Bapak yang Luar Biasa
Penulis: H.A. Oppusunggu
Disunting oleh: Bennylin
Ada seorang Bapak yang baik sekali
Mempunyai dua anak laki-laki
Keduanya sama-sama ia kasihi
Keduanya sama-sama ia sayangi
Ia kaya dan punya banyak pelayan
Mengurus ternak, sawah, dan ladang
Pelayan-pelayan teratur dan aman
Senang, tenang, tanpa bimbang
Kini tiba lagi musim menuai
Bapak anak sibuk sekali
Mengatur pelayan dari pagi
Menyimpan hasil dengan rapi
Selesai musim menuai
Si bungsu menghadap Bapaknya
Ia berkata berani
Menyampaikan maksudnya
Bapak, beri aku bagianku
Jangan tunggu lagi, itu hakku
Aku mau hidup sesukaku
Hidup di sini membosankan aku
Dengan sedih dan karena terpaksa
Bapak memberi si bungsu bagiannya
Melihat itu anak sulung tidak bicara
Tapi iri dan marahlah ia
Si bungsu tertawa sangat gembira
Dan menjual semua bagiannya
Selamat tinggal, katanya bangga
Lalu melangkah membusungkan dada
Ia berangkat jauh ke kota
Menginap di hotel mewah
Dan segera mengadakan pesta
Riuh meriah
Temannya banyak laki-laki dan perempuan
Memuji-muji dia berganti-gantian
Ia bangga dan masuk restoran
Uangnya ia hambur-hamburkan
Akhirnya semua uangnya habis
Teman-temannya mengejek dan meringis
Karena itu ia sedih dan menangis
Ke sana ke mari persis pengemis
Ia diusir dari penginapan
Ke mana-mana mencari pekerjaan
Apa pun ia mau lakukan
Asal dapat makan
Akhirnya ia mendapat pekerjaan
Di ladang menjaga babi
Siang malam keringatan
Salah sedikit dicaci maki
Tapi ia tetap kekurangan
Makin lama makin tidak tahan
Dan ia takut mati kelaparan
Seorang pun tidak kasihan
Ia terkenang kepada Bapak
Ramahnya
Baiknya
Kasihnya
Mengenang itu ia malu sendiri
Di rumah Bapak tidak ada haknya lagi
Tapi ia tahu harus kembali
Kepada Bapak yang baik sekali
Ia bertekad
Bergerak
Beranjak
Berangkat
Setelah jauh meninggalkan kota
Ia melihat Bapaknya
Rindunya hangat terasa
Tapi ia jatuh tak kuasa
Bapak kasihan begitu melihatnya
Bapak berlari menyongsongnya
Bapak memeluknya
Bapak menciumnya dan mengelusnya
Bapak, katanya dengan isakan
Aku telah berdosa banyak
Berdosa terhadap Tuhan
Berdosa terhadap Bapak
Aku tidak layak lagi disebut anak Bapak
Aku hanya berharap jadi budak
Budak biasa
Seperti mereka
Bapak terharu dan berseru
Ambilkan jubah terindah untuk anakku
Cincin, sepatu, lembu gemuk muda
Siapkan semuanya kita berpesta
Anakku ini dulu hilang
Sama dengan mati
Sekarang ia pulang
Hidup kembali
Mereka riuh meriah berpesta
Terdengar ke tempat anak sulung bekerja
Ia terkejut dan bertanya curiga
Kepada pelayan yang menjemputnya
Ada apa?
Kenapa?
Pesta apa?
Untuk siapa?
Adikmu telah kembali
Bapakmu gembira sekali
Tentu engkau juga bersenang hati
Mendapat adikmu kembali
Ha?
Bapakku berpesta karena adikku kembali?
Padahal aku kerja keras setiap hari
Tapi tidak pernah Bapak hadiahi
Bapak sedih mengetahui hal itu
Dan segera menjemput anak sulung
Bapak bertanya kenapa begitu
Masam, cemberut, dan sangat murung
Bapak berpesta karena adikku kembali
Padahal terhadap aku Bapak tidak peduli
Aku kerja keras setiap hari
Tapi tidak pernah Bapak hadiahi
Anakku, engkau terus bersamaku
Kepunyaanku adalah kepunyaanmu
Tentang itu engkau tidak boleh ragu
Karena itulah keinginanku
Adikmu dulu hilang
Sama dengan mati
Sekarang dia pulang
Hidup kembali
Itulah sukacita
Kita bersama
Marilah berpesta
Riang gembira
Oh, Bapak itu sungguh luar biasa
Persis seperti Bapak yang di surga
Kalau kita mengakui dosa kita
Dia pasti gembira