95 dalil Luther

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Logo Wikipedia
Logo Wikipedia
Wikipedia memiliki artikel yang berkaitan dengan:95 dalil Luther.

Berikut ini terjemahan 95 dalil Luther dari beberapa sumber (terjemahan tidak resmi)

Terjemahan dari situs SarapanPagi.org[sunting]

Sumber: http://www.sarapanpagi.org/martin-luther-s-95-theses-95-dalil-luther-vt1174.html

Bantahan Dr. Martin Luther Mengenai Pertobatan dan Surat Pengampunan Dosa

Dengan keinginan dan tujuan untuk menguraikan kebenaran, perdebatan akan diadakan di Wittenberg berdasarkan pernyataan yang disetujui di bawah kepemimpinan Bapa Martin Luther, rahib Ordo St. Agustinus, Master of Arts and of acred Theology, dosen Universitas Wittenberg. Selin itu, ia meminta kepada orang yang tidak bisa hadir dan melakukan diskusi dengan kami secara lisan tentang topik itu supaya melakukannya melalui surat untuk menggantikan ketidakhadiran mereka. Dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Amin.

  1. Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus, ketika Ia mengucapkan "Bertobatlah," dan seterusnya, menyatakan bahwa seluruh hidup orang-orang yang percaya harus diwarnai dengan pertobatan.
  2. Kata ini tidak boleh dimengerti mengacu kepada hukuman sakramental; maksudnya, berkaitan dengan proses pengakuan dan pelepasan (dosa), yang diberikan oleh imam-imam yang dilakukan di bawah pelayanan imam-imam.
  3. Dan, pertobatan tidak hanya mengacu pada penyesalan batiniah; tidak, penyesalan batiniah semacam itu tidak ada artinya, kecuali secara lahiriah menghasilkan pendisiplinan diri terhadap keinginan daging.
  4. Jadi, hukuman itu terus berlanjut selama ada kebencian pada diri sendiri - maksudnya, penyesalan batin yang sejati berlanjut: yaitu, sampai kita masuk ke dalam kerajaan surga.
  5. Paus tidak memiliki kekuatan maupun kuasa untuk mengampuni kesalahan apa pun, kecuali yang telah ia diberikan dengan otoritasnya sendiri, atau oleh peraturan.
  6. Paus tidak memiliki kuasa untuk mengampuni dosa apa pun, kecuali dengan menyatakan dan menjaminnya te1ah diampuni Allah; atau setidaknya ia dapat memberikan pengampunan pada kasus-kasus yang menjadi tanggung jawabnya, dalam kasus tersebut, jika kuasanya diremehkan, kesalahan akan tetap ada.
  7. Allah tidak pernah mengampuni dosa apa pun, tanpa pada saat yang sama Dia menundukkan diri manusia itu, merendahkan diri da1am sega1a sesuatu, kepada otoritas imam, wakilnya.
  8. Peraturan pengakuan dosa hanya dikenakan pada orang yang hidup dan tidak seharusnya dikenakan pada orang yang mati; menurut peraturan tersebut.
  9. Oleh karena itu Roh Kudus berkarya dalam diri Paus melakukan hal yang baik bagi kita, sejauh da1am keputusannya, Paus se1a1u membuat perkecualian terhadap aturan ten tang kematian dan nasib seseorang.
  10. Imam-imam bertindak salah dan tanpa pengetahuan, jika dalam kasus orang yang sekarat, mengganti hukuman kanonik dengan api penyucian.
  11. Benih ilalang tentang mengubah hukuman kanonik menjadi hukuman di api penyucian tampaknya tentu saja telah ditaburkan sementara para uskup tertidur.
  12. Pada mulanya, hukuman kanonik dikenakan bukan sesudah, melainkan sebelum pengampunan, sebagai ujian untuk pertobatan mendalam yang sejati.
  13. Orang yang sekarat melunasi semua hukuman dengan kematian, dianggap sudah mati sesuai hukum kanon dan mendapat hak dilepaskan dari hukum kanon.
  14. Kebaikan atau kasih yang tidak sempurna dari orang yang sekarat pasti menyebabkan ketakutan yang besar; dan makin sedikit kebaikan atau kasihnya, makin besar ketakutan yang diakibatkannya.
  15. Rasa takut dan ngeri tersebut sudah cukup bagi dirinya sendiri, tanpa berbicara hal-hal lain, tanpa ditambah penderitaan di api penyucian karena hal itu sangat dekat dengan kengerian keputusasaan.
  16. Neraka, api penyucian, dan surga tampak berbeda seperti halnya keputusasaan, hampir putus asa, dan kedamaian pikiran itu berbeda.
  17. Jiwa dalam api penyucian, tampaknya harus seperti ini: saat kengerian menghilang, kasih meningkat.
  18. Namun, hal itu tampaknya tidak terbukti dengan penalaran apa pun atau ayat Alkitab mana pun, api penyucian berada di luar kebaikan seseorang atau meningkatnya kasih.
  19. Hal itu juga tidak terbukti; bahwa jiwa dalam api penyucian yakin dan mantap dengan berkat mereka sendiri; mereka semua, bahkan jika kita bisa sangat yakin dengan hal tersebut.
  20. Oleh karena itu Paus, ketika ia berbicara ten tang pengampunan sepenuhnya dari semua hukuman, itu bukan sekadar bermakna semua dosa, melainkan hanya hukuman yang ia jatuhkan sendiri.
  21. Jadi, para pengkhotbah pengampunan dosa, yang berkata bahwa dengan surat pengampunan dosa dari Paus, seseorang dibebaskan dan diselamatkan dari semua hukuman, melakukan kesalahan.
  22. Sebab sesungguhnya ia tidak menghapuskan hukuman, yang harus mereka bayar dalam kehidupan sesuai dengan peraturan, bagi jiwa-jiwa di api penyucian.
  23. Jika pengampunan sepenuhnya bagi semua hukuman bisa diberikan kepada seseorang, sudah tentu tidak akan diberikan kepada seorang pun kecuali orang yang paling sempurna - yaitu, kepada sangat sedikit orang.
  24. Oleh karena itu sebagian besar orang pasti tertipu dengan janji pembebasan dari hukuman yang bersifat tidak pandang bulu dan sangat manis itu.
  25. Kekuasaan seperti itu dimiliki Paus atas api penyucian secara umum, seperti halnya dimiliki setiap uskup di keuskupannya dan setiap imam di jemaatnya sendiri, secara khusus.
  26. Paus bertindak dengan benar dengan memberikan pengampunan dosa kepada jiwa-jiwa, bukan dengan kekuasaan kunci-kunci (yang tak ada gunanya dalam hal ini), melainkan dengan doa syafaat.
  27. Orang yang berkata bahwa jiwa seseorang terlepas dari api penyucian segera setelah uang dimasukkan ke dalam peti yang menimbulkan bunyi gemerencing, berkhotbah dengan gila.
  28. Sudah tentu, ketika uang yang dimasukkan dalam peti menimbulkan bunyi gemerencing, ketamakan, dan keuntungan mungkin meningkat, tetapi doa syafaat gereja tergantung pada kehendak Allah semata-mata.
  29. Siapa tahu apakah semua jiwa di api penyucian ingin dibebaskan darinya atau tidak, sesuai dengan cerita yang dikisahkan tentang Santo Severinus dan Paschal?
  30. Tidak ada seorang pun yang yakin tentang realita perasaan berdosanya sendiri, terlebih-lebih pencapaian pengampunan dosa seluruhnya.
  31. Seperti halnya petobat sejati itu jarang, demikian juga orang yang sungguh-sungguh membeli surat pengampunan dosa itu jarang - maksudnya, sangat jarang.
  32. Orang yang percaya bahwa, melalui surat pengampunan dosa, mereka dijamin mendapatkan keselamatan mereka, akan dihukum secara kekal bersama dengan guru-guru mereka.
  33. Kita harus secara khusus berhati-hati terhadap orang yang berkata bahwa surat pengampunan dari Paus ini merupakan karunia Allah yang tak ternilai harganya, yang menyebabkan seseorang diperdamaikan dengan Allah.
  34. Sebab kasih karunia yang disalurkan melalui pengampunan ini hanya berkaitan dengan hukuman untuk memenuhi hal-hal yang bersifat sakramen, yang ditentukan oleh manusia.
  35. Orang yang mengajar bahwa penyesalan yang mendalam itu tidak diperlukan oleh orang-orang yang membeli jiwa-jiwa keluar dari api penyucian atau membeli lisensi pengakuan, tidak mengkhotbahkan doktrin Kristen.
  36. Setiap orang Kristen yang merasakan penyesalan yang sejati akan mendapatkan pengampunan dosa seluruhnya yang sejati dari penderitaan dan rasa bersalah, bahkan meskipun tanpa surat pengampunan dosa.
  37. Setiap orang Kristen sejati, entah yang hidup atau yang mati, mendapatkan bagian dalam semua berkat Kristus dan gereja yang diberikan kepadanya oleh Allah meskipun tanpa surat pengampunan dosa.
  38. Namun, pengampunan dosa, yang dilakukan oleh Paus, tidak boleh dipandang rendah dengan cara apa pun sebab pengampunan, seperti saya katakan, merupakan pernyataan pengampunan dosa dari Allah.
  39. Menekankan dampak pengampunan dosa yang besar dan pada saat yang sama menekankan pentingnya penyesalan yang sejati di mata orang-orang, merupakan hal yang paling sulit, bahkan juga untuk teolog yang paling terpelajar sekalipun.
  40. Penyesalan yang sejati mendambakan dan mencintai hukuman, sementara hadiah pengampunan dosa menjadikannya lega dan membuat manusia membencinya, atau paling tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk membencinya.
  41. Pengampunan dosa apostolikharus dinyatakan dengan penuh hati-hati, jika tidak, orang-orang secara salah akan menduga hal itu diletakkan pada perbuatan baik kasih lainnya.
  42. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa Paus tidak pernah berpikir bahwa pembelian surat pengampunan dosa dalam cara apa pun bisa dibandingkan dengan karya kasih karunia.
  43. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa orang yang memberi kepada orang miskin, atau memberi pinjaman kepada orang yang kekurangan, berbuat lebih baik daripada jika ia membeli surat pengampunan dosa.
  44. Karena, melalui kasih, kasih meningkat, dan manusia menjadi lebih baik; sementara melalui surat pengampunan dosa, ia tidak menjadi lebih baik, tetapi hanya lebih bebas dari hukuman.
  45. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa orang yang memandang seseorang yang kekurangan dan melewatinya, memberikan uang untuk mendapatkan pengampunan dosa, tidak sedang membeli surat pengampunan dosa dari Paus untuk dirinya sendiri, tetapi murka Allah.
