Lompat ke isi

Antiquitates Iudaicae/Volume V

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

VOLUME V.

Memuat Rentang Waktu Empat Ratus Tujuh Puluh Enam Tahun.

Dari Kematian Musa Sampai Kematian Eli.

Bab 1

[sunting]

Bagaimana Yosua, pemimpin orang Ibrani, berperang melawan orang Kanaan, dan mengalahkan mereka, dan menghancurkan mereka, dan membagi tanah mereka dengan undi untuk suku-suku Israel.

1. Ketika Musa diambil dari antara manusia, dengan cara yang sudah dijabarkan, dan ketika kekhidmatan yang terkait perkabungan untuknya sudah selesai, dan kedukaan untuknya sudah berlalu, Yosua memerintahkan orang banyak untuk bersiap berangkat. Ia juga mengirimkan pengintai ke Yerikhk untuk mengungkap kekuatan apa yang mereka miliki, dan apa keinginan mereka; tetapi ia menata perkemahannya, karena bermaksud segera menyeberangi sungai Yordan pada musim yang tepat. Dan memanggil datang kepadanya para pemimpin suku Ruben, dan pengurus suku Gad, dan [setengah suku] Manasye, karena setengah suku ini telah diizinkan untuk menetap di negeri orang Amori, yang sepertujuh bagian tanah Kanaan, ia mengingatkan mereka akan apa yang telah mereka janjikan kepada Musa; dan ia mengatakan kepada mereka bahwa, demi pemeliharaan yang telah diberikan Musa kepada mereka yang tidak pernah lelah berjerih payah, semasa ia belum mati, dan demi kesejahteraan masyarakat, agar mereka mempersiapkan diri dan dengan sedia melakukan apa yang mereka janjikan; maka ia mengambil lima puluh ribu orang dari mereka yang mengikutinya, dan ia berbaris dari Abila ke Yordan, enam puluh furlong.

2. Maka ketika ia telah mendirikan perkemahannya, para pengintai segera datang kepadanya, mengenal baik seluruh negeri orang Kanaan; karena mulanya, sebelum mereka semua ditemukan, mereka mengamati cermat kota Yerikho tanpa gangguan, dan melihat bagian-bagian tembok mana yang kuat, dan mana yang sebaliknya, dan sesungguhnya tidak kokoh, dan mana gerbang yang begitu lemah sehingga memungkinkan masuknya tentara mereka. Maka orang-orang yang menjumpai mereka tidak memperhatikan mereka ketika melihat mereka, dan mengira mereka hanya orang-orang asing, yang hanya penuh ingin tahu melihat segala sesuatu di kota itu, dan tidak menganggap mereka musuh; tetapi pada waktu senja mereka beristirahat pada sebuah penginapan yang dekat dengan tembok, di mana mereka makan malam; dan setelah mereka selesai makan dan mempertimbangkan bagaimana untuk meloloskan diri, informasi disampaikan kepada raja ketika ia sedang bersantap, bahwa ada sejumlah orang dari perkemahan orang Ibrani melihat-lihat kota sebagai pengintai, dan mereka berada pada penginapan yang dimiliki oleh Rahab, dan sangat berhati-hati agar mereka tidak diketemukan. Maka segera ia menyuruh sejumlah orang kepada mereka, dan memerintahkan untuk menangkap mereka, dan membawa mereka kepadanya, supaya ia dapat memeriksa mereka dengan siksaan, dan mengetahui apa kerja mereka di sana. Segera setelah Rahab mengetahui bahwa para utusan itu datang, ia menyembunyikan para pengintai itu di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan untuk dikeringkan di atas sotoh rumahnya, dan berkata kepada para utusan yang dikirimkan oleh raja itu, bahwa orang-orang asing tertentu yang tidak dikenal telah makan malam bersamanya sesaat sebelum matahari terbenam, dan pergi, yang mudah sekali disusul, jika mereka menimbulkan ketakutan kepada kota itu, atau mungkin membawa bahaya untuk raja. Maka para utusan itu tertipu oleh perempuan itu, dan tidak curiga apa-apa, pergi dari sana, tanpa sempat menggeledah penginapan itu, tetapi segera mereka mengejar sepanjang jalanan yang paling mungkin ditempuh oleh orang-orang itu, dan khususnya yang menuju ke arah sungai, tetapi tidak mendapatkan kabar apa-apa tentang mereka; sehingga mereka menghentikan semua upaya pengejaran. Namun ketika semua keributan itu berakhir, Rahab membawa orang-orang itu ke bawah, dan memohon mereka segera setelah mereka merebut tanah Kanaan, ketika itulah mereka berkuasa untuk membalas budinya karena telah melindungi mereka, untuk ingat bahaya apa yang telah dijalaninya demi mereka, karena jika ia ketahuan menyembunyikan mereka, ia tidak dapat lolos dari kehancuran hebat, ia dan seluruh keluarganya bersamanya, dan menyuruh mereka pulah; dan memohon mereka untuk bersumpah kepadanya untuk melindungi dia dan keluarganya ketika mereka telah merebut kota itu, dan menghancurkan seluruh penduduknya, sebagaimana mereka diperintahkan untuk melakukan; karena sejauh itu ia berkata telah diyakinkan oleh mukjizat-mukjizat Ilahi yang telah diberitahukan kepadanya. Maka para pengintai itu mengakui bahwa mereka berhutang budi kepadanya atas apa yang telah dilakukannya, dan karenanya bersumpah untuk membalas kebaikannya, bukan hanya dalam perkataan, tetapi dalam perbuatan. Namun mereka memberikan nasihat ini kepadanya, bahwa ketika ia mengetahui kota itu hampir direbut, ia harus menempatkan semua barangnya, dan seluruh keluarganya, demi keamanan, di dalam rumah penginapannya, dan menggantungkan tali kirmizi di depan pintu-pintunya, [atau jendela-jendelanya,] supaya komandan orang Ibrani dapat mengenali rimahnya, dan menjaga agar ia tidak dilukai; karena, kata mereka, kami akan memberitahukan kepadanya akan hal ini, karena kesusahan yang telah engkau lakukan demi melindungi kami; tetapi jika siapapun dari keluargamu gugur dalam peperangan, janganlah engkau menyalahkan kami; dan kami meminta agar Allah, demi siapa kami bersumpah, agar saat itu jangan membenci kami, seakan-akan kami melanggar sumpah kami. Maka orang-orang itu, setelah membuat perjanjian itu, pergi, turun dengan tali dari tembok, dan lolos,, dan datang dan mengabarkan kepada umat mereka apa-apa yang telah mereka lakukan dalam perjalanan mereka ke kota ini. Yosua juga memberitahu imam besar Eleazar, dan senat, apa yang telah disumpahkan oleh para pengintai kepada Rahab, yang melanjutkan apa yang telah disumpahkan.

