahasa Fransch.

»Akoe ini." sahoet Dantes dengan bahasa Italië: »satoe matroos dari Maltha; kita-orang berlajar dari Sijracuse dengan praoe bermoewat anggoer. Itoe angin-riboet pada waktoe malam melanggar pada kita-orang di betoelan tandjoeng Morgiou, dan praoe kita djadi terpetjah, lantaran terdampar pada itoe karang jang kalihatan djoega dari sini."

— »Kaoe soedah berenang dari mana?"

— »Dari itoe karang, di mana akoe soedah beroentoeng bisa naik, sedang kita poenja kapitein djadi mati, kerna terbanting oleh ombak pada ka­rang itoe. Akoe poenja tiga teman jang lain, mati kalelap. Akoe rasa, melinken akoe sendiri sadja jang tinggal hidoep dari antara sekalian kambrat. Akoe dapat lihat kapalmoe, dan dari sebab akoe koewatir nanti terpaksa tinggal lama di itoe poelo karang jang soenji, akoe soedah tjoba berenang ka kapal ini dengan peloeki sapotong papan, jang beratsal dari praoekoe. Akoe bersoekoer kapadamoe, kerna kaoe telah menoeloengi kahidoepan koe; akoe soedah moelai tenggelam, pada waktoe saorang matroosmoe pegang ramboetkoe."

»Akoelah jang telah mengangkat kaoe," kata satoe matroos jang bermoeka manis: »soekoer kaboeroe djoega, kerna di itoe waktoe kaoe sedang madjoe tenggelam."

»Ja," kata poela Dantes: »betoel sekali, sobatkoe! kombali akoe bersoekoer kapadamoe."

»Hm!" kata kapitein: »akoe tida taoe, apa jang haroes akoe perboewat dengan kaoe ini jang pake djembros ampir saästa dan ramboet ampir saelo. Kaoe ini ada lebih mirip pada satoe begal dari pada mirip kapada orang baik-baik."

Di sitoelah baroe Dantes beringat, jang salama ia tertoetoep di benteng d' If, ramboetnja atawa brewoknja tida sekali ditjoekoeri.

»Ja, ramboet dan djembrosko ada pandjang," kata Dantes: »itoelah dari sebab akoe berkaoel di dalam bahaja besar, bahoewa djika akoe slamat, akoe tiada nanti tjoekoeri ramboet atawa brewok di dalam tempo sapoeloeh tahon. Betoel di ini hari, temponja kaoelkoe itoe telah berlaloe habis."

»Tapi apatah sekarang akoe misti berboewat dengan kaoe ini?"

»Kaoe boleh berboewat apa jang kaoe soeka," sahoet Dantes: »Akoe poenja praoe telah terpetjah; akoe poenja kapitein telah mati. Akoe sen­diri terlepas dari binasa, tapi terlandjang boelat. Soekoerlah djoega akoe ini saorang pelajaran jang pande; naikkenlah akoe ini ka darat di palaboehan jang paling doeloe kaoe hamperi; tiada soesali aken akoe dapat kerdjaän di kapal dagang."

Soedah berdiam sakoetika, kapitein itoe berkata poela pada Dantes:

»Apa kaoe kenal baik sama Middellandsche Zee?" *)

»Sadari ketjil akoe biasa melajari laoetan itoe," sahoet Dantes.

— »Kaoe kenal tampat-tampat jang baik, aken berlaboeh di laoetan itoe?"

— »Ampir di segala palaboehan di laoet itoe akoe bisa berkandaran masoek dan kaloewar sem­bari meram."

»He!" kata satoe matroos pada itoe kapitein: »kaloe ini sobat ada bitjara dengan sabenarnja, apa tiada baik ia tinggal dan berkawan sama kita orang?"

»Ja, tantoe baik sekali, saände ia ada bitjara dengan sabenarnja," sahoet itoe kapitein: »tapi di dalam kasoesahan besar sering kali orang berdjandji banjak dengan sia-sia."

»Akoe nanti berboewat lebih banjak dari pada jang akoe djandji" kata Dantes.

»Bagitoe?" kata poela itoe kapitein: »kaloe bagitoe, biarlah kita tjoba lihat kapandeänmoe di pelajaran." — »Soekoer sekali Ka manatah kaoe ini ada menoedjoe?"

— »Ka Livorno!"

— »Akoe rasa, kaoe liilaug banjak tempo dengan toeroeti aliran ajer; mengapatah tida goenaken angin?"

— »Kaloe kita goeuaken angin, kita nanti datang di poelo Rion."

— »Akoe rasa, boleh djoega kita djalan di sam­ping poelo itoe; maski tida bisa berdjaoeh, boewat berenggang 20 depa tantoe boleh djoega "

— »Pergilah sekarang kaoe pegang kamoedi, soepaja kita boleh lihat kapandeanmoe." Dantes lantas pergi pegang kamoedi, dan soeroeh matroos-matroos perboewat, apa jang ia (Dantes) rasa perloe.

Di itoe waktoe djoega itoe kapal jang bcrdjalan dengan perlahan, lantas berdjalan tjepat menjamperi jioelo Rion, dan meliwat di samping poelo itoe.

»Bagoes!" kata kapitein.

»Bagoes!" kata sekalian matroos, sambil me­ mandang dengan merasa heran, kapada Dantes, jang ia-orang tiada doega ada bagi toe pande di dalam hal pelajaran.