  46. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, kecuali mereka memiliki kekayaan yang berlimpah, mereka terikat untuk melakukan hal yang perlu untuk dipakai bagi keperluan rumah tangga mereka sendiri dan dengan cara apa pun tidak boleh menghamburkannya untuk mendapatkan surat pengampunan.
  47. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, meskipun mereka bebas untuk membeli surat pengampunan dosa, mereka tidak diwajibkan untuk melakukannya.
  48. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa Paus, dalam memberikan pengampunan, memiliki kebutuhan lebih banyak dan keinginan lebih banyak agar doa yang tekun dinaikkan baginya, daripada uang yang sudah siap untuk dibayarkan.
  49. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa pengampunan dari Paus itu berguna, jika mereka tidak meletakkan kepercayaan mereka penyucian; tetapi paling berbahaya, jika melaluinya mereka kehilangan rasa takut mereka kepada Allah.
  50. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, jika Paus mengetahui tuntutan para pengkhotbah pengampunan dosa, ia akan lebih menyukai jika Basilika St. Petrus dibakar sampai menjadi abu, daripada dibangun dengan kulit, daging, dan tulang domba-dombanya.
  51. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, seperti halnya merupakan kewajiban, demikian juga itu merupakan harapan Paus yang jika perlu menjual Basilika St. Petrus dan memberikan uangnya sendiri kepada banyak orang, yang darinya para pengkhotbah pengampunan dosa menarik uang.
  52. Sia-sialah harapan untuk mendapatkan keselamatan melalui surat-surat pengampunan dosa, bahkan sekalipun itu komisaris, tidak, bahkan Paus sendiri - harus menjanjikan jiwanya sendiri bagi mereka.
  53. Orang yang, demi memberitakan pengampunan dosa, mengutuk firrnan Allah untuk meredakan ketenangan di gereja lainnya, adalah musuh Kristus dan Paus.
  54. Kesalahan dilakukan terhadap firman Allah jika, dalam khotbah yang sama, waktu yang sama atau lebih lama dihabiskan untuk membahas surat pengampunan daripada untuk membahas firman Allah.
  55. Menurut pikiran Paus jika surat pengampunan, yang merupakan masalah yang sangat kecil, dirayakan dengan satu bel, satu prosesi, dan satu seremoni; Injil, yang merupakan masalah yang sangat besar, seharusnya diberitakan dengan ratusan bel, ratusan prosesi, dan ratusan seremoni.
  56. Kekayaan gereja yang menyebabkan Paus mengeluarkan surat pengampunan dosa, tidak cukup didiskusikan atau dikenal di antara umat Kristus.
  57. Tampak jelas bahwa kekayaan tersebut bukanlah kekayaan sementara; sebab kekayaan tersebut tidak untuk dibagikan secara gratis, tetapi hanya ditimbun oleh banyak pengkhotbah surat pengampunan dosa.
  58. Kekayaan itu juga bukan kebaikan Kristus dan para Rasul; sebab tanpa peran Paus, kebaikan selalu menghasilkan kasih karunia kepada manusia rohani; dan salib, kematian, dan neraka bagi manusia lahiriah.
  59. St. Lawrence berkata bahwa harta benda gereja adalah orang-orang miskin di gereja, tetapi ia berbicara menurut penggunaan kata itu pada zamannya.
  60. Kami tidak tergesa-gesa berbicara jika kami berkata bahwa kunci gereja, yang diserahkan melalui kebaikan Kristus, adalah kekayaan itu.
  61. Sangat jelas bahwa kuasa Paus pada hakikatnya sudah memadai untuk mengampuni hukuman dan kasus-kasus yang khusus diberikan padanya.
  62. Kekayaan gereja yang sejati adalah Injil Kudus dari kemuliaan dan kasih karunia Allah.
  63. Namun, kekayaan itu paling dibenci karena membuat orang yang pertama menjadi yang terkemudian.
  64. Sementara kekayaan surat pengampunan dosa paling diterima karena membuat yang terakhir menjadi yang pertama.
  65. Oleh karena itu kekayaan Injil adalah jala, yang pada mulanya digunakan untuk menjala orang kaya.
  66. Kekayaan surat pengampunan dosa adalah jala yang sekarang digunakan untuk menjala kekayaan orang.
  67. Surat pengampunan dosa, yang dipromosikan secara jelas oleh para pengkhotbah sebagai kasih karunia terbesar, dipandang sungguh-sungguh seperti itu sepanjang berkaitan dengan meningkatnya keuntungan.
  68. Namun, dalam kenyataan, surat itu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kasih karunia Allah dan kesalehan karena salib.
  69. Uskup dan imam terikat untuk menerima komisaris kepausan yang mengurusi surat pengampunan dengan segala kehormatannya.
  70. Namun, mereka masih terikat untuk melihatnya dengan segenap mata mereka dan memerhatikan dengan segenap telinga mereka supaya orang-orang ini tidak mengkhotbahkan keinginan mereka sendiri, namun mengkhotbahkan apa yang diperintahkan oleh Paus.
  71. Biarlah orang yang berbicara menentang kebenaran surat pengampunan dosa Paus terkucil dan terkutuk.
  72. Namun, pada sisi lain, orang yang mengeluarkan segenap kemampuannya untuk menentang hawa nafsu dan penyelewengan kebebasan para pengkhotbah pengampunan, biarlah ia diberkati.
  73. Seperti halnya Paus secara adil menghardik orang yang menggunakan berbagai cara untuk merusak perdagangan surat pengampunan.
  74. Terlebih-lebih jika ia menghardik orang yang, dengan dalih surat pengampunan, menggunakannya sebagai alasan untuk merusak kasih kudus dan kebenaran.
  75. Berpikir bahwa surat pengampunan Paus memiliki kuasa sedemikian sehingga mereka bisa membebaskan manusia bahkan jika - meskipun itu tidak mungkin - ia telah bersalah kepada Bunda Allah, merupakan kegilaan.
  76. Sebaliknya, kami meneguhkan bahwa surat pengampunan Paus tidak bisa menghapuskan dosa paling remeh sekalipun, sepanjang hal itu terkait dengan kesalahannya.
  77. Ungkapan yang mengatakan bahwa seandainya St. Petrus menjadi Paus sekarang, ia tidak bisa memberikan kasih karunia yang lebih besar, merupakan penghujatan kepada St. Petrus dan Paus.
  78. Kami sebaliknya meneguhkan bahwa Paus saat ini atau Paus lain mana pun memiliki kasih karunia yang lebih besar yang dapat digunakan menurut kehendaknya - yaitu, InjiI, kuasa, karunia kesembuhan, dan sebagaimana tertulis (1 Korintus XII.9.)
  79. Mengatakan bahwa salib yang dihiasi panji-panji kepausan merniliki kuasa yang sama dengan salib Kristus, merupakan penghujatan.
  80. Uskup, imam, dan teolog yang mengizinkan khotbah semacam itu beredar di antara umat, harus memberikan pertanggung-jawaban.
  81. Khotbah mengenai surat pengampunan dosa yang tidak terkontrol ini bukanlah hal yang mudah, bahkan juga bagi orang terpelajar, tidak bisa menyelamatkan Paus dari fitnah, atau, dalam semua peristiwa, pertanyaan kritis kaum awam.
  82. Misalnya: "Mengapa Paus tidak mengosongkan api penyucian demi kasih yang paling kudus, dan kebutuhan jiwa yang mendesak - ini menjadi yang paling benar dari semua alasan - jika ia menebus jumlah jiwa yang tidak terbatas demi hal yang paling hina, uang, untuk digunakan membangun Basilika - ini menjadi alasan yang paling sepele?"
  83. Sekali lagi: "Mengapa misa penguburan dan misa peringatan hari kematian masih berlanjut, dan mengapa Paus tidak mengembalikan, atau mengizinkan penarikan dana yang diwariskan untuk tujuan ini; karena hal ini merupakan kesalahan untuk berdoa bagi orang-orang yang sudah ditebus?"
  84. Sekali lagi: "Apakah karena kesalehan yang baru kepada Allah dan Paus, maksudnya, demi uang, pejabat gereja mengizinkan orang yang tidak beriman dan musuh Allah untuk menebus jiwa-jiwa yang saleh dan mengasihi Allah dari api pencucian, namun tidak menebus jiwa yang saleh dan terkasih itu, berdasarkan kasih yang cuma-cuma, demi kebutuhannya jiwa-jiwa itu sendiri?"
  85. Sekali lagi: "Mengapa peraturan tentang penyesalan dosa, yang sudah lama dihapuskan dan mati dalam kenyataannya karena tidak digunakan, sekarang dipatuhi lagi dengan memberikan surat pengampunan dosa, seolah-olah peraturan-peraturan tersebut masih hidup dan berlaku?"
  86. Sekali lagi: "Mengapa Paus, yang kekayaannya saat ini jauh lebih banyak daripada orang yang paling kaya di antara orang kaya, tidak membangun Basilika St. Petrus dengan uangnya sendiri, sebaliknya dengan uang dari. orang-orang percaya yang miskin?"
  87. Sekali lagi: "Apa yang diampuni at au dianugerahkan Paus kepada orang-orang, yang dengan penyesalan yang dalam dan sempurna, merniliki hak untuk mendapatkan pengampunan dan berkat yang sempurna?
  88. Sekali lagi: "Berkat yang lebih besar apakah yang akan diterima gereja jika Paus, tidak satu kali, seperti yang ia lakukan sekarang, memberikan pengampunan dosa dan berkat seratus kali sehari kepada setiap orang yang setia dalam iman?"
  89. Oleh karena keselamatan jiwa, bukannya uang, yang dicari Paus melalui surat pengampunannya, mengapa ia menunda surat-surat dan pengampunan dosa yang diberikan sejak lama karena keduanya sama-sama manjur?
  90. Untuk menindas keberatan dan argumen kaum awam dengan kekuatan semata-mata dan tidak menyelesaikannya dengan memberikan penjelasan, berarti memberi kesempatan kepada gereja dan Paus untuk dicemooh musuh-musuh mereka dan membuat orang-orang Kristen tidak senang.
  91. Jika, kemudian, pengampunan dikhotbahkan sesuai semangat dan pikiran Paus, semua pertanyaan ini akan diselesaikan dengan mudah - tidak, bahkan tidak akan ada.
  92. Jadi, menyingkirlah, semua nabi yang berkata kepada umat Kristus, "Damai, damai," dan tidak ada damai!
  93. Diberkatilah semua nabi yang berkata kepada umat Kristus, "Salib, salib," dan tidak ada salib!
  94. Orang-orang Kristen harus dinasihati untuk setia mengikuti Kristus Sang Kepala mereka melalui penderitaan, kematian, dan neraka.
  95. Dan dengan demikian yakin untuk memasuki surga melalui penganiayaan, bukannya melalui damai sejahtera yang palsu.