3. Maka ketika Yosua, sang komandan, merasa takut mengenai penyeberangan mereka melintasi Yordan, karena sungai itu mengalir dengan arus kuat, dan tidak dapat dilintasi dengan jembatan-jembatan, karena tidak pernah ada jembatan yang dibangun di atasnya sampai saat itu; dan ketika ia mencurigai, bahwa jika ia mencoba membuat jembatan, maka musuh-musuhnya tidak akan membiarkan mereka menyelesaikannya, dan mereka tidak punya perahu penyeberangan, - Allah berjanji untuk membelah sungai itu, sehingga mereka dapat melintasinya, dan dengan menyingkirkan sebagian besar airnya. Maka Yosua, setelah dua hari, menyuruh para tentara dan seluruh umat melintasinya dengan cara sedemikian: - Para imam berangkat terlebih dahulu, membawa tabut bersama mereka; kemudian orang-orang Lewi membawa kemah dan perkakas untuk persembahan korban; setelahnya seluruh umat mengikutinya, menurut suku-suku mereka, dengan anak-anak dan para istri di antara mereka, karena takut kalau-kalau mereka dihanyutkan arus. Tetapi segera setelah para imam memasuki sungai terlebih dahulu, nampaknya terbendung, dan kedalaman air menyusut dan pasir muncul di dasarnya, karena arus itu tidak begitu kuat atau cepat untuk menghanyutkan dengan kekuatannya; sehingga semua orang melintasi sungai itu tanpa takut, menemukannya dalam keadaan yang sama seperti Allah telah menubuatkan akan melakukannya; tetapi para imam berdiri diam di tengah sungai sampai orang banyak melintasinya, dan mencapai tepian dengan selamat; dan ketika semua orang telah lewat, para imam juga berjalan ke tepian, dan mengizinkan arus untuk mengalir bebas seperti sebelumnya. Sedemikianlah sungai itu, segera setelah orang-orang Ibrani ke luar darinya, meluap lagi, dan menjadi sebesar ukuran sebelumnya.

4. Maka orang-orang Ibrani bergerak lebih jauh lima puluh furlong, dan mendirikan perkemahan mereka pada jarak sepuluh furlong dari Yerikho; tetapi Yosua mendirikan mezbah dari batu-batu yang oleh semua pemimpin suku, atas perintah para nabi, diambil dari kedalaman, untuk kemudian menjadi peringatan bagi pembelahan aliran sungai ini, dan di atasnya mempersembahkan korban kepada Allah; dan di tempat itu merayakan Paskah, dan memiliki kelimpahan semua yang mereka inginkan saat itu; karena mereka menuai jagung orang Kanaan, yang sekarang sudah matang, dan mengambil barang-barang lain sebagai mangsa; karena saat itu, makanan mereka sebelumnya, yaitu manna, dan yang telah mereka makan selama empat puluh tahun, tidak turun lagi bagi mereka.

...

21. Dan Yosua, ketika ia telah berbicara kepada mereka, menemukan bahwa orang banyak setuju dengan usulannya. Maka ia mengutus orang-orang untuk mengukur negeri mereka, dan mengirim bersama mereka beberapa ahli geometri, yang tidak mudah gagal mengetahui kebenaran, berdasarkan keahlian mereka dalam bidang tersebut. Ia juga memberi mereka perintah untuk memperkirakan ukuran bagian dari tanah yang paling subur, dan apa yang kurang baik: karena demikianlah ciri tanah Kanaan, bahwa orang dapat melihat tanah lapang luas, dan sedemikian itu sangat cocok untuk menghasilkan buah-buahan, yang jika masih dibandingkan dengan bagian lain dari negeri itu, terhitung sangat subur, tetapi jika dibandingkan dengan ladang-ladang di sekitar Yerikho, dan yang termasuk Yerusalem, tidak ada apa-apanya; dan meskipun ternyata orang-orang ini hanya memiliki sedikit sekali tanah semacam itu, dan juga kebanyakan, bergunung-gunung, tetapi tidak ketinggalan dari bagian lain, dikarenakan sangat baik dan indah; karena alasan itu Yosua berpikir tanah untuk suku-suku harus dibagi sesuai perkiraan baiknya, bukan dari luasnya ukuran, sering terjadi bahwa satu acre tanah jenis itu setara dengan seribu acre lain. Dan orang-orang yang diutus itu, jumlah sepuluh, berjalan keliling, dan membuat perkiraan tanah itu, dan pada bulan ketujuh kembali kepada ke kota Silo, di mana mereka mendirikan Kemah Suci itu.

