GERPOLEK/Serba-Serbi
1. Tentara dan Laskar.
Tentara yang menjadi idaman kita, ialah Tentara Rakyat. Tentara Rakyat, ialah Tentara yang terdiri dari Rakyat, yang berjuang untuk kepentingan dan cita-cita Rakyat.
Dalam masa revolusi, maka kewajiban Tentara Rakyat ialah revolusi itu. Tentara Rakyat, adalah Tentara Revolusioner, yaitu Tentara yang berpolitik revolusioenr, latihan, persenjataan, organsiasi adminstrasi dan siasat-perang Tentara-Rakyat diselenggarakan oleh Pemerintah Rakyat pula.
Pemerintah Rakyat itu adalah satu pemerintah, yang ber-kemauan dan ber-politik cocok dengan kemauan dan politik Rakyat yang BER-REVOLUSI.
Laskar Gerilya, ialah laskar Rakyat juga! Tetapi Laskar Gerilya mengutamakan taktik perang Gerilya dan terdiri dari satuan-kecil atau gabungan dari beberapa satuan kecil. Laskar Gerilya bisa menyamar sebagai tani atau buruh! Tetapi sanggup pula menyerbu secepat-kilat dan hilang lenyap seperti angin kembali ke tengah Murba pekerja. Laskar Gerilya MEMBANTU tentara Rakyat dikedua sayap atau di belakang front-musuh; mengacau-balaukan pos, convooi, perlengkapan dan persiapan musuh.
Laskar Gerilya didirikan atas inisiatif Rakyat Murba, serta dibelanjai oleh Rakyat. Diaman Tentara Rakyat tak ada, maka Tentara Gerilya boleh mengambil pimpinan sendiri atas segala-gala. Dalam hal ini Laskar Gerilya boleh membentuk, memimpin dan mengerahkan Laskar Rakyat besar-besaran atas dasar taktik-gerilya dan dengan laskar Gerilya sebagai pelopor.
Laskar Gerilya dapat diterima menjadi bagian dari pada Tentara Rakyat! Demikian pula Tentara Rakyat boleh mengutamakan Taktik-Gerilya secara besar-besaran.
Tentara Rakyat, Laskar Rakyat dan Laskar Gerilya, bukanlah Tentara FEDERAL atau tentara yang saja dan dibentuk oleh KERJA-SAMA dengan Belanda. Opsir KNIL atau KMA dalam seluruhnya Revolusi ini belum pernah menunjukan inisiatif, kecakapan dan keulungan LEBIH dari pada opsir bentukan Jepang dalam tiga atau enam bulan. Boleh dikatakan hampir seluruh Tentara Laskar dan Barisan Rakyat yang berjasa dalam Revolusi, adalah hasil INISIATIF dan JASA Rakyat/Pemuda. Didikan serta latihan kader opsir cap KNIL dan KMA akan memakan ongkos terlampau besar yang tiada dapat dipikul Rakyat yang sudah miskin itu. Bagaimana didikan dan latihan KADER OPSIR Republik sesudah Merdeka 100 %, kelak akan ditentukan oleh FILSAFAT POLITIK dan sifatnya Republik Inodneisa, serta oleh kemajuan INDUSTRI Indonesia pula. Ini adalah urusan Rakyat Indonesia semata-mata. Bukannya urusan Belanda, ataupun urusan yang boleh dicampuri oleh Belanda! Dalam perang dunia yang baru lalu sama sekali Belanda tak menunjukkan keulungan dalam kemiliteran.
Kita tak boleh mengizinkan Belanda kembali IKUT-SERTA membentuk nama apa saja. Semua macam tentara yang dibentuk Belanda itu tentu Tentara di Indoensia, dengan nama TENTARA FEDERAL, atau dengan akan bersifat KOLONIAL. Tentara federal itu akan berarti satu Tentara yang terpisah dari Rakyat atas ongkosnya Rakyat, buat menindas Rakyat itu sendiri. Mempercayakan 70 juta Rakyat kita kembali kepada Tentara yang dibentuk oleh tukang warung Belanda berarti memancing kembalinya MALAPETAKA, seperti pada tanggal 8 Maret 1942!!!