PERNYATAAN

Saya, Martin Luther, Doktor, dari Ordo Rahib di Wittenberg, ingin menyatakan di depan umum bahwa dalil tertentu menentang surat pengampunan dosa Paus, sebagaimana mereka menyebutnya, te1ah saya cetuskan. Meskipun demikian, sampai saat ini, tidak ada aliran kita yang paling terkenal dan termasyhur, ataupun kekuatan sipil dan keimaman telah mengecam saya, tetapi seperti yang saya dengar, ada beberapa orang yang memiliki sikap tidak berpikir panjang dan lancang, yang berani mengatakan bahwa saya bidat, seolah-olah masalah ini sudah diamati dan dipelajari dengan teliti. Namun, menurut saya, seperti yang sudah saya lakukan sebelumnya, demikian juga sekarang, saya memohon kepada semua orang dengan iman Kristus, agar menunjukkan kepada saya jalan yang lebih baik, jika jalan yang semacam itu sudah dinyatakan Allah kepadanya, atau paling tidak untuk memberikan pendapat mereka ten tang penilaian Allah dan gereja. Sebab saya tidak begitu terburu-buru untuk berharap bahwa pendapat saya semata yang lebih disukai daripada pendapat semua orang lain, atau tidak bodoh sehingga bersedia membiarkan firman Allah dijadikan dongeng yang direkayasa oleh penalaran manusia.

Sumber: John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi, 2001, p. 327- 335

Terjemahan dari situs Kaskus[sunting]

Sumber:

Debat Doktor Martin Luther terhadap Kekuatan dan Keberhasilan Indulgensi Oleh Dr. Martin Luther (1517)

Dalam Nama Tuhan Kita Yesus Kristus. Amin.

1, Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus, ketika Ia berkata "Bertobatlah", menginginkan agar seluruh hidup orang-orang yang percaya berubah/bertobat.

2. Kata ini tidak boleh dimengerti mengacu kepada sakramen pengampunan dosa, atau, proses pengakuan dan pelepasan (dosa), yang diberikan oleh imam-imam.

3. Dan tidak hanya mengacu pada pertobatan ke dalam saja; tidak, tidak ada pertobatan ke dalam yang ke arah luar tidak membuat daging merasa malu.

4. Hukuman [dosa], karena itu, terus ada selama kebencian terhadap diri sendiri tetap ada; karena inilah pertobatan ke dalam yang sejati, dan terus berlanjut sampai kita masuk ke dalam kerajaan surga.

5. Paus tidak pernah bermaksud menghapuskan, dan tidak bisa menghapuskan hukuman apapun selain dari apa yang telah dijatuhkannya apakah dengan otoritas Paus sendiri atau dengan otoritas Kanon.

6. Paus tidak bisa menghapus kesalahan apapun, kecuali mengumumkan bahwa (semua dosa) sudah diampuni oleh Tuhan dan dengan meminta pengampunan Tuhan; terlebih dahulu (agar pasti), baru kemudian ia boleh memberikan pengampunan dalam kasus-kasus yang boleh diputuskannya. Bila hak Paus untuk memberikan pengampunan dalam hal-hal tertentu dipandang tidak layak, seluruh dosanya tetap tidak diampuni.

7. Tuhan tidak memberikan pengampunan kepada mereka yang, pada saat yang sama, tidak bersikap rendah hati dalam segala hal dan termasuk didalamnya para pengawal-Nya, yakni para imam.

8. Kanon-kanon penitensi diberikan hanya kepada manusia yang masih hidup, dan, menurut kanon-kanon tersebut, tidak boleh diberikan kepada yang sudah meninggal.

9. Karenanya Roh Kudus yang tinggal di dalam paus sangatlah baik terhadap kita, karena dalam surat keputusannya ia (paus) selalu membuat pengecualian pada tulisan yang menyangkut kematian dan jika diperlukan.

10. Orang-orang menjadi jahat dan jauh dari Tuhan dikarenakan oleh perbuatan para imam yang, karena orang yang sudah meninggal, bisa menerima pengampunan dosa yang kanonik di api penyucian.

11. Perubahan dari hukuman kanonik menjadi hukuman di api penyucian adalah satu bukti yang jelas dari kesalahan yang diajarkan ketika para uskup sedang tidur.

12. Di waktu yang lampau hukuman kanonik tidak dilakukan setelah, tapi sebelum pengampunan dosa, untuk menguji kesungguhan penyesalan.

13. Orang-orang yang telah meninggal telah dibebaskan oleh kematian dari semua hukuman; mereka telah mati bagi aturan-aturan kanonik, dan memiliki hak untuk dilepaskan dari aturan-aturan tersebut.

14. Kesehatan (jiwa) yang tidak sempurna, atau bisa dikatakan juga, cinta kasih yang tidak sempurna, yang dibawa oleh orang yang meninggal, akan berubah, menjadi ketakutan yang hebat; dan semakin sedikit cinta kasih yang dimilikinya, semakin besar ketakutannya.

15. Ketakutan dan kengerian ini sudah cukup dan hanya ini yang diperlukan (dan tidak perlu lagi yang lainnya) sehingga dapat dianggap sebagai hukuman di api penyucian, karena kedekatannya pada kengerian akan kebinasaan.

16. Perbedaan antara neraka, api penyucian, dan surga mirip seperti binasa, hampir-binasa dan pasti selamat.

17. Jiwa-jiwa yang berada di dalam api penyucian seharusnya mengalami kengerian yang semakin berkurang dan kasih yang semakin bertambah.

18. Masih belum bisa dibuktikan, entah dengan penjelasan maupun dengan Alkitab, bahwa mereka (orang-orang di api penyucian) berada dalam kondisi diluar merit, yaitu dengan kasih yang terus menerus bertambah.

19. Sekali lagi, belum bisa dibuktikan bahwa mereka, atau setidaknya mereka semua, bisa merasa pasti atau yakin bahwa mereka selalu berada dalam kondisi terberkati, meskipun kita bisa sangat yakin akan hal ini.

20. Karenanya dengan menyatakan "pengampunan penuh terhadap semua hukuman" paus tidak bermaksud menyatakan "semuanya" tapi hanya yang dilakukan oleh orang tersebut.