...

Bab 2

[sunting]

Bagaimana setelah Kematian Yosua, Pemimpin mereka, orang Israel melanggar hukum-hukum negara mereka, dan menderita bencana berat; dan ketika perpecahan terjadi, suku Benyamin dibasmi kecuali enam ratus laki-laki yang selamat.

1. Setelah kematian Yosua dan Eleazar, Pinehas bernubuat bahwa menurut kehendak Allah mereka harus menyerahkan kepemimpinan kepada suku Yehuda, dan suku ini harus menghancurkan suku bangsa orang Kanaan; karena waktu itu orang-orang ingin tahu apa kehendak Allah. Mereka juga meminta bantuan suku Simeon; tetapi dengan syarat, bahwa ketika suku-suku yang harus ditaklukkan oleh suku Yehuda sudah dibasmi, mereka akan melakukannya untuk suku Simeon juga.

2. Namun orang-orang Kanaan saat itu berada dalam keadaan berkembang, dan mereka menantikan orang Israel dengan tentara yang banyak di dekat kota Bezek, setelah menyerahkan kepemimpinan ke tangan Adonibezek, yang namanya berarti Tuan wilayah Bezek, karena Adoni dalam bahasa Ibrani bermakna Tuan. Sekarang mereka berharap bahwa orang Israel mengalami kesulitan, karena Yosua sudah mati; tetapi ketika orang Israel berperang melawan mereka, maksudku dua suku yang disebutkan sebelumnya, mereka berperang dengan gagah berani, dan membantai lebih dari sepuluh ribu orang darinya, serta menyebabkan sisanya melarikan diri; dan dalam pengejaran mereka menangkap Adonibezek, yang ketika jari-jari tangan dan kakinya dipotong oleh mereka, berkata, "Sesungguhnya, aku tidak akan senantiasa tersembunyi dari Allah, karena aku mendapati apa yang aku alami, sementara aku tidak malu untuk melakukannya terhadap tujuh puluh dua raja." Maka mereka membawanya hidup-hidup sejauh Yerusalem; dan ketika ia mati, mereka menguburkannya di dalam tanah, dan meneruskan upaya merebut kota-kota: dan ketika mereka merebut sebagian besar kota-kota itu, mereka mengepung Yerusalem; dan ketika mereka telah merebut kota bawah, yang tidak membutuhkan waktu lama, mereka membunuh semua penduduknya; tetapi kota atas tidak dapat direbut meskipun sudah diusahakan dengan susah payah, karena kekuatan tembok-temboknya, dan hakekat tempat tersebut.

3. Karena alasan itu, mereka memindahkan perkemahan mereka ke Hebron; dan ketika mereka telah merebutnya, mereka membunuh semua penduduknya. Saat itu masih hidup suku bangsa raksasa, yang tubuhnya begitu besar, dan mukanya sangat berbeda dengan orang-orang lain, sehingga mereka sangat mengejutkan untuk dilihat, dan menakutkan untuk didengar. Tulang-tulang mereka masih dipertontonkan sampai hari ini, tidak sama dengan kaitan yang dapat dipercaya dengan orang-orang lain. Kemudian mereka memberikan kota itu kepada orang Lewi sebagai hadiah yang luar biasa, dengan dua ribu kota-kota di sekitarnya; tetapi tanah yang di sana diberikan sebagai hadiah cuma-cuma kepada Kaleb, sesuai perintah Musa. Kaleb ini adalah salah seorang pengintai yang diutus oleh Musa ke tanah Kanaan. Mereka juga memberika tanah untuk dihuni bagi keturunan Yitro, orang Midian, yang adalah mertua Musa; karena mereka telah meninggalkan negeri mereka, dan mengikuti mereka, dan menemani mereka selama di padang gurun.

4. Sekarang suku Yehuda dan Simeon merebut kota-kota yang berada di bagian pegunungan wilayah Kanaan, juga Askelon dan Asdod, dari yang terletak dekat laut; tetapi Gaza dan Ekron luput dari tangan mereka, karena terletak di tanah datar, dan memiliki sejumlah besar kereta kuda, yang menyebabkan korban besar bagi para penyerang. Maka suku-suku ini, ketika mereka menjadi sangat kaya akibat perang ini, mundur ke kota-kota mereka dan menyingkirkan senjata-senjata perang mereka.

5. Namun suku Benyamin, yang memiliki Yerusalem, mengizinkan penduduknya untuk membayar upeti. Sehingga mereka semua pergi, yang harus membunuh, dan yang terbuka akan bahaya, dan mempunyai waktu untuk menanami tanah. Suku-suku lain meniru suku Benyamin, dan melakukan hal yang sama; dan puas dengan upeti yang dibayarkan kepada mereka, membiarkan orang Kanaan untuk hidup damai.