2. Susunan Laskar Gerilya.
Sebenarnya Laskar Gerilya tak memandang kelas (golongan) di antara Rakyat Indonesia. Anak Ningrat, anak saudagar, anak buruh atau anak tani boleh menjadi anggota Laskar Gerilya atau memimpin satu pasukan Gerilya. Asal saja dia menganut politik dan program kemerekaan 100 %. Yang menjadi ukuran terakhir baginya ialah kejujuran dalam politik kemerdekaan itu, kecakapan bertempur atau memimpin.
Tetapi umumnya dalam hal susunan itu berlaku pula pepatah: ASAL MINYAK-KEMINYAK, ASAL AIR-KEAIR. Kaum buruh pabrik atau tambang senang berkumpul dengan bruh pabrik atau tambang pula. Kaum tani kebun atau desa lebih mudah pula berkumpul dengan jembelan kota. Karena saling lekas mengerti, saling lekas merasa, lantaran persamaan pekerjaan, kepentingan dan persoalan hidup, maka mereka lekas pula berikatan jiwa satu dengan lainnya.
Saling mengerti dan saling merasa itulah pangkalnya usaha tolong-bertolong. Dan sifat suka tolong-bertolong itulah pula jiwanya sesuatu susunan (organisasi) apa lagi susunan untuk bertempur.
Begitu pula buat melancarkan pimpinan serta komando pertempuran, maka sebaiknyalah pula para opsir dipilih dari masing-masing golongan pasukan, buruh dipimpin oleh opsir buruh, pasukan tani oleh opsir tani, jembel kota oleh intellekt jembel dan sebagainya, di sekitar masing-masing. Sudahlah tentu, opsir dari golongan apapun juga, asal jujur dan setia kepada pasukannya boleh menjadi opsir.
Supaya boleh dicocokkan dengan keadaan yang sudah ada disekitar kita sekarang, maka PEMANDANGAN HIDUP dan HALUAN POLITIK pun boleh pula dipakai sebagai ukuran. Laskar dan BARISAN sekarang mengambil dasar keagamaan, dan haluan politik kebangsaan atau kemurbaan. Kita kenal ketabahan Laskar Hizbullah, yang bersandar pada keagamaan itu. Kita kenal pula pada kekuatan Barisan Banteng, serta ketangkasan Barisan Pemberontak. Laskar Rakyat dan sebagainya, yang bersandar kepada politik kebangsaan dan kemurbaan. Semuanya ini tiada menjadi halangan untuk membentuk Laskar Gerilya atau menggabungkan beberapa Laskar yang ada. Yang terpenting buat sesuatu Laskar Gerilya ialah TAKTINYA berjuang dan CARANYA menggabungkan dirinya dengan Masyarakat disekitarnya.
Ringkasnya Laskar Gerilya boleh disusun pekerjaan (golongan) boleh pula menurut Pandangan Hidup dan Haluan Politik (keagamaan, kebangsaan atau kemurbaan-keproletaran).
3. Tempatnya Gerilya.
Dalam pertempuran yang dilakukan di dalam Daerah Republik, maka Laskar Gerilya seharusnya dan sedapatnya kerja sama dengan pimpinan Tentara Republik yang berjuang, laskar Gerilya membantu Tentara Resmi disemua tempat yang ditunjukkan oleh Tentara resmi revolusioner. Dalam hal ini, maka laskar Gerilya melakukan pekerjaan disayap kiri atau sayap kanan musuh atau di belakang frontnya musuh itu.
Tetapi Laskar Gerilya harus memegang teguh pendiriannya, yakni kemerdekaan 100 %. Dia akan meneruskan perjuangannya terbuka atau tertutup sebelum kemerdekaan 100 % itu tercapai. Dalam keadaan “Gencatan Senjata” maka dia terus berpedoman kepada kemerdekaan 100 %. Dia akan mau berhenti, kalau kemerdekaan 100 % terjamin. Dan dia akan terus berjuang, terbuka atau tertutup, ialah menurut kekuataannya. Kalau “gencatan senjata” itu tiada berarti kemerdekaan 100 %, ialah Kemerdekaan dalam hal politik, ekonomi, urusan luar negeri, kemiliteran dan keuangan buat seluruhnya Indonesia. Berhubung dengan haluan politiknya itu maka organisasi Laskar Gerilya terlepas dari pada organsasi Tentara Resmi atas dasar:
LAPISAN PENYUSUN DAN BERSATU MENGGEMPUR!