21. Karenanya mereka yang mengajarkan indulgensi telah melakukan kesalahan, ketika mengatakan bahwa dengan indulgensi dari paus, seorang manusia bisa dibebaskan dan semua hukuman, dan akan selamat;

22. Mengingat bahwa ia memberikan pengampunan kepada jiwa-jiwa di api penyucian dengan tanpa memberikan hukuman padahal, menurut kanon, mereka seharusnya membayar (dosa-dosanya) selama mereka masih hidup.

23. Jadi kalau penghapusan semua hukuman bisa diberikan kepada semua orang, pastilah bahwa penghapusan hukuman ini hanya bisa diberikan kepada golongan yang paling sempurna, dan jumlahnya sangat sedikit.

24. Karenanya, mayoritas manusia telah ditipu dengan diskriminasi dan janji-janji yang muluk terhadap pembebasan dari hukuman.

25. Kuasa yang dimiliki oleh paus, terhadap api penyucian, dalam hal yang umum, adalah kuasa yang juga dimiliki oleh semua uskup, dalam bentuk yang khusus, di tiap-tiap keuskupan atau parokinya sendiri.

26. Paus sudah melakukan hal yang benar ketika ia memberikan pengampunan bagi jiwa-jiwa [di api penyucian], dengan tidak menggunakan kuasa dari "kunci-kunci" (yang sebenarnya tidak dimilikinya), melainkan dengan cara perantaraan.

27. Mereka mengajar orang dengan berkata bahwa ketika uang penny berdenting dalam kotak uang, seketika itu juga jiwanya dibebaskan [dari api penyucian].

28. Yang pasti adalah ketika uang penny berdenting di dalam kotak uang, keuntungan dan ketamakan bisa semakin meningkat, tapi sebenarnya keberhasilan perantaraan oleh Gereja terletak hanya dalam kuasa Tuhan saja.

29. Siapa yang tahu dengan pasti bahwa semua jiwa yang berada di api penyucian ingin ditebus keluar dengan uang, seperti dalam legenda Sts. Severinus dan Paschal.

30. Tidak satu orangpun bisa yakin bahwa penyesalan dirinya benar-benar tulus; sama tidak yakinnya bahwa ia sudah mendapatkan pengampunan penuh.

31. Orang yang benar-benar bertobat sangat jarang ditemui, sama jarangnya juga orang yang benar-benar hanya membeli indulgensi, yaitu, orang-orang seperti ini paling jarang ditemukan.

32. Mereka akan dibuang untuk selamanya, beserta dengan guru-guru yang mengajar mereka, yang percaya bahwa mereka pasti menerima keselamatan karena mereka mempunyai indulgensi.

33. Setiap orang harus waspada terhadap mereka yang mengatakan bahwa pengampunan paus adalah berkah yang tidak ternilai yang berasal dari Tuhan yang dengannya manusia bisa kembali bergabung dengan Dia;

34. Karena "rahmat pengampunan" seperti ini hanya berlaku pada hukuman dari kepuasan sakramental saja, dan semuanya diadakan oleh manusia.

35. Mereka tidak mengajarkan satupun doktrin Kristen dengan mengajarkan bahwa orang-orang yang ingin membeli jiwa-jiwa keluar dari api penyucian atau membeli pengakuan tidak perlu melakukan penyesalan.

36. Semua orang Kristen yang benar-benar menyesa (atas dosa-dosanya) memiliki hak untuk mendapatkan pengampunan penuh terhadap hukuman dan kesalahannya, meskipun tanpa surat pengampunan.

37. Semua orang Kristen sejati, hidup atau mati, berbagian di dalam rahmat Kristus dan Gereja; dan ini diberikan kepadanya oleh Tuhan, meskipun tanpa surat pengampunan.

38. Meskipun demikian, pengampunan dan partisipasi [di dalam rahmat Gereja] yang diberikan oleh paus sama sekali tidak boleh dipandang rendah, karena, seperti yang telah saya katakan, adalah deklarasi dari pengampunan surgawi.

39. Yang paling sulit adalah, bagi theolog yang paling hebat sekalipun, ketika pada saat yang bersamaan memberikan kepada seseorang pengampunan yang melimpah ruah dan [perlunya] penyesalan sejati.

40. Penyesalan sejati mencari dan suka akan hukuman, namun pengampunan yang didapatkan dengan mudah hanya akan memperingan hukuman dan membuat mereka dibenci, atau paling sedikit,memberikan peluang [untuk membenci mereka].

41. Pemberian pengampunan apostolik harus dijelaskan dengan hati-hati, jika tidak, orang orang bisa dengan salah berpikir bahwa mereka telah melakukan model karya cinta kasih yang lain.

42. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa paus tidak ingin pembelian pengampunan dengan cara apapun dibandingkan dengan perbuatan cinta kasih.

43. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa mereka yang memberi sedekah kepada orang miskin atau meminjamkan pada orang yang membutuhkan telah melakukan hal yang lebih baik daripada membeli pengampunan;

44. Karena cinta kasih bertumbuh lewat perbuatan, sehingga seorang manusia bisa menjadi lebih baik lagi, tapi dengan pengampunan seseorang tidak bisa bertumbuh, hanya lebih terbebas dari hukuman.

45. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa mereka yang melihat orang yang membutuhkan, ketika mereka melewatinya, dan kemudian memberi [uangnya kepada mereka] untuk mendapatkan pengampunan, telah membeli bukan hanya indulgensi dari paus, tapi juga telah meredakan amarah Tuhan.

46. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa kecuali mereka telah memiliki lebih daripada yang mereka butuhkan, mereka berkewajiban untuk menyimpan apa-apa yang perlu bagi keluarga mereka sendiri, dan tidak menyia-nyiakannya untuk mendapatkan pengampunan.

47. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa membeli pengampunan adalah suatu kebebasan dan bukanlah perintah/keharusan.

48. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa paus, ketika memberikan pengampunan, membutuhkan dan juga menginginkan, doa tulus mereka bagi dirinya lebih daripada uang yang mereka bawa.

49. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa pengampunan paus hanya berguna, bila mereka tidak meletakkan kepercayaan mereka padanya (paus);dan juga berbahaya, kalau melalui mereka (para paus) mereka kehilangan ketakutannya kepada Tuhan.

50. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa kalau paus sudah mengerti dengan tepat ajaran tentang pengampunan, ia harus merasa lebih baik gereja St. Petrus menjadi abu, daripada harus dibangun dari kulit, daging dan tulang domba-dombanya (paus).

51. Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa adalah keinginan dari paus, dan juga adalah kewajibanya, untuk memberikan uang miliknya sendiri bagi mereka-mereka yang justru dimintai uang oleh beberapa penjual pengampunan, meskipun untuk itu gereja St. Petrus harus dijual.

52. Kepastian keselamatan melalui surat pengampunan adalah kesia-siaan, meskipun para pejabat gereja, tidak, meskipun sang paus sendiri, mempertaruhkan nyawanya diatasnya.

53. Ada banyak musuh Kristus dan juga paus, yang bertaruh bahwa Firman Tuhan harus berhenti dikabarkan di beberapa Gereja, supaya pengampunan bisa diajarkan di gereja-gereja lainnya.

54. Firman Tuhan telah dilukai ketika, dalam satu khotbah, diberikan porsi waktu yang sama atau lebih panjang untuk membicarakan pengampunan daripada Firman Tuhan itu sendiri.

55. Paus pasti punya maksud tertentu kalau pengampunan, yang adalah hal yang remeh, dirayakan dengan satu bunyi bel, dengan satu arak-arakan dan satu upacara, sedangkan pewartaan Injil, yang adalah hal yang paling penting,seharusnya dibacakan dengan seratus bunyi bel, seratus arak-arakan dan seratus upacara.

56. “Harta milik Gereja,” yang daripadanya paus memberikan indulgensi-indulgensi, adalah suatu istilah yang tidak layak dan juga tidak dikenal diantara para pengikut Kristus.

57. Sudah terbukti bahwa indulgensi-indulgensi tersebut bukanlah harta yang bersifat sementara, namun demikian banyak penjual tidak membagikan hartanya tersebut dengan gampang, mereka malahan hanya mengumpulkannya saja.

58. Indulgensi juga bukan hadiah dari Kristus dan para Kudus, karena tanpa paus pun, indulgensi-indulgensi selalu merupakan rahmat karena usaha bagi manusia batiniah, dan salib, kematian dan neraka bagi manusia lahiriah.

59. St. Lawrence mengatakan bahwa harta dari Gereja adalah kemiskinan Gereja, tapi ia berbicara sesuai dengan keperluan dan kondisinya saat itu.

60. Tanpa takabur kita bisa berkata bahwa kunci-kunci Gereja, yang diberikan oleh Kristus, adalah harta yang telah disebutkan tadi;

61. Karena jelas bahwa untuk penghapusan hukuman dan beberapa kasus lain, kuasa yang dimiliki paus sudah cukup.

62. Harta sesungguhnya dari Gereja adalah Kabar kemenangan Injil yang Paling Suci dan rahmat dari Tuhan.

63. Tapi harta ini secara natural paling menjijikkan, karena membuat yang pertama menjadi yang terakhir.

64. Di sisi lain, harta indulgensi secara natural paling bisa diterima, karena membuat yang terakhir menjadi yang pertama.