6. Namun, suku Efraim, ketika mereka mengepung Betel, tidak mendapat kemajuan, maupun melakukan apa yang senilai dengan waktu yang telah mereka habiskan, dan kesulitan yang mereka alami selama pengepungan, tetapi mereka tetap gigih dalam hal itu, masih duduk di depan kota tersebut, meskipun mereka mengalami banyak kesulitan karenanya: tetapi, setelah beberapa waktu, mereka menangkap seorang penduduk yang datang untuk membeli keperluan hidup dari mereka, dan mereka meyakinkannya, bahwa jika ia mau menyerahkan kota itu kepada mereka, mereka akan memeliharanya serta keluarganya; sehingga ia menyadari, bahwa dengan perjanjian tersebut, ia akan menyerahkan kota itu ke tangan mereka. Karenanya, ia yang mengkhianati kota itu dibiarkan hidup beserta keluarganya; dan orang Israel membunuh semua punduduknya, dan menguasai kota itu bagi diri mereka.

7. Setelah itu, orang Israel semakin takut untuk berperang melawan musuh-musuh mereka, melainkan memusatkan diri untuk bercocok tanam di tanah itu, yang menghasilkan berlimpah dan kaya, mereka mengabaikan pengaturan penghunian mereka, dan menikmati kemewahan dan kesenangan; juga mereka tidak waspada lagi untuk mendengar hukum-hukum yang termasuk pemerintahan politik mereka: sehingga Allah dibuat marah, dan mengingatkan mereka, bagaimana bertentangan dengan aturan-Nya, mereka telah membiarkan orang Kanaan hidup; dan, setelah itu, bagaimana orang Kanaan, ketika mendapat kesempatan, memperlakukan mereka dengan biadab. Namun orang Israel, meskipun diberi peringatan keras oleh Allah, tetapi tidak mau maju berperang; dan karena mereka mendapat banyak upeti dari orang Kanaan, dan tidak lagi mau menderita karena sudah hidup mewah, para pemimpin mereka pun menjadi korup, dan tidak mengatur diri dalam bentuk senat, juga tidak ada hakim-hakim untuk hukum mereka sebagaimana dulunya dibutuhkan, tetapi terlalu memusatkan diri untuk bercocok tanam di ladang-ladang mereka, untuk mendapatkan kekayaan; dengan kelambanan mereka menyebabkan perpecahan sendiri di antara mereka, dan sampai-sampai mereka saling berperang satu sama lain, dari peristiwa berikut: -

8. Ada seorang Lewi, seorang laki-laki dari keluarga biasa, yang termasuk suku Efraim, dan tinggal di sana: laki-laki ini menikahi seorang istri dari Betlehem, yaitu suatu tempat yang menjadi milik suku Yehuda. Orang ini sangat suka pada istrinya, dan terpesona oleh kecantikannya; tetapi ia tidak bahagia karena ia tidak mendapatkan balasan cinta kasih dari istrinya, karena istrinya membencinya, yang membuatnya lebih bergairah kepada istrinya, sehingga mereka selalu bertengkar; dan akhirnya perempuan itu sangat jijik akan pertengkaran-pertengkaran itu, sehingga ia meninggalkan suaminya, dan pergi ke rumah orang tuanya pada bulan keempat. ...

