Detektif Chiu/Bab 4
IV.
TELOR JANG DIBUAT KUNTJI.
CHIU berbangkit dan berdjalan mundar-mandir diruangan kantor itu sembari bersuit, akan tetapi otaknja diputer terus dengan lebih keras, kerna terbukti jang iapunja suitan itu ternjata tida karuan djuntrung lagunja.
Setelah ia lempar putungan lisong jang ia isap, ia lalu mengadep pada Inspectir Lim dan berkata: „Kira-kiranja nanti malem, aku akan bisa...... tjekek batang lehernja itu kawanan pembunuhnja njonja djanda Lian!”
Ini perkataan membikin terkedjutnja Inspectir Lim jang djuga lantas menanja: „Djadi kau sudah bisa memastikan bahua pembunuhnja njonja Lian ada berkawan?” Pertanjaan ini diegosi oleh Chiu jang menjambung pembitjaraannja: „Tetapi my inspector, aku perlu minta Sin-hock djalan...... mengemis dan tawarkan telor ajam pada...... Sukandar jang rumahnja berada di Djalanan Halmaheira, dekat pengkolan, tidak djauh dari letak rumah kosong jang kita periksa itu!”
Sin-hock kebetulan dateng dan ia diminta buat djalankan apa jang dibilang barusan oleh Chiu. Bukan maen terperandjatnja Sin-hock satelah ia mendengar bahua ia diminta buat...... djadi pengemis mendjual telor!
„Ach, apa-apa'an 'nih? Aku tida biasa mendjadi....... pengemis !”
„Tida, sekarang djuga kau harus menurut Sin- hock, dan bawa telor ajam pada itu sudagar Sukandar!” Chiu seret Sin-hock masuk kelaen kamar dari itu kantoran polisie dan sebentar lagi bertindak keluar...... seorang pengemis dengan membawa dua butir telor ajam ditangannja, tinggalkan itu kantoran.
Inspectir Lim tida mengerti apa maunja detective Chiu, tetapi ia tida mau menanja sebab ia sudah tau sampe dimana Chiu punja kelihaian.
„Nah, sebentar malem, pukul 12, kita harus sudah berada didalem itu rumah kosong, dimana kita nanti bisa bekuk batang-lehernja itu kawanan pembunuh, tetapi perlu kau train lagi kaupunja boks-spel buat.....kalu-kalu nanti harus bertempur disana! Dan djika Sin-hock kombali, suru sadja ia lantas kekantorku. Now, 'till next time my inspector......” Zonderdapet ditahan detective Chiu meledjit dari hadepannja Inspectir Lim dan tida lama kemudian itu detective sudah tida keliatan bajangan bajangannja hingga membikin itu pembesar polisie goleng-golengkan kepala. ⁂
„WAH, sungguh betul omonganmu, Sukandar telah beli itu dua telor ajam jang aku bawa dengan zonder ditawar lagi harganja, sebab katanja ia merasa...... kasian padaku, seorang pengemis !” menutur Sin-hock dihadepan detective Chiu pada malemnja dari itu hari.
„Sekarang, laen kewadjiban meminta......pertarohan djiwamu!” mendjawab detective Chiu pada sebelonnja Sin-hock bisa berkata lebih djauh. Dari dalem latji-medja tulisnja Chiu keluarkan dan undjukan sebutir telor ajam. Itulah ada tjangkangan kosong jang ia ketemukan dirumahnja njonja djanda Lian tempo hari. „Tjoba kau pereksa dengan vergrootglas, ada apanja di-ini telor ajam jang keilangan...... isinja?!”
Dengan tida mengarti maksud apa jang dikandung oleh detective Chiu, Sin-hock menurut sadja ambil katja-api dan preksa dengan terliti itu tjangkangan telor.
„O, dua lobang ketjil jang ampir berdempetan!” berseru Sin-hock. „Dan, ada kepentingan apa kau simpan-simpan ini tjangkang telor, apa ia telah mengadu padamu buat ditjarikan isinja jang sudah ilang?”
„Nanti disana kau akan mengarti bahua ini telor jang aku djadikan kuntji untuk membuka resia²nja pembunuhan atas dirinja njonja djanda Lian. Nah, sekarang kita baeklah kerumah Inspectir Lim, tetapi harus dengan menjaru dan djangan lupa membawa revolvermu......”