65. Karenanya harta Pewartaan Injil adalah jala yang dulu biasanya digunakan untuk menjaring orang-orang kaya (rohani).

66. Harta indulgensi adalah jala yang sekarang digunakan untuk menjala kekayaan manusia.

67. Indulgensi yang ditangiskan oleh para pengkhotbah sebagai "rahmat yang terbesar" benar-benar dikenal seperti demikian, tapi sejauh mereka menghasilkan keuntungan.

68. Meskipun sebenarnya indulgensi adalah karunia yang sangat kecil bila dibandingkan dengan karunia Tuhan dan keteladanan Salib.

69. Para uskup dan para pemimpin terikat untuk mengakui kepemimpinan dari pengampunan apostolik, dengan penuh hormat.

70. Tapi mereka lebih tertarik untuk membelalakkan mata mereka dan memperhatikan dengan telinga mereka, biarlah orang-orang ini mengajarkan mimpi-mimpi mereka sendiri dan bukan perintah dari paus.

71. Mereka yang berkata-kata melawan pengampunan apostolik yang sejati, biarlah ia di-anathema-kan dan dikutuk!

72. Tapi mereka yang menjaga nafsunya serta para pengajar pengampunan yang resmi, biarlah mereka diberkati!

73. Paus dengan adil bersuara dengan keras melawan mereka yang, dengan cara bagaimanapun, berencana untuk menghalangi orang yang ingin mendapatkan pengampunan.

74. Tapi ia tidak berniat untuk bersuara keras melawan mereka yang berencana untuk melukai cinta yang suci dan kebenaran dengan memakai pengampunan sebagai kedok.

75. Berpikir bahwa pengampunan-pengampunan paus adalah demikian hebatnya sehingga mereka dapat membebaskan seseorang meskipun ia telah melakukan dosa yang tidak terpikirkan dan menghina Ibu Tuhan – adalah suatu kegilaan.

76. Kami berkata, sebaliknya, bahwa pengampunan paus tidak bisa menghilangkan sedikitpun dosa-dosa yang ringan, sejauh kita berbicara tentang kesalahan itu sendiri.

77. Dikatakan bahwa bahkan St. Petrus sekalipun, kalaupun ia menjadi Paus sekarang, tidak bisa memberikan karunia (lain) yang lebih besar; ini adalah penghujatan melawan St. Petrus dan melawan paus.

78. Kami berkata, sebaliknya, bahwa paus sekarang pun, dan paus-paus yang mana pun, mampu memberikan karunia yang lebih besar, (dengan bergurau) yaitu, Injil, kuasa-kuasa, karunia untuk menyembuhkan, dll., seperti yang ditulis di 1 Korintus 12.

79. Dengan berkata bahwa salib, yang dihiasi dengan tangan paus, yang dipakukan disana (dengan ajaran-ajaran tentang indulgensi), adalah sama berharganya dengan Salib Kristus, adalah penghujatan.

80. Para uskup, pemimpin dan theolog yang mengijinkan ajaran seperti ini disebarkan kepada orang-orang, sebenarnya telah ikut ambil bagian didalamnya.

81. Ajaran tentang pengampunan yang tidak terkendali seperti ini bukanlah hal yang gampang untuk dijelaskan, bahkan bagi orang yang sudah pernah belajar, untuk menyelamatkan kehormatan paus dari hinaan, bahkan menjawab pertanyaan yang tajam dari orang-orang awam.

82. Dengan bergurau: --"Mengapa paus tidak mengosongkan api pencucian, dengan menggunakan cinta yang tulus sebagai alasan dan karena jiwa-jiwa yang ada disana mengalami kengerian yang amat besar, ataukah ia menyelamatkan jiwa-jiwa dalam jumlah yang tidak terhitung hanya untuk mendapatkan uang untuk membangun sebuah Gereja? Alasan yang pertama lebih adil; yang kedua paling remeh".

83. Lagi: -- "Mengapa tetap ada kunjungan ke makam dan upacara peringatan terhadap orang mati, dan mengapa ia tidak mengembalikan atau mengijinkan sumbangan ditarik kembali, karena dilarang untuk berdoa bagi orang yang sudah diampuni dosanya?"

84. Lagi: -- "Apakah yang dimaksud dengan kerahiman baru dari Tuhan dan paus ini, sehingga untuk uang mereka mengijinkan seseorang yang tidak mengenal Tuhan dan para musuh mereka untuk membeli jiwa orang-orang yang saleh yang berkenan pada Tuhan dari api pencucian, dan bukan karena, keinginan dan kelayakan dari jiwa-jiwa yang saleh itu sendiri, mengapa tidak membebaskan jiwa-jiwa tersebut demi cinta kasih yang tulus?"

85. Lagi: -- "Mengapa kanon-kanon tentang penitensi sejak lama tidak dipakai dan karenanya dicabut dan mati, sekarang kembali diyakini dengan pemberian indulgensi, seolah olah (kanon-kanon) itu tetap hidup dan berlaku?"

86. Lagi: -- "Mengapa paus, yang kehidupannya lebih makmur daripada orang-orang yang paling kaya, hanya membangun satu gereja dengan uangnya sendiri yaitu Gereja St. Petrus, dibandingkan dengan (jumlah gereja) yang dibangun dengan uang orang-orang miskin yang percaya?"

87. Lagi: -- "Apakah sebenarnya yang dihapuskan oleh paus, dan bagaimana ia berperan (dengan memberikan karunia) terhadap mereka yang, dengan penyesalan yang sempurna, sebenarnya sudah berhak untuk menerima pengampunan penuh dan kembali berpartisipasi (dalam gereja)?"

88. Lagi: -- "Berkat apakah yang dimiliki Gereja yang lebih besar daripada jika paus melakukan seratus kali sehari apa yang sekarang hanya ia lakukan sekali (sehari), dan mengaruniakan kepada setiap orang yang percaya, pengampunan-pengampunan dan kesempatan untuk kembali berpartisipasi (dalam gereja)?"

89. "Karena paus, melalui pengampunan-pengampunan yang diberikannya, ingin mengusahakan keselamatan jiwa-jiwa dan bukan karena uang, lalu mengapa ia menangguhkan (pemberian) indulgensi dan pengampunan sampai sekarang, padahal semuanya (pengampunan-pengampunan tersebut) memiliki manfaat yang sama?"

90. Untuk menekan pertanyaan-pertanyaan dan keberatan-keberatan kaum awam seperti ini hanya dengan mengandalkan kekuatan (Gereja) saja, dan tidak berusaha memecahkannya dengan memberikan alasan (yang masuk akal), sama saja dengan membuat Gereja dan paus sebagai bahan ejekan, dan membuat orang-orang Kristen merasa tidak senang.

91. Dan, jika saja, semua pengampunan diajarkan sesuai dengan semangat dan pikiran dari paus, maka semua keraguan ini akan terselesaikan; tidak, semuanya tidak akan pernah ada.

92. Malah sebaliknya, kemudian, meskipun semua rasul itu berkata kepada pengikut Kristus, "Damai, damai," dan ternyata tidak ada kedamaian!

93. Terberkatilah semua rasul itu yang berkata kepada pengikut Kristus, "Salib, salib," dan ternyata tidak ada salib!

94. Orang-orang Kristen harus didesak supaya mereka mengikuti Kristus, sang Kepala, dengan tekun, melalui hukuman-hukuman, kematian, dan neraka;

95. Sehingga mereka bisa yakin akan masuk ke dalam surga melalui banyak pencobaan, daripada melalui kedamaian.

Terjemahan dari situs Ekaristi.org[sunting]

Sumber: http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=649&postdays=0&postorder=asc&start=10

Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences by Dr. Martin Luther (1517)

Debat Doktor Martin Luther terhadap Kekuatan dan Keberhasilan Indulgensi Oleh Dr. Martin Luther (1517)

In the Name our Lord Jesus Christ. Amen. Dalam Nama Tuhan Kita Yesus Kristus. Amin.

1. Our Lord and Master Jesus Christ, when He said Poenitentiam agite, willed that the whole life of believers should be repentance.

Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus, ketika Ia berkata Poenitentiam agite, menginginkan agar seluruh hidup orang-orang yang percaya berubah / bertobat.

2. This word cannot be understood to mean sacramental penance, i.e., confession and satisfaction, which is administered by the priests.

Kata ini tidak boleh dimengerti mengacu kepada sakramen pengampunan dosa, atau, proses pengakuan dan pelepasan (dosa), yang diberikan oleh imam-imam.

3. Yet it means not inward repentance only; nay, there is no inward repentance which does not outwardly work divers mortifications of the flesh.

Dan tidak hanya mengacu pada pertobatan ke dalam saja; tidak, tidak ada pertobatan ke dalam yang ke arah luar tidak membuat daging merasa malu.

4. The penalty [of sin], therefore, continues so long as hatred of self continues; for this is the true inward repentance, and continues until our entrance into the kingdom of heaven.

Hukuman [dosa], karena itu, terus ada selama kebencian terhadap diri sendiri tetap ada; karena inilah pertobatan ke dalam yang sejati, dan terus berlanjut sampai kita masuk ke dalam kerajaan surga.

5. The pope does not intend to remit, and cannot remit any penalties other than those which he has imposed either by his own authority or by that of the Canons.

Paus tidak pernah bermaksud menghapuskan, dan tidak bisa menghapuskan hukuman apapun selain dari apa yang telah dijatuhkannya apakah dengan autoritas Paus sendiri atau dengan autoritas Kanon.