12. Namun setelah itu, mereka menyesal karena malapetaka yang mereka timpakan kepada orang Benyamin, dan menetapkan suatu puasa karenanya, meskipun mereka memandang orang-orang itu telah secara adil menderita akibat pelanggaran hukum mereka; sehingga mereka memanggil melalui duta-duta mereka keenam ratus orang yang telah meloloskan diri. Mereka semua duduk di atas sebuah batu karang yang disebut Rimmon, yang berada di padang gurun. Maka para duta-duta itu meratapi tidak hanya bencana yang menimpa orang-orang Benyamin, tetapi juga mereka sendiri, karena kehancuran kerabat mereka itu; dan membujuk mereka untuk menanggungnya dengan sabar; dan untuk datang dan bersatu dengan mereka, dan, sejauh di dalam mereka, tidak mengakibatkan kekurangan mereka menjadi kehancuran total suku Benyamin; dan berkata kepada mereka, "Kami memberi kalian izin untuk mengambil seluruh tanah Benyamin untuk kalian sendiri, dan sebanyak mungkin binatang buruan yang dapat kalian bawa bersama kalian." Maka orang-orang itu dengan sedih mengaku, bahwa apa yang telah terjadi itu sesuai dengan hukum Allah, dan telah terjadi karena kejahatan mereka sendiri; dan bersepakat dengan mereka yang telah datang mengundang, dan turun ke suku mereka sendiri. Orang-orang Israel juga memberikan mereka empat ratus perawan dari Yabesy Gilead sebagai istri; tetapi masih kurang dua ratus, mereka mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mencari istri yang cukup untuk mereka itu, dan supaya mereka mempunyai keturunan olehnya; dan sedangkan mereka sebelum perang dimulai telah bersumpah bahwa tak seorangpun akan memberikan putri mereka sebagai istri kepada seorang Benyamin, sejumlah orang menasihati mereka untuk tidak memegang apa yang disumpahkan, karena sumpah itu tidak dilakukan secara matang dan adil, tetapi karena emosi, dan berpikir bahwa mereka tidak akan melawan Allah, jika mereka dapat menyelamatkan satu suku penuh yang dalam bahaya kebinasaan; dan bahwa pelanggaran sumpah adalah hal yang menyedihkan dan berbahaya, tetapi tidak demikian jika dilakukan karena kebutuhan, tetapi hanya jika dilakukan dengan maksud jahat. Namun, ketika senat ketakukan pada istilah pelanggaran sumpah, seorang tertentu mengatakan kepada mereka bahwa ia dapat menunjukkan mereka jalan sehingga mereka dapat menyediakan bagi orang Benyamin cukup istri, tetapi masih memegang sumpah mereka. Mereka bertanya kepada orang itu apa usulannya. Ia berkata, "Bahwa tiga kali setahun, ketika kita bertemu di Silo, istri-istri dan putri-putri kita menemani kita: maka biarkanlah orang Benyamin menculik dan menikahi perempuan-perempuan itu yang dapat mereka tangkap, sedangkan kita tidak akan menegur mereka maupun melarang mereka; dan ketika orangtua mereka menganggap itu tidak baik, dan menginginkan kita menghukum mereka, kita akan memberitahu mereka, bahwa mereka sendiri menyebabkan apa yang terjadi, dengan mengabaikan untuk menjaga putri-putri mereak, dan bahwa mereka tidak boleh marah kepada orang Benyamin, karena kemarahan itu sudah diizinkan berlaku terlalu tinggi." Maka orang Israel dibujuk untuk mengikuti nasihat itu, dan mengundang-undangkan, bahwa orang Benyamin harus diizinkan mencuri istri untuk mereka sendiri. Maka ketika perayaan tiba, dua ratus orang Benyamin ini bersembunyi hendak menyerang sebelum masuk kota, berdua atau bertiga bersama-sama, menanti kedatangan para perawan, di kebun-kebun anggur dan tempat-tempat lain di mana mereka bisa bersembunyi. Kemudian para perawan itu datang bermain-main, dan tidak mencurigai apa yang akan menimpa mereka, dan berjalan tanpa berjaga-jaga, sehingga mereka yang tersebar di jalanan itu bangkit dan menculik mereka: dengan cara ini orang-orang Benyamin itu mendapatkan istri, dan bergiat pada pertanian, dan memelihara baik-baik untuk memulihkan keadaan bahagia mereka semuala. Dan demikianlah suku Benyamin, setelah mereka dalam bahaya punah seluruhnya, tertolong dengan cara yang telah disebutkan itu, dengan kebijaksanaan orang Israel; dan akibatnya menjadi makmur, dan segera meningkat menjadi banyak orang, dan menikmati kebahagiaan. Demikianlah akhir perang ini.

Bab 3

[sunting]

Bagaimana orang Israel setelah bencana ini menjadi lebih jahat dan takluk kepada orang Asyur; dan bagaimana Allah menyelamatkan mereka melalui Otniel, yang memerintah selama empat puluh tahun.

1. Maka terjadilah bahwa suku Dan menderita seperti suku Benyamin; dan terjadinya pada peristiwa berikut: - Ketika orang Israel sudah meninggalkan latihan senjata-senjata perang, dan memusatkan pada cocok tanam mereka, orang Kanaan membenci mereka, dan mengumpulkan tentara, bukan karena mereka mengira akan dianiaya oleh [orang Israel], tetapi karena mereka berpikiran untuk secara pasti memperlakukan orang Ibrani secara sewenang-wenang, dan akibatnya dapat dari waktu ke waktu tinggal di kota-kota mereka lebih aman; karenanya mereka mempersiapkan kereta-kereta perang, dan mengumpulkan prajurit-prajurit mereka bersama, kota-kota mereka juga bergabung bersama, dan menarik kepada kumpulan mereka Askelon dan Ekron, yang berada dalam suku Yehuda, dan banyak lagi mereka yang tinggal di dataran. Mereka juga memaksa orang-orang Dan untuk melarikan diri ke wilayah pegunungan, dan tidak membiarkan mereka sedikitpun bagian pada wilayah dataran untuk diinjak. Karena saat itu orang-orang Dan ini tidak mampu memerangi mereka, dan tidak mempunyai tanah yang cukup untuk menghidupi mereka, mereka mengirim lima orang laki-laki dari sukunya ke tengah-tengah negeri, untuk mencari tanah yang penduduknya dapat dihalau. Maka orang-orang ini pergi sampai sejauh sekitar Gunung Libanus, dan mata-mata air sungai Yordan Kecil, di dataran luas Sidon, satu hari perjalanan jauhnya dari kota itu; dan ketika mereka melihat tanah itu, dan menemukannya bagus dan sangat subur, mereka mengabari suku mereka mengenainya, akibatnya mereka mengadakan ekspedisi dengan tentara, dan membangun di sana kota Dan, sama dengan nama putra Yakub, dan sama dengan nama suku mereka sendiri.

...

Bab 4

[sunting]

Bagaimana bangsa kami menjadi hamba orang Moab selama delapan belas tahun, dan kemudian diselamatkan dari perbudakan oleh seorang bernama Ehud yang memegang kekuasaan selama delapan puluh tahun.

Bab 5

[sunting]

Bagaimana orang Kanaan memperbudak orang Israel selama dua puluh tahun; setelah mana mereka diselamatkan oleh Barak dan Debora, yang memerintah atas mereka selama empat puluh tahun.

