Lompat ke isi

Amerta: Berkala Arkeologi 1/Kata Pendahuluan

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Amerta: Berkala Arkeologi 1  (1985) 
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Proyek Penelitian Purbakala Jakarta
Kata Pendahuluan

KATA PENDAHULUAN


Bertepatan dengan Pekan Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang dilangsungkan pada bulan September 1951 di Jakarta, maka Dinas Purbakala Republik Indonesia menerbitkan sebuah risalah berisi empat karangan: ”Sekitar penyelidikan purbakala”. Risalah itu hanya disiarkan dalam jumlah terbatas, oleh karena ada terkandung maksud mencetak kembali dalam nomor pertama dari penerbitan baru Dinas Purbakala, ialah penerbitan yang diuntukkan bagi kalangan yang lebih luas daripada yang tercapai oleh kebanyakan dari penerbitan-penerbitan lainnya dari Dinas itu. Penerbitan baru tersebut harus ditunggu keluarnya lebih lama daripada maksudnya semula. Akhirnya kini dapat terlaksana juga, dan yang menjadi lantaran ialah adanya Pekan lagi dari Kementerian P.P dan K, ini kali di Makasar. Sementara itu risalah tadi telah menjadi dua kali lipat tebalnya, oleh karena kecuali empat buah karangan aslinya ada dimuat beberapa karangan lain yang berhubung dengan Pekannya diadakan di Makasar, sebagian khusus bertalian dengan Sulawesi.

Dalam tahun-tahun yang terakhir di negeri ini ada nampak minat yang semakin tumbuh terhadap kebudayaan sendiri, pun terhadap kebudayaan kuno beserta monumen-monumennya, Dan minat ini tidak hanya ada pada angkatan tua melainkan istimewa juga pada angkatan mudanya yang mengadakan tamasya mengunjungi monumen-monumen ini. Minat yang sebenarnya ada mengandung kebutuhan akan pengetahuan, akan pengertian lebih tegas dari apa yang dilihat, jadi singkatnya kebutuhan akan penerangan. Kenyataan ini tak dapat lain daripada menggembirakan bagi Dinas Purbakala, yang bersama dengan badan-badan yang menjelmakannya (Oudheidkundige Commissie dan Oudheidkundige Dienst, masing-masing didirikan tahun 1901 dan 1918) telah lebih dari lima puluh tahun berhasrat untuk menemukan kembali pusaka-pusaka kebudayaan kuno Indonesia, untuk mempelajarinya dan mempertahankannya untuk masa depan. Hanya untuk menyambut minat tersebut haruslah Dinas Purbakala memberikan penerangan-penerangan seperlunya. Akan tetapi mengingat akan banyaknya pekerjaan dalam lapangan kepurbakalaan yang harus dilakukan dan akan sangat kecilnya jumlah mereka yang harus melaksanakannya, maka hal itu lebih mudahlah dikatakan daripada dikerjakan. Salah satu cara pemberian penerangan itu ialah menerbitkan warta berkala, yang berhubung dengan keadaan terpaksa tak tertentu terbitnya, harus menunjukkan jalan ke arah monumen-monumen dan memberikan keterangan tentang pekerjaan, penemuan-penemuan, penerbitan-penerbitan dan lain-lain hal yang penting dari sudut sejarah kebudayaan. Risalah ini, yang kami terbitkan sebagai sambutan atas Pekan di Makasar, kami beri bentuk nomor pertama dari warta berkala itu. Tidak oleh karena buku ini telah tepat menyajikan apa yang kami angan-angankan dari warta berkala itu, akan tetapi oleh karena kami anggap lebih baik penerbitan itu sekarang juga dimulai dengan terbukanya kesempatan ini daripada terus ditunda-tunda saja.

Penerbitan ini kami beri nama ”Amerta”, ialah nama yang pada hemat kami penuh berarti untuk menyambut maksud kami. Amerta artinya luput dari maut jadi tepatlah untuk menggambarkan masa silam, yang meskipun sudah lampau namun tidak pernah hilang dan tetap menjadi kenyataan dan lagi pula berdaya terus di dalam masa sekarang. Pun Amerta kita kenal juga sebagai air suci yang menghindarkan bahaya maut. Dapatkah dipikirkan lambang yang lebih indah lagi untuk tujuan yang menjadi maksud dari penyelidikan kepurbakalaan dan pemeliharaan pusaka-pusaka kebudayaan?

Membangkitkan kembali alam pikiran serta bentuk-bentuk masa silam, yang masih erat bertalian dengan alam kita sekarang ini, di dalam angan-angan atau pun di dalam kenyataan, adalah di satu pihak oleh karena hormat kita terhadap masa silam serta minat kita dari sudut ilmu pengetahuan, dan di lain pihak oleh karena cinta kita terhadap masa sekarang yang dapat mengambil ilham dan kegembiraan dari pusaka-pusaka kebudayaan sendiri. Semoga dapatlah hendaknya pekerjaan kepurbakalaan di negeri ini semakin memenuhi cita-cita yang kami coba lukiskan dengan nama Amerta ini.