6. The pope cannot remit any guilt, except by declaring that it has been remitted by God and by assenting to God's remission; though, to be sure, he may grant remission in cases reserved to his judgment. If his right to grant remission in such cases were despised, the guilt would remain entirely unforgiven.

Paus tidak bisa menghapus kesalahan apapun, kecuali mengumumkan bahwa (semua dosa) sudah diampuni oleh Tuhan dan dengan meminta pengampunan Tuhan; terlebih dahulu (agar pasti), baru kemudian ia boleh memberikan pengampunan dalam kasus-kasus yang boleh diputuskannya. Bila hak Paus untuk memberikan pengampunan dalam hal-hal tertentu dipandang tidak layak, seluruh dosanya tetap tidak diampuni.

7. God remits guilt to no one whom He does not, at the same time, humble in all things and bring into subjection to His vicar, the priest.

Tuhan tidak memberikan pengampunan dosa kepada mereka yang, pada saat yang sama, tidak bersikap rendah hati dalam segala hal dan termasuk didalamnya para pengawal-Nya, yakni para imam.

8. The penitential canons are imposed only on the living, and, according to them, nothing should be imposed on the dying.

Kanon-kanon penitensi diberikan hanya kepada manusia yang masih hidup, dan, menurut kanon-kanon tersebut, tidak boleh diberikan kepada yang sudah meninggal.

9. Therefore the Holy Spirit in the pope is kind to us, because in his decrees he always makes exception of the article of death and of necessity.

Karenanya Roh Kudus yang tinggal di dalam paus sangatlah baik terhadap kita, karena dalam surat keputusannya ia (paus) selalu membuat pengecualian pada tulisan yang menyangkut kematian dan jika diperlukan.

10. Ignorant and wicked are the doings of those priests who, in the case of the dying, reserve canonical penances for purgatory.

Orang-orang menjadi jahat dan jauh dari Tuhan dikarenakan oleh perbuatan para imam yang, karena orang yang sudah meninggal, bisa menerima pengampunan dosa yang kanonik di api pencucian.

11. This changing of the canonical penalty to the penalty of purgatory is quite evidently one of the tares that were sown while the bishops slept.

Perubahan dari hukuman kanonik menjadi hukuman di api pencucian adalah satu bukti yang jelas dari kesalahan yang diajarkan ketika para uskup sedang tidur.

12. In former times the canonical penalties were imposed not after, but before absolution, as tests of true contrition.

Di waktu yang lampau hukuman kanonik tidak dilakukan setelah, tapi sebelum pengampunan dosa, untuk menguji kesungguhan penyesalan.

13. The dying are freed by death from all penalties; they are already dead to canonical rules, and have a right to be released from them.

Orang-orang yang telah meninggal telah dibebaskan oleh kematian dari semua hukuman; mereka telah mati bagi aturan-aturan kanonik, dan memiliki hak untuk dilepaskan dari aturan-aturan tersebut.

14. The imperfect health [of soul], that is to say, the imperfect love, of the dying brings with it, of necessity, great fear; and the smaller the love, the greater is the fear.

Kesehatan (jiwa) yang tidak sempurna, atau bisa dikatakan juga, cinta kasih yang tidak sempurna, yang dibawa oleh orang yang meninggal, akan berubah, menjadi ketakutan yang hebat; dan semakin sedikit cinta kasih yang dimilikinya, semakin besar ketakutannya.

15. This fear and horror is sufficient of itself alone (to say nothing of other things) to constitute the penalty of purgatory, since it is very near to the horror of despair.

Ketakutan dan kengerian ini sudah cukup dan hanya ini yang diperlukan (dan tidak perlu lagi yang lainnya) sehingga dapat dianggap sebagai hukuman di api pencucian, karena kedekatannya pada kengerian akan kebinasaan.

16. Hell, purgatory, and heaven seem to differ as do despair, almost-despair, and the assurance of safety.

Perbedaan antara Neraka, api pencucian, dan surga mirip seperti binasa, hampir-binasa dan pasti selamat.

17. With souls in purgatory it seems necessary that horror should grow less and love increase.

Jiwa-jiwa yang berada di dalam api pencucian seharusnya mengalami kengerian yang semakin berkurang dan kasih yang semakin bertambah.

18. It seems unproved, either by reason or Scripture, that they are outside the state of merit, that is to say, of increasing love.

Masih belum bisa dibuktikan, entah dengan penjelasan maupun dengan Alkitab, bahwa mereka (orang-orang di api pencucian) berada dalam kondisi diluar merit, yaitu dengan kasih yang terus menerus bertambah.

19. Again, it seems unproved that they, or at least that all of them, are certain or assured of their own blessedness, though we may be quite certain of it.

Sekali lagi, belum bisa dibuktikan bahwa mereka, atau setidaknya mereka semua, bisa merasa pasti atau yakin bahwa mereka selalu berada dalam kondisi terberkati, meskipun kita bisa sangat yakin akan hal ini.

20. Therefore by "full remission of all penalties" the pope means not actually "of all," but only of those imposed by himself.

Karenanya dengan menyatakan “pengampunan penuh terhadap semua hukuman” paus tidak bermaksud menyatakan “semuanya” tapi hanya yang dilakukan oleh orang tersebut.

21. Therefore those preachers of indulgences are in error, who say that by the pope's indulgences a man is freed from every penalty, and saved;

Karenanya mereka yang mengajarkan indulgensi telah melakukan kesalahan, ketika mengatakan bahwa dengan indulgensi dari paus, seorang manusia bisa dibebaskan dan semua hukuman, dan akan selamat;

22. Whereas he remits to souls in purgatory no penalty which, according to the canons, they would have had to pay in this life.

Mengingat bahwa ia memberikan pengampunan kepada jiwa-jiwa di api pencucian dengan tanpa memberikan hukuman padahal, menurut kanon, mereka seharusnya membayar (dosa-dosanya) selama mereka masih hidup.

23. If it is at all possible to grant to any one the remission of all penalties whatsoever, it is certain that this remission can be granted only to the most perfect, that is, to the very fewest.

Jadi kalau penghapusan semua hukuman bisa diberikan kepada semua orang, pastilah bahwa penghapusan hukuman ini hanya bisa diberikan kepada golongan yang paling sempurna, dan jumlahnya sangat sedikit.

24. It must needs be, therefore, that the greater part of the people are deceived by that indiscriminate and highsounding promise of release from penalty.

Karenanya, mayoritas manusia telah ditipu dengan diskriminasi dan janji-janji yang muluk terhadap pembebasan dari hukuman.

25. The power which the pope has, in a general way, over purgatory, is just like the power which any bishop or curate has, in a special way, within his own diocese or parish.

Kuasa yang dimiliki oleh paus, terhadap api pencucian, dalam hal yang general, adalah kuasa yang juga dimiliki oleh semua uskup, dalam bentuk yang khusus, di tiap-tiap keuskupan atau parokinya sendiri.

26. The pope does well when he grants remission to souls [in purgatory], not by the power of the keys (which he does not possess), but by way of intercession.

Paus sudah melakukan hal yang benar ketika ia memberikan pengampunan bagi jiwa-jiwa [di api pencucian], dengan tidak menggunakan kuasa dari ‘kunci-kunci’ (yang sebenarnya tidak dimilikinya), melainkan dengan cara perantaraan.

27. They preach man who say that so soon as the penny jingles into the money-box, the soul flies out [of purgatory].

Mereka mengajar orang dengan berkata bahwa ketika uang penny berdenting dalam kotak uang, seketika itu juga jiwanya dibebaskan [dari api pencucian].

28. It is certain that when the penny jingles into the money-box, gain and avarice can be increased, but the result of the intercession of the Church is in the power of God alone.

Yang pasti adalah ketika uang penny berdenting di dalam kotak uang, keuntungan dan ketamakan bisa semakin meningkat, tapi sebenarnya keberhasilan perantaraan oleh Gereja terletak hanya dalam kuasa Tuhan saja.

29. Who knows whether all the souls in purgatory wish to be bought out of it, as in the legend of Sts. Severinus and Paschal.

Siapa yang tahu dengan pasti bahwa semua jiwa yang berada di api pencucian ingin ditebus keluar dengan uang, seperti dalam legenda Sts. Severinus dan Paschal.

30. No one is sure that his own contrition is sincere; much less that he has attained full remission.

Tidak satu orangpun bisa yakin bahwa penyesalan dirinya benar-benar tulus; sama tidak yakinnya bahwa ia sudah mendapatkan pengampunan penuh.

31. Rare as is the man that is truly penitent, so rare is also the man who truly buys indulgences, i.e., such men are most rare.

Orang yang benar-benar bertobat sangat jarang ditemui, sama jarangnya juga orang yang benar-benar hanya membeli indulgensi, i.e., orang-orang seperti ini paling jarang ditemukan.

32. They will be condemned eternally, together with their teachers, who believe themselves sure of their salvation because they have letters of pardon.

Mereka akan dibuang untuk selamanya, beserta dengan guru-guru yang mengajar mereka, yang percaya bahwa mereka pasti menerima keselamatan karena mereka mempunyai surat pengampunan (dosa).