Bab 6

[sunting]

Bagaimana orang Midian dan bangsa-bangsa lain berperang melawan orang Israel dan mengalahkannya, dan menjajah tanah mereka selama tujuh tahun, bagaimana mereka diselamatkan oleh Gideon, yang memerintah atas orang banyak selama empat puluh tahun.

Bab 7

[sunting]

Bagaimana para Hakim yang meneruskan Gideon berperang melawan bangsa-bangsa di sekitarnya dalam waktu yang lama.

Bab 8

[sunting]

Mengenai kekuatan Simson, dan kerusakan yang diakibatkannya bagi orang Filistin.

Bab 9

[sunting]

Bagaimana di bawah pemerintahan Eli atas orang Israel Boas menikahi Rut, yang kemudian melahirkan Obed, kakek Daud.

1. Setelah kematian Simson, Eli sang Imam Besar menjadi pemimpin orang Israel. Pada pemerintahannya, ketika negeri itu tertimpa kekeringan, Elimelekh orang Betlehem, suatu kota suku Yehuda, karena tidak mampu menghidupi keluarganya dalam kesusahan berat itu, membawa bersamanya Naomi, istrinya, dan anak-anak yang dilahirkan baginya oleh istrinya itu, Chillon dan Mahlon, dan memindahkan tempat tinggalnya ke negeri Moab; dan atas kemakmuran urusannya yang menggembirakan di sana, ia mengambil bagi putra-putranya, istri-istri dari kalangan bangsa Moab, Orpah untuk Chillon, dan Ruth untuk Mahlon. Namun dalam jangka waktu sepuluh tahun, baik Elimelech, dan tidak lama setelahnya, putra-putranya, mati; dan Naomi karena merasa tidak enak dengan kemalangan-kemalangan itu, dan tidak dapat tahan dengan kondisi kesendiriannya, mengingat orang-orang yang paling dikasihinya telah mati, demi siapa ia pergi dari negerinya sendiri, ia sekarang pulang kembali, karena ia telah diberitahu bahwa sekarang [negeri itu] dalam kondisi makmur. Namun, para menantu perempuannya tidak bisa berpisah dengannya, dan ketika mereka bertekad pergi dari negeri itu bersama [Naomi], [Naomi] tidak dapat membujuknya untuk tidak ikut; tetapi ketika mereka memaksakan, ia mengharapkan mereka mempunyai pernikahan yang lebih bahagia daripada dengan putra-putranya, dan bahwa mereka akan mendapat kemakmuraan dalam bidang lain juga; dan melihat hidupnya sendiri begitu rendah, ia menasihati mereka untuk tetap tinggal di mana mereka berada dan tidak berpikir untuk meninggalkan negeri mereka sendiri, dan ikut bersamanya dalam ketidakpastian keadaan kepulangannya. Karenanya Orpa tinggal, tetapi [Naomi] membawa serta Ruth, karena tidak mau dibujuk untuk tinggal, tetapi mengikuti nasibnya bersama [Naomi], apapun yang terjadi.

2. Ketika Rut datang dengan mertua perempuannya ke Betlehem, Boas, yang adalah kerabat dekat Elimelekh, melayaninya; dan ketika Naomi dipanggil oleh orang-orang senegerinya, menurut nama aslinya, ia berkata, "Kamu lebih benar memanggilku Mara." Naomi dalam bahasa Ibrani berarti kebahagiaan, dan Mara, kesusahan. Saat itu waktu menuai; dan Rut, atas izin mertua perempuannya, pergi untuk memungut sisa tuaian, supaya mereka mendapat satu bagian "jagung" untuk makanan mereka. Kebetulan ia datang ke ladang milik Boas; dan setelah beberapa waktu Boas datang ke sana, dan ketika ia melihat perempuan muda itu, ia menanyai hambanya yang menjaga para penuai mengenai perempuan muda itu. Hamba itu sedikit tahu mengenai keadaannya, dan mengatakannya kepada tuannya, yang dengan ramah menerima perempuan itu, baik karena kasih perempuan itu pada mertua perempuannya, dan kenangannya pada putranya yang dinikahinya, dan berharap bahwa perempuan itu dapat hidup sejahtera; maka ia menginginkan bahwa ia tidak memungut sisa melainkan menuai sebanyak yang dia mampu, dan mengizinkannya untuk membawa ke rumah. Ia juga menugaskan hamba yang menjaga para penuai supaya tidak menghalanginya ketika ia membawa pergi tuaian yang didapatnya, dan meyuruhnya memberi perempuan itu makan malam dan minum sebagaimana para penuai. Maka "jagung" yang diterima oleh Rut darinya ia simpan untuk mertua perempuannya, dan datang kepadanya pada waktu petang, dan membawa banyak jagung bersamanya; dan Naomi telah menyimpan untuknya sebagian makanan yang diberikan berlimpah oleh para tetangganya. Rut juga mengatakan kepada mertua perempuannya apa yang dikatakan Boas kepadanya; dan ketika orang lain telah memberitahukannya bahwa [Boas] adalah kerabat dekat mereka, dan mungkin orang yang cukup saleh untuk memelihara mereka, [Rut] pergi lagi pada keesokan harinya, untuk mengumpulkan sisa tuaian bersama para hamba perempuan Boas.