Di daerah pendudukan Belanda dan di daerah atau di pegunungan yang terkepung oleh Tentara musuh, maka Laskar Gerilya adalah sumber dari segala-gala. Dalam hal ini Laskar Gerilya akan memimpin pertempuran, politik, sosial dan perekonomian Rakyat. Disinilah Laskar Rakyat menyandarkan taktik-Gerilya itu kepada politik dan ekonomi. Disinilah Sang Gerilya memegang dan menyelenggarakan GERPOLEK sebagai senjata yang maha tajam untuk mengkikis semua kekuasaan musuh dari seluruhnya bumi Indonesia.
4. Beberapa petuah militer pegangan Napoleon.
Seorang hulubalang:
- haruslah mempunyai otak yang terang bak-gelas.
- haruslah tangkas bertindak mengatasi musuh.
- haruslah menganggap Kehormatan-Pahlawan lebih mahal dari pada jiwanya sendiri.
- haruslah sanggup berjalan 20 KM sehari dan bertempur.
- menganggap ketabahan dan keuletan lebih penting dari pada keberanian.
- haruslah insyaf, bahwa Pasukan-Kecil yang bergerak dengan cepat sama sekali atau lebih hebat dari pada Pasukan-Besar yang bergerak lambat.
- haruslah pusatkan serangan terhadap satu urat-nadi musuh.
5. Beberapa syarat untuk Sang Gerilya.
- Cakap membikin rencana dengan cepat-tepat.
- Komando harus tegas-tangkas dan ditaati.
- Mempunyai keuletan, tekad, ketabahan dan keberanian.
- Mempunyai semangat pantang kalah.
- Bisa cepat menyerbu dan cepat menghilang.
- Bisa cepat-tepat mengukur kekuatan musuh dan menyerang gelang rantai yang lemah pada saat yang terbaik.
- sanggup terus menerus memegang inisiatif dengan terus-menerus pula menyerang musuh!!!
6. Minimum Program Persatuan Perjuangan.
Mungkin Sang Gerilya berada di tempat yang belum ada Pasukan, Partai atau Badan Ekonomi. Dalam hal itu dia perlu membentuk semuanya dari permulaan.
Mungkin dia berada ditempat yang sudah ada satu atau beberapa Pasukan, satu atau beberapa Partai dan Badan Ekonomi. Dalam hal ini baiklah dia meng-koordinir semua Pasukan, Partai dan Badan yang sudah ada itu. Soal ini penting sekali untuk menghindarkan pertikaian dan kekacauan di antara kita sama kita. Dan sebaliknya supaya ada kebulatan tekad dan aksi di antara kita.
Mungkin pula Sang Gerilya harus menggabungkan Daerah yang sudah dikuasainya dengan satu atau beberapa daerah lain di Indonesia, sampai dia mendapat Gabungan Nasional.
Untuk mendapatkan kebulatan tekad dan aksi perlu sekali diadakan PROGRAM BERSAMA yang mengikat SEMUA aliran dari segala Pasukan, Partai dan Badan.
“Persatuan Perjuangan” pada musim “Jaya Berjuang” memperoleh PERSATUAN TUJUAN itu pada MINIMUM POGRAM seperti di bawah ini:
- Berunding atas pengakuan Kemerdekaan 100 %.
- Pemerintah Rakyat (dalam arti sesuainya haluan Pemerintah dengan kemauan Rakyat).
- Tentara Rakyat (dalam arti sesuainya haluan Tentara dengan Kemauan Rakyat).
- Melucuti Tentara Jepang (sudah berlaku).
- Mengurus Tawanan bangsa Eropa (sudah berlaku).
- Menyita (membeslag) dan menyelenggarakan pertanian musuh (kebun) (telah dilaksanakan oleh Buruh Tani sendiri).