33. Men must be on their guard against those who say that the pope's pardons are that inestimable gift of God by which man is reconciled to Him;

Setiap orang harus waspada terhadap mereka yang mengatakan bahwa pengampunan paus adalah berkah yang tidak ternilai yang berasal dari Tuhan yang dengannya manusia bisa kembali bergabung dengan Dia;

34. For these "graces of pardon" concern only the penalties of sacramental satisfaction, and these are appointed by man.

Karena “rahmat pengampunan” seperti ini hanya berlaku pada hukuman dari kepuasan sacramental saja, dan semuanya diadakan oleh manusia.

35. They preach no Christian doctrine who teach that contrition is not necessary in those who intend to buy souls out of purgatory or to buy confessionalia.

Mereka tidak mengajarkan satupun doktrin Kristen dengan mengajarkan bahwa orang-orang yang ingin membeli jiwa-jiwa keluar dari api pencucian atau membeli pengakuan tidak perlu melakukan penyesalan.

36. Every truly repentant Christian has a right to full remission of penalty and guilt, even without letters of pardon.

Semua orang Kristen yang benar-benar menyesal (atas dosa-dosanya) memiliki hak untuk mendapatkan pengampunan penuh terhadap hukuman dan kesalahannya, meskipun tanpa surat pengampunan.

37. Every true Christian, whether living or dead, has part in all the blessings of Christ and the Church; and this is granted him by God, even without letters of pardon.

Semua orang Kristen sejati, hidup atau mati, berbagian di dalam rahmat Kristus dan Gereja; dan ini diberikan kepadanya oleh Tuhan, meskipun tanpa surat pengampunan.

38. Nevertheless, the remission and participation [in the blessings of the Church] which are granted by the pope are in no way to be despised, for they are, as I have said, the declaration of divine remission.

Meskipun demikian, pengampunan dan partisipasi [di dalam rahmat Gereja] yang diberikan oleh paus sama sekali tidak boleh dipandang rendah, karena, seperti yang telah saya katakan, adalah deklarasi dari pengampunan surgawi.

39. It is most difficult, even for the very keenest theologians, at one and the same time to commend to the people the abundance of pardons and [the need of] true contrition.

Yang paling sulit adalah, bagi theolog yang paling hebat sekalipun, ketika pada saat yang bersamaan memberikan kepada seseorang pengampunan yang melimpah ruah dan [perlunya] penyesalan sejati.

40. True contrition seeks and loves penalties, but liberal pardons only relax penalties and cause them to be hated, or at least, furnish an occasion [for hating them].

Penyesalan sejati mencari dan suka akan hukuman, namun pengampunan yang didapatkan dengan mudah hanya akan memperingan hukuman dan membuat mereka dibenci, atau paling sedikit,memberikan peluang [untuk membenci mereka].

41. Apostolic pardons are to be preached with caution, lest the people may falsely think them preferable to other good works of love.

Pemberian pengampunan apostolic harus dijelaskan dengan hati-hati, jika tidak, orang orang bisa dengan salah berpikir bahwa mereka telah melakukan model karya cinta kasih yang lain.

42. Christians are to be taught that the pope does not intend the buying of pardons to be compared in any way to works of mercy.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa paus tidak ingin pembelian pengampunan dengan cara apapun dibandingkan dengan perbuatan cinta kasih.

43. Christians are to be taught that he who gives to the poor or lends to the needy does a better work than buying pardons;

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa mereka yang memberi sedekah kepada orang miskin atau meminjamkan pada orang yang membutuhkan telah melakukan hal yang lebih baik daripada membeli pengampunan;

44. Because love grows by works of love, and man becomes better; but by pardons man does not grow better, only more free from penalty.

Karena cinta kasih bertumbuh lewat perbuatan, sehingga seorang manusia bisa menjadi lebih baik lagi, tapi dengan pengampunan seseorang tidak bisa bertumbuh, hanya lebih terbebas dari hukuman.

45. Christians are to be taught that he who sees a man in need, and passes him by, and gives [his money] for pardons, purchases not the indulgences of the pope, but the indignation of God.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa mereka yang melihat orang yang membutuhkan, ketika mereka melewatinya, dan kemudian memberi [uangnya kepada mereka] untuk mendapatkan pengampunan, telah membeli bukan hanya indulgensi dari paus, tapi juga telah meredakan amarah Tuhan.

46. Christians are to be taught that unless they have more than they need, they are bound to keep back what is necessary for their own families, and by no means to squander it on pardons.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa kecuali mereka telah memiliki lebih daripada yang mereka butuhkan, mereka berkewajiban untuk menyimpan apa-apa yang perlu bagi keluarga mereka sendiri, dan tidak menyia-nyiakannya untuk mendapatkan pengampunan.

47. Christians are to be taught that the buying of pardons is a matter of free will, and not of commandment.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa membeli pengampunan adalah suatu kebebasan dan bukanlah perintah/keharusan.

48. Christians are to be taught that the pope, in granting pardons, needs, and therefore desires, their devout prayer for him more than the money they bring.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa paus, ketika memberikan pengampunan, membutuhkan dan juga menginginkan, doa tulus mereka bagi dirinya lebih daripada uang yang mereka bawa.

49. Christians are to be taught that the pope's pardons are useful, if they do not put their trust in them; but altogether harmful, if through them they lose their fear of God.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa pengampunan paus hanya berguna, bila mereka tidak meletakkan kepercayaan mereka padanya (paus);dan juga berbahaya, kalau melalui mereka (para paus) mereka kehilangan ketakutannya kepada Tuhan.

50. Christians are to be taught that if the pope knew the exactions of the pardon-preachers, he would rather that St. Peter's church should go to ashes, than that it should be built up with the skin, flesh and bones of his sheep.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa kalau paus sudah mengerti dengan tepat ajaran tentang pengampunan, ia harus merasa lebih baik gereja St. Petrus menjadi abu, daripada harus dibangun dari kulit, daging dan tulang domba-dombanya (paus).

51. Christians are to be taught that it would be the pope's wish, as it is his duty, to give of his own money to very many of those from whom certain hawkers of pardons cajole money, even though the church of St. Peter might have to be sold.

Orang-orang Kristen harus diajarkan bahwa adalah keinginan dari paus, dan juga adalah kewajibanya, untuk memberikan uang miliknya sendiri bagi mereka-mereka yang justru dimintai uang oleh beberapa penjual pengampunan, meskipun untuk itu gereja St. Petrus harus dijual.

52. The assurance of salvation by letters of pardon is vain, even though the commissary, nay, even though the pope himself, were to stake his soul upon it.

Kepastian keselamatan melalui surat pengampunan adalah kesia-siaan, meskipun para pejabat gereja, tidak, meskipun sang paus sendiri, mempertaruhkan nyawanya diatasnya.

53. They are enemies of Christ and of the pope, who bid the Word of God be altogether silent in some Churches, in order that pardons may be preached in others.

Ada banyak musuh Kristus dan juga paus, yang bertaruh bahwa Firman Tuhan harus berhenti dikabarkan di beberapa Gereja, supaya pengampunan bisa diajarkan di gereja-gereja lainnya.

54. Injury is done the Word of God when, in the same sermon, an equal or a longer time is spent on pardons than on this Word.

Firman Tuhan telah dilukai ketika, dalam satu khotbah, diberikan porsi waktu yang sama atau lebih panjang untuk membicarakan pengampunan daripada Firman Tuhan itu sendiri.

55. It must be the intention of the pope that if pardons, which are a very small thing, are celebrated with one bell, with single processions and ceremonies, then the Gospel, which is the very greatest thing, should be preached with a hundred bells, a hundred processions, a hundred ceremonies.

Paus pasti punya maksud tertentu kalau pengampunan, yang adalah hal yang remeh, dirayakan dengan satu bunyi bel, dengan satu arak-arakan dan satu upacara, sedangkan pewartaan Injil, yang adalah hal yang paling penting,seharusnya dibacakan dengan seratus bunyi bel, seratus arak-arakan dan seratus upacara.

56. The "treasures of the Church," out of which the pope. grants indulgences, are not sufficiently named or known among the people of Christ.

“Harta milik Gereja,” yang daripadanya paus memberikan indulgensi-indulgensi, adalah suatu istilah yang tidak layak dan juga tidak dikenal diantara para pengikut Kristus.

57. That they are not temporal treasures is certainly evident, for many of the vendors do not pour out such treasures so easily, but only gather them.

Sudah terbukti bahwa indulgensi-indulgensi tersebut bukanlah harta yang bersifat sementara, namun demikian banyak penjual tidak membagikan hartanya tersebut dengan gampang, mereka malahan hanya mengumpulkannya saja.

58. Nor are they the merits of Christ and the Saints, for even without the pope, these always work grace for the inner man, and the cross, death, and hell for the outward man.

Indulgensi juga bukan hadiah dari Kristus dan para Kudus, karena tanpa paus pun, indulgensi-indulgensi selalu merupakan rahmat karena usaha bagi manusia batiniah, dan salib, kematian dan neraka bagi manusia lahiriah.

59. St. Lawrence said that the treasures of the Church were the Church's poor, but he spoke according to the usage of the word in his own time.

St. Lawrence mengatakan bahwa harta dari Gereja adalah kemiskinan Gereja, tapi ia berbicara sesuai dengan keperluan dan kondisinya saat itu.

60. Without rashness we say that the keys of the Church, given by Christ's merit, are that treasure;

Tanpa takabur kita bisa berkata bahwa kunci-kunci Gereja, yang diberikan oleh Kristus, adalah harta yang telah disebutkan tadi;

61. For it is clear that for the remission of penalties and of reserved cases, the power of the pope is of itself sufficient.