3. Belum lewat banyak hari, setelah jelai ditampi, Boas tidur di tempat pengirikannya. Ketika Naomi diberitahu keadaan ini, ia mencari akal supaya Rut berbaring dengannya, karena ia berpikir bahwa adalah untuk keuntungan mereka jika [Boas] bisa berhubungan dengan perempuan muda itu. Karenanya ia mengirim perempuan muda itu untuk tidur di kaki [Boas]; [perempuan muda itu] pergi seperti yang disuruhkan, karena ia tidak berpikir sesuai tugasnya untuk membantah perintah apapun dari mertua perempuannya. Dan mulanya ia berbaring tersembunyi dari Boas, karena [Boas] tertidur pulas; tetapi ketika [Boas] terbangun pada sekitar tengah malam, dan menyadari ada seorang perempuan berbaring di dekatnya, ia menanyai siapa dia; - dan ketika [perempuan itu] mengatakan namanya kepada [Boas], dan meminta kepada orang yang dianggapnya tuannya untuk mengampuni, [Boas] tidak berkata apa-apa lagi; tetapi pada waktu pagi, sebelum para hamba mulai bekerja, [Boas] membangunkannya, dan menyuruhnya mengambil sebanyak mungkin jelai yang mampu dibawanya, dan pergi ke mertua perempuannya sebelum ada orang yang melihat bahwa ia berbaring di dekatnya, karena adalah bijaksana untuk menghindari cercaan apapun yang dapat muncul dari kejadian tu, terutama karena tidak ada hal buruk yang dilakukan. Tetapi untuk hal utama yang ditujui [perempuan itu], hal itu harus berakhir begini, - "Orang yang lebih dekat sebagai kerabat daripadaku, akan ditanyai apakah ia akan mengambilmu sebagai istri; jika ia mau, engkau akan mengikutinya; tetapi jika ia menolak, aku akan menikahimu, menurut hukum."

4. Ketika [Rut] memberitahu mertua perempuannya mengenai hal itu, mereka sangat gembira, dengan harapan bahwa Boas ("Booz") akan mengatur pemeliharaan untuk mereka. Maka sekitar tengah hari Boas datang ke kota, dan mengumpulkan senat bersama, dan ketika ia memanggil Rut, ia memanggil juga sanak dari Rut; dan ketika ia tiba, [Boas] berkata, "Bukankah engkau menahan warisan Elimelekh dan putra-putranya?" Ia mengaku bahwa ia memang menahannya, dan ia melakukan sepanjang diizinkan oleh hukum, karena ia adalah sanak terdekat mereka. Maka berkatalah Boas, "Engkau seharusnya tidak ingat hukum itu setengah-setengah, tetapi melkukan setiap hal menurutnya, karena istri Mahlon telah datang kemari, dengan siapa engkau harus menikah, menurut hukum, dalam hal engkau ingin menahan ladang-ladang mereka." Maka orang itu melepaskan baik ladang maupun istri itu kepada Boas, yang juga sanak dari mereka yang telah mati itu, dengan alasan bahwa ia sudah punya istri, dan juga anak-anak; maka Boas memanggil senat sebagai saksi, dan meminta perempuan itu untuk melepaskan sepatu [orang itu], dan meludahi wajahnya, menurut hukum; dan ketika ini sudah dilakukan, Boas menikahi Rut, dan mereka mempunyai seorang putra dalam waktu setahun. Naomi sendiri menjadi perawat anak itu; dan atas nasihat para wanita, menamainya Obed, karena dibesarkan supaya melayaninya pada usia tuanya, karena Obed dalam dialek Ibrani berarti pelayan. Putra Obed adalah Isai, dan Daud adalah putra orang ini, yang menjadi raja, dan mewariskan kekuasaannya kepada putra-putranya selama dua puluh satu generasi. Karenanya, saya berkewajiban menceritakan sejarah Rut, karena saya mempunyai pikiran untuk menunjukkan kekuasaan Allah, yang, tanpa kesulitan, dapat membangkitkan mereka yang dari keturunan orang biasa kepada kemuliaan dan keagungan, di mana Ia memajukan Daud, meskipun ia lahir dari orang tua yang biasa seperti itu.

Bab 10

[sunting]

Mengenai kelahiran Samuel; dan bagaimana ia menubuatkan bencana yang akan menimpa putra-putra Eli.

...

4. Lalu ketika Samuel berusia dua belas tahun, ia mulai bernubuat: dan suatu kali ketika ia sedang tidur, Allah memanggil namanya; dan ia, mengira telah dipanggil oleh sang imam besar, datang kepadanya: tetapi ketika imam besar itu berkata ia tidak memanggilnya, Allah melakukannya tiga kali. Eli kemudian sudah sedemikian dicerahkan, sehingga ia berkata kepadanya, "Sesungguhnya, Samuel, aku tidak berbicara saat ini maupun sebelumnya: Allah yang memanggilmu; maka perbuatlah untuk menjawabnya, dan berkata, aku di sini sedia." Maka ketika ia mendengar Allah berbicara lagi, ia ingin Dia berbicara, dan untuk menyampaikan nubuat apa yang dikehendaki-Nya kepadanya, karena ia tidak akan gagal melakukan pelayanan apapun saat Allah memakainya; - untuk itu Allah menjawab, "Karena engkau sudah siap, ketahuilah kesusahan apa yang akan menimpa orang Israel, - yang sesungguhnya tidak ternyatakan dengan perkataan, maupun diyakini dengan iman; karena putra-putra Eli akan mati pada satu hari, dan keimaman akan dipindahkan kepada keluarga Eleazar; karena Eli mengasihi putra-putranya lebih dari ia mengasihi ibadah-Ku, dan sampai tingkat tertentu bukan untuk kebaikan mereka." Pesan itu Eli mewajibkan sang nabi dengan sumpah untuk memberitahukan kepadanya, karena kalau tidak ia tidak mau menyakitinya dengan mengabarkannya Eli sudah mendapatkan ramalan yang jauh lebih pasti mengenai kebinasaan putra-putranya; tetapi kemuliaan Samuel tambah lama tambah meningkat, didapati dari pengalaman bahwa apa saja yang dinubuatkannya demikianlah terjadi.