- Menyita (membeslag) dan menyelenggarakan perindustrian musuh (Parbik, bengkel tambang dll).
(buat keterangan lebih lanjut bacalah Siaran yang berkepala : MINIMUM PROGRAM Persatuan Perjuangan UNITED ACTION).
Untuk mengetahui ORGANISASI dan lain-lain bacalah PUTUSAN KONGRES PEMBENTUKAN “PERSATUAN PERJUANGAN” pada tanggal 15 dan 16 Januari 1946 di Solo.
Buat mengetahui perbedaan MINIMUM PROGRAM Persatuan Perjuangan dengan 5 fasal PROGRAM PEMERINTAH bacalah pula siaran Persatuan Perjuangan pada tanggal 14-3-1946 yang berkepala: SAMAKAH PROGRAM PEMERINTAH DENGAN PROGRAM PERSATUAN PERJUANGAN???
7. Gagak dan Serigala.
Adalah seekor burung gagak yang mencuri sepotong dendeng. Dia hinggap pada dahannya suatu pohon. Kemudian datanglah seekor serigala mendekati burung gagak itu. Karena tempatnya burung itu terlampau tinggi, maka tiadalah serigala itu dapat merebut dendengnya burung gagak itu. Maka dipikirkannyalah suatu muslihat supaya mendapatkan dendeng yang diingininya itu.
Dia tahu, bahwa gagak itu adalah seekor burung, yang buruk rupa dan lebih buruk suara, tetapi dia tahu pula, bahwa gagak itu adalah seekor burung yang uju, tak kenal keburukannya sendiri dan senang dipuja orang! Dan Maksudnya serigala, ialah hendak memperoleh daging, yang ada diparuhnya gagak itu.
Maka mulailah serigala itu mengucapkan pujiannya seperti berikut:
“Hai burung gagak yang cantik molek berwarna bagus bersuara merdu pula. Alangkah besar hatiku dan terima kasihku kepadamu, jika kamu memperdengarkan suaramu kepadaku”.
Senanglah konon hatinya burung gagak mendengarkan pujiannya serigala itu. Dengan segera dibukannyalah mulutnya buat memperdengarkan suaranya, yang benar-benar disangka merdu itu.
Syahdan setelah itu dia membuka mulutnya untuk menyanyi itu, maka jatuhlah dendeng tadi dari mulutnya.
Sambil burung gagak masih asyik memperdengarkan suaranya dari atas dahan kayu, yang tinggi itu, maka serigala dengan segala cuka-cita memungut daging yang jatuh itu dan memakannya sampai habis……………..
Komentar:
Di zaman lampau, maka Pembesar Negara itu tiada suka mendengarkan kritik dari orang bawahannya. Tetapi pujangga yang cerdik insyaf pula akan kebenaran pepatah: Binatang tahan palu, manusia tahan kias.
Camkanlah arti yang dalam dari pada Diplomasi-Serigala-Licik itu dengan Gagak-Pelagak (vain iydel) itu!!!
Mungkin boleh sambil ibaratnya buat menafsirkan Diplomasi Indonesia-Belanda sampai sekarang!!!
8. SANG GERILYA.
Ditengah-tengah Masyarakat Rakyat Murba,
Ikut-serta bekerja di-sawah, kebun, pabrik dan tambang,
Diwaktu tiada berlatih atau berjuang!
Berlaku sebagai guru kepada murid,
Dan sebagai jururawat kepada yang sakit.
…………………………………….
Tetapi sekonyong-konyong laksana Kilat-Halilintar
…………………………………….
Mengejar halaukan musuh yang tersebar, kesasar!
…………………………………….
Langit atap-rumahnya, rumput kasurnya,
Mortir, mitraliyur karabin bantalnya
Atau dengan granat dan bambu-runcing,
Dalam panas hujan dia berbaring ………………..
…………………………………….
Sampai musuh hancur atau terpelanting!!!
Kembali dia ketengah Masyarakat-Rakyat-Murba
Sebagai Sang Gerilya
Putera dan Puteri, Tua dan Muda
Sampai Indonesia-Merdeka!