Tida banjak omong lagi Sin-hock lantas ganti pakean, begitupun detective Chiu. Mareka berdua satelah seleseh menjaru sigra menudju kerumah Inspectir Lim jang dengan beberapa orang rechercheur, terutama Ibrahim, mulai bersiap untuk lakukan pertempuran seperti jang dipastikan tentu terdjadi oleh detective Chiu.
Gelap gulita keadaannja Djalanan Halmaheira dan Semarang-Timur, terutama dipengkolan jang mendjadi letaknja itu rumah kosong, tetapi sekarang terisi orang-orangnja detective Chiu.
Dirumah kosong jang mendjadi bulan-bulannja detective Chiu sekarang ada sembunji dengan rapi sekali beberapa orang jang terdiri dari Chiu sendiri, Inspectir Lim, Sin-hock, Ibrahim dan dua rechercheur sebawahannja. Marika punja tjara sembunjikan diri diatur berpentjaran begitu rupa, detective Chiu dan Inspectir Lim serta Sin-hock bertiga mengumpet dikamar jg berhadepan dengan laen kamar sedengkan Ibrahim tempatkan dirinja di..... atas usuk genteng jang tertutup pian bedjat, dua rechercheur berada dibelakang untuk membantu kalu ada kedjadian-kedjadian luar biasa. Semua sudah dipesen bagimana musti bertindak begitu ada pertandaan dari detective Chiu.
Antara kira-kira pukul 2, betul djuga tertampak tiga bajangan item jang merembet dari tembokan dipekarangan jang lantas dengan berindap-indap bertindak menudju kedalem kamar jang dihadepan kamar dimana Chiu c.s. ada mengumpet. Satu antara itu tiga bajangan sesampenja didalem kamar lantas menggunakan patjul buat menggali tanah jang berada dipodjokan kamar, precies arahnja ke djurusan Ibrahim bersembunji diatas usuk genteng.
Sementara itu, dua bajangan laennja bantu singkir-singkirkan tanah-kedukan, kemudian satelah kedukan itu mendjadi lebar dan dalem, dari dalemnja diangkat keluar suatu benda pesagi...... Saat jang terpenting ini tida dibuang pertjuma, berbareng dengan suara tjetetan djari dari detective Chiu terdengar, sinar battery dari atas usuk tempat Ibrahim sembunji, menjorot kedjurusan marika dan dengan demikian lalu tertampak terang, marika itulah ada Sukandar dan dua orang Tionghoa.
Mengerti gelagat tida enak, Sukandar lantas lepaskan tembakan kearah sorot battery ,tetapi dalem sekedjapan tempo detective Chiu, Inspectir Lim dan Sin-hock sudah...... serbu marika jang kerna matanja kesilohan sorotan battery tida bisa gunakan sendjatanja dengan betul. Tembakan-tembakan meledak tida karuan djuntrungannja sampe kemudian marika bertiga bisa dibekuk sasudahnja marika tjoba melawan dengan keras.
Pertjuma marika tjoba melawan, sebab selaennja marika punja sumangat sudah mendjadi bujar dengan adanja serbuan jang tida disangka-sangkanja, djuga memang marika bukan mendjadi tandingannja itu kawanan hamba wet jang terdiri dari orang-orang bukan sembarangan!
Ibrahim jang dengan sampurna bisa tarik kawat hubungan buat menjalakan battery jang begitu rapi dipasang oleh Chiu sedari tadi siangnja buat digunakan seperti telah diperbuat oleh Ibrahim menjilokan matanja Sukandar itu, sesudahnja bisa luputkan diri dari tembakannja sang musuh, lantas lontjat turun dari tempat sembunjinja dan kepruk dengan gagang revolver kepalanja Sukandar, sedangkan dua rechercheur jang berada dibelakang pun lantas bantu hantem-hantemi dua pendjahat laennja, sehingga semuanja itu dapet diringkus dengan zonder bisa berdaja lagi.
Kemudian Chiu c.s. lantas parani itu barang-pesagi jang barusan diangkat keluar dari dalem lobang kedukan tanah jang ternjata bukan laen ada sebuah peti-besi.
Apa jang terdapet didalemnja?
Begitu tutupnja peti-besi itu bisa dibuka dengan alat-alat jang memang ada dibawa oleh detective Chiu, apa jang tertampak isinja bisa membunarkan mata. Didalem itu peti-besi terdapet...... perhiasan² terdiri dari emas, berlian, ringgitan emas, uang logam dan laen-laennja jang menurut taksiran detective Chiu dan Inspectir Lim, harganja tida kurang dari f 150.000.― !