Bab 11

[sunting]

Di sini dinyatakan apa yang menimpa putra-putra Eli, Tabut Perjanjian dan orang-orang, serta bagaimana Eli sendiri mati secara mengenaskan.

1. Kira-Kira waktu itulah orang Filistin berperang melawan orang Israel, dan mendirikan perkemahan mereka di kota Afek. Ketika orang Israel telah menantikan mereka sebentar, keesokan harinya mereka bertempur, dan orang Filistin adalah pemenang, dan membantai lebih dari empat ribu orang Ibrani, dan mengejar sisa pasukan sampai ke perkemahan mereka.

2. Maka orang Ibrani ketakutan hal terburuk, mengirim kabar kepada senat dan kepada imam besar, dan ingin agar mereka membawa Tabut Allah, supaya jika mereka berbaris bersamanya, ketika berada di tengah mereka, mereka lebih kuat daripada musuh mereka, karena tidak mencerminkan bahwa Ia yang telah menyerahkan mereka untuk menderita bencana itu lebih besar daripada tahut, dan demi siapa tabut itu harus dihormati. Maka tabut itu datang, dan putra-putra imam besar bersamanya, setelah mendapat perintah dari bapa mereka, bahwa jika mereka pura-pura selamat saat tabut dirampas, mereka jangan kembali lagi ke hadapannya, karena Pinehas telah menjabat sebagai imam besar, bapanya telah menyerahkan jabatannya kepadanya, dengan alasan usia lanjut. Maka orang Ibrani penuh keberanian, menganggap bahwa, dengan kedatangan tabut, mereka akan lebih kuat daripada musuh-musuh mereka: musuh-musuh mereka juga sangat kuatir, dan takut dengan kedatangan tabut ke orang Israel: namun, hasilnya ternyata tidak sesuai dengan harapan kedua pihak, melainkan ketika pertempuran terjadi, kemenangan yang diharapkan oleh orang Israel diperoleh orang Filistin, dan kekalahan yang ditakutkan oleh orang Filistin menimpa orang Israel, dan dengannya mereka menyadari bahwa mereka telah sia-sia meletakkan keyakinan kepada tabut itu, karena mereka langsung terpukul segera setelah bertempur dekat dengan musuh-musuh mereka, dan kehilangan sekitar tiga puluh ribu orang, di antaranya putra-putra imam besar; tetapi tabut itu dibawa pergi oleh musuh.

3. Ketika kabar kekalahan itu tiba di Silo, termasuk mengenai dirampasnya tabut, (karena seorang muda, dari suku Benyamin, yang turut bertempur, datang sebagai pembawa kabar tersebut,) seluruh kota penuh dengan ratapan. Dan Eli, sang imam besar, yang duduk di sebuah tahta tinggi pada salah satu gerbang, mendengar tangisan perkabungan, dan menduga hal aneh telah menimpa keluarganya. Maka ia memanggil orang muda itu; dan ketika ia mengerti apa yang terjadi dalam pertempuran, ia tidak lebih tenang karena putra-putranya, atau apa yang diberitahukan kepadanya mengenai mengenai pasukan, setelah mengetahui sebelumnya dari pernyataan Ilahi bahwa hal-hal itu akan terjadi, dan ia telah menyatakan sendiri sebelumnya, - karena betapa hal-hal menyedihkan datang tak terduga paling menyusahkan mereka; tetapi segera setelah [didengarnya] tabut dirampas oleh musuh, ia sangat berduka atasnya, karena hasilnya sangat berbeda dari harapannya; sehingga ia terjatuh dari tahtanya dan mati, setelah hidup seluruhnya sembilan puluh delapan tahun, dan darinya memegang pemerintahan empat puluh.

4. Pada hari yang sama istri putranya, Pinehas, juga mati, karena tidak sanggup menanggung kemalangan suaminya; sebab mereka memberitahukan mengenai kematian suaminya ketika ia sedang bersalin. Namun, ia melahirkan seorang putra pada bulan ketujuh, yang hidup, dan kepadanya diberikan nama Ikabod, nama yang menyatakan kehinaan, - dan ini karena pasukan menerima kehinaan saat itu.

5. Eli adalah yang pertama dari keluarga Itamar, putra Harun yang lain, yang memegang pemerintahan; karena keluarga Eleazar awalnya menjabat sebagai imam besar, putranya masih menerima kehormatan dari bapanya yang diberikan oleh Eleazar kepada putranya, Pinehas; setelahnya Abiezer putranya menerima kehormatan, dan meneruskannya kepada putranya, yang bernama Bukki, darinya putranya Ozi menerimanya; setelahnya Eli, yang kita bicarakan, memegang keimaman, sehingga ia dan keturunannya sampai pada masa pemerintahan Salomo; tetapi kemudian keturunan Eleazar mengambil alih.