»Angkaoe lihat," kata Dantes; »bahoewa akoe ini boleh bergoena di dalam angkaoe poenja palajaran ini. Kaloe angkaoe tida maoe akoe djadi temanmoe, angkaoe boleh tinggalken akoe di Livoruo, dan deugin gadjikoe jang akoe nanti dapatken di palajaran ini, akoe nanti bajar harganja makanan jang akoe makan di perdjalanan ini sampe di sana, djoega liarganja itoe pakean, ,jang sekurang akoe minta aken toetoep badankoe"'

Baik!" kata kapitein; »kita-orang beleh djadi teman, kaloe kaoe minta bajaran pantas."

» Sabagimana kaoe membajar pada teraan jang lain, bagit.:elah kaoe bajar jiadakoe."

»Tida boleli bagitoe," kata soewatoe matroos: ,kei'na kaoe ini ada lebih pande dari pada kitaorang."

»Apatah kaoe perdoeli, Jacopo 1" kata kapitein pada matroos itoe: »masing-masing orang poen boleh toeroet soekanja aken bekerdja dengan da­ pat bajaran jang ia sooka. Dari bitjara tida karoewan, lebih baik kaoe pergi ambil satoe tjelana dan satoe jas aken ini orang moeda jang terlandjang boeiat."

»Akoe tida poenja jas, lain dari jang akoe pake," kata Jacopo: »tapi akoe ada poenja satoe tjelana dan satoe kamedja, jang akoe boleh kasih pindjam pada ini sobat baroe."

»Barang itoelah jang akoe perloe," kata Dantes. Jacopo lantas berlaloe, dan sigra djoega ia da­ tang komliali dengan Ijawa itoe pakean, jang lan­ tas djoega dipake oleh Dantes.

»Apa kaoe ingin dapat djoega lain barang? kata kapitein pada Darites.

»Ja," sahoet Dantes: »akoe ingin sapotong roti dan sedikit dari itoe anggoer enak, jang tadi akoe soedah tjoba: akoe poen ada lapar sekali."

Sigra djeega orang niembri sapotong roti, dan Jacopo kasihken ia poenja flesch anggoer kapada Dantes.

»Gerakken kamoedi ka samping kiri!" kata kapi­ tein pada orang jang pegang kamoedi itoe.

Dantes menengok ka fihak itoe, sambil dekatken flesch anggoer pada moeloet sendiri; tapi sabelon flescb itoe sanipe kapada moeloet, Dantes lantas tertjenggang, salakoe orang jang kaget.

»Lihatlah!" kata kapitein : »ada perkara apa itoe di benteng d'If?"

Lebih doeloe kapitein itoe soedah lihat sedikit asap di benteng d' If, laloe mendengar boenji niariam. Sekalian matroos poen djadi kaget sedikit dan memandang satoe pada lain

»Brangkali di malam tadi ada saorang toetoepan jang minggat," kata Dantes: »dan sekarang diboenjiken mariam di benteng itoe aken oetaraken itoe perkara, kerna memang di itoe benteng ada pake atoeran bagitoe."

Itoe kapitein lantas memandang pada Edmond DaJites, jang satelah habis berkata, lantas sadja moelai minoem; tapi kapitein itoe lihat Dantes ada salakoe orang jang senang, hingga kaloe ia (kapitein) ada mendoega apa-apa. doegaännja itoe sigra djoega terhilang.

»Anggoer ini keras rasanja," kata Dante.?, sambil mengoesoet keringat di djidat sendiri.

»Saände orang ini satoe pelari adanja," kata kapitein di dalam hati, sambil memandang pada Dantes: ada lebih baik lagi.

Sambil berkata ada merasa tjape, Dantes minta berdoedoek pegang kamoedi, dan permintaanja itoe lantas djoega ditoeroet. Dengan berdoedoek Dantes memandang sadja ka filak Marseille.

»Tanggal brapa sekarang?" kata Dantes pada Jocopo jang datang berdoedoek dekat padanja sedang kapal berlaloe semingkin djaneh dari benteng d'If.

»Tanggal 20 Februari," sahoet Jacopo.

―Tahon apa?"

―Tahon apa?! kaoe tanjaken djoega tahon apa!?"

―Ja,akaoe tanjaken padamoe, sekarang ini ada tahon apa atawa talon brapa.

―Apa kaoe loopa namanja tahon?"

―Ja; di malam tadi akoe ada merasa amat kaget dan sangat takoet, hingga akoe ampir djadi gila dan ingatankoe djadi koesoet sekali. Akoe tiada taoe, sekarang ini ada 28 Februari dari tahon apa."

―Dari tahon 1829 " Soedali berlaloe ampatbelas talion, sadari Dantes ditangkap. Pada tempo moclai ditoctoep, ia ber- oemoer 19 tahon, sekarang ini ia beroemoer 33 tahon.

Dantes tersenjoem sambil merasa doeka, ia

BAGIAN 5.

vel 4.

menanja di dalam hati, apalah jang telah djadi dengan Mercedes di dalam itoe tempo jang bagitoe lama.

Komoedian matanja Dantes djadi beringas, kerna ia ingat pada itoe tiga orang, jang telah djadi lantaran aken ia tertoetoep; kombali ia bersoempah, jang ia nanti membalas sakit kapada Danglars, Fernand dan Villefort.

––––––––––––