Karena jelas bahwa untuk penghapusan hukuman dan beberapa kasus lain, kuasa yang dimiliki paus sudah cukup.

62. The true treasure of the Church is the Most Holy Gospel of the glory and the grace of God.

Harta sesungguhnya dari Gereja adalah Kabar kemenangan (Kristus) yang Paling Suci dan rahmat dari Tuhan.

63. But this treasure is naturally most odious, for it makes the first to be last.

Tapi harta ini secara natural paling menjijikkan, karena membuat yang pertama menjadi yang terakhir.

64. On the other hand, the treasure of indulgences is naturally most acceptable, for it makes the last to be first.

Di sisi lain, harta indulgensi secara natural paling bisa diterima, karena membuat yang terakhir menjadi yang pertama.

65. Therefore the treasures of the Gospel are nets with which they formerly were wont to fish for men of riches.

Karenanya harta Pewartaan Injil adalah jala yang dulu biasanya digunakan untuk menjaring orang-orang kaya (rohani).

66. The treasures of the indulgences are nets with which they now fish for the riches of men.

Harta indulgensi adalah jala yang sekarang digunakan untuk menjala kekayaan manusia.

67. The indulgences which the preachers cry as the "greatest graces" are known to be truly such, in so far as they promote gain.

Indulgensi yang ditangiskan oleh para pengkhotbah sebagai “rahmat yang terbesar” benar-benar dikenal seperti demikian, tapi sejauh mereka menghasilkan keuntungan.

68. Yet they are in truth the very smallest graces compared with the grace of God and the piety of the Cross.

Meskipun sebenarnya indulgensi adalah karunia yang sangat kecil bila dibandingkan dengan karunia Tuhan dan keteladanan Salib.

69. Bishops and curates are bound to admit the commissaries of apostolic pardons, with all reverence.

Para Uskup dan para pemimpin terikat untuk mengakui kepemimpinan dari pengampunan apostolik, dengan penuh hormat.

70. But still more are they bound to strain all their eyes and attend with all their ears, lest these men preach their own dreams instead of the commission of the pope.

Tapi mereka lebih tertarik untuk membelalakkan mata mereka dan memperhatikan dengan telinga mereka, biarlah orang-orang ini mengajarkan mimpi-mimpi mereka sendiri dan bukan perintah dari paus.

71. He who speaks against the truth of apostolic pardons, let him be anathema and accursed!

Mereka yang berkata-kata melawan pengampunan apostolik yang sejati, biarlah ia di-anathema-kan dan dikutuk!

72. But he who guards against the lust and license of the pardon-preachers, let him be blessed!

Tapi mereka yang menjaga nafsunya serta para pengajar pengampunan yang resmi, biarlah mereka diberkati!

73. The pope justly thunders against those who, by any art, contrive the injury of the traffic in pardons.

Paus dengan adil bersuara dengan keras melawan mereka yang, dengan cara bagaimanapun, berencana untuk menghalangi orang yang ingin mendapatkan pengampunan.

74. But much more does he intend to thunder against those who use the pretext of pardons to contrive the injury of holy love and truth.

Tapi ia tidak berniat untuk bersuara keras melawan mereka yang berencana untuk melukai cinta yang suci dan kebenaran dengan memakai pengampunan sebagai kedok.

75. To think the papal pardons so great that they could absolve a man even if he had committed an impossible sin and violated the Mother of God -- this is madness.

Berpikir bahwa pengampunan-pengampunan paus adalah demikian hebatnya sehingga mereka dapat membebaskan seseorang meskipun ia telah melakukan dosa yang tidak terpikirkan dan menghina Ibu Tuhan – adalah suatu kegilaan.

76. We say, on the contrary, that the papal pardons are not able to remove the very least of venial sins, so far as its guilt is concerned.

Kami berkata, sebaliknya, bahwa pengampunan paus tidak bisa menghilangkan sedikitpun dosa-dosa yang ringan, sejauh kita berbicara tentang kesalahan itu sendiri.

77. It is said that even St. Peter, if he were now Pope, could not bestow greater graces; this is blasphemy against St. Peter and against the pope.

Dikatakan bahwa bahkan St. Petrus sekalipun, kalaupun ia menjadi Paus sekarang, tidak bisa memberikan karunia (lain) yang lebih besar; ini adalah penghujatan melawan St. Petrus dan melawan paus.

78. We say, on the contrary, that even the present pope, and any pope at all, has greater graces at his disposal; to wit, the Gospel, powers, gifts of healing, etc., as it is written in I. Corinthians xii.

Kami berkata, sebaliknya, bahwa paus sekarang pun, dan paus-paus yang mana pun, mampu memberikan karunia yang lebih besar, (dengan bergurau) yaitu, Injil, kuasa-kuasa, karunia untuk menyembuhkan, dll., seperti yang ditulis di 1 Korintus xii.

79. To say that the cross, emblazoned with the papal arms, which is set up [by the preachers of indulgences], is of equal worth with the Cross of Christ, is blasphemy.

Dengan berkata bahwa salib, yang dihiasi dengan tangan paus, yang dipakukan disana (dengan ajaran-ajaran tentang indulgensi), adalah sama berharganya dengan Salib Kristus, adalah penghujatan.

80. The bishops, curates and theologians who allow such talk to be spread among the people, will have an account to render.

Para uskup, pemimpin dan theolog yang mengijinkan ajaran seperti ini disebarkan kepada orang-orang, sebenarnya telah ikut ambil bagian didalamnya.

81. This unbridled preaching of pardons makes it no easy matter, even for learned men, to rescue the reverence due to the pope from slander, or even from the shrewd questionings of the laity.

Ajaran tentang pengampunan yang tidak terkendali seperti ini bukanlah hal yang gampang untuk dijelaskan, bahkan bagi orang yang sudah pernah belajar, untuk menyelamatkan kehormatan paus dari hinaan, bahkan menjawab pertanyaan yang tajam dari orang-orang awam.

82. To wit: -- "Why does not the pope empty purgatory, for the sake of holy love and of the dire need of the souls that are there, if he redeems an infinite number of souls for the sake of miserable money with which to build a Church? The former reasons would be most just; the latter is most trivial."

Dengan bergurau: --“Mengapa paus tidak mengosongkan api pencucian, dengan menggunakan cinta yang tulus sebagai alasan dan karena jiwa-jiwa yang ada disana mengalami kengerian yang amat besar, ataukah ia menyelamatkan jiwa-jiwa dalam jumlah yang tidak terhitung hanya untuk mendapatkan uang untuk membangun sebuah Gereja ? Alasan yang pertama lebih adil; yang kedua paling remeh.

83. Again: -- "Why are mortuary and anniversary masses for the dead continued, and why does he not return or permit the withdrawal of the endowments founded on their behalf, since it is wrong to pray for the redeemed?"

Lagi: -- “Mengapa tetap ada kunjungan ke makam dan upacara peringatan terhadap orang mati, dan mengapa ia tidak mengembalikan atau mengijinkan sumbangan ditarik kembali, karena dilarang untuk berdoa bagi orang yang sudah diampuni dosanya ?”

84. Again: -- "What is this new piety of God and the pope, that for money they allow a man who is impious and their enemy to buy out of purgatory the pious soul of a friend of God, and do not rather, because of that pious and beloved soul's own need, free it for pure love's sake?"

Lagi: -- “Apakah yang dimaksud dengan kerahiman baru dari Tuhan dan paus ini, sehingga untuk uang mereka mengijinkan seseorang yang tidak mengenal Tuhan dan para musuh mereka untuk membeli jiwa orang-orang yang saleh yang berkenan pada Tuhan dari api pencucian, dan bukan karena, keinginan dan kelayakan dari jiwa-jiwa yang saleh itu sendiri, mengapa tidak membebaskan jiwa-jiwa tersebut demi cinta kasih yang tulus?”

85. Again: -- "Why are the penitential canons long since in actual fact and through disuse abrogated and dead, now satisfied by the granting of indulgences, as though they were still alive and in force?"

Lagi: -- “Mengapa kanon-kanon tentang penitensi sejak lama tidak dipakai dan karenanya dicabut dan mati, sekarang kembali diyakini dengan pemberian indulgensi, seolah olah (kanon-kanon) itu tetap hidup dan berlaku?”

86. Again: -- "Why does not the pope, whose wealth is to-day greater than the riches of the richest, build just this one church of St. Peter with his own money, rather than with the money of poor believers?"

86. Lagi: -- “Mengapa paus, yang kehidupannya lebih makmur daripada orang-orang yang paling kaya, hanya membangun satu gereja dengan uangnya sendiri yaitu Gereja St. Petrus, dibandingkan dengan (jumlah gereja) yang dibangun dengan uang orang-orang miskin yang percaya?”

87. Again: -- "What is it that the pope remits, and what participation does he grant to those who, by perfect contrition, have a right to full remission and participation?"

87. Lagi: -- “Apakah sebenarnya yang dihapuskan oleh paus, dan bagaimana ia berperan (dengan memberikan karunia) terhadap mereka yang, dengan penyesalan yang sempurna, sebenarnya sudah berhak untuk menerima pengampunan penuh dan kembali berpartisipasi (dalam gereja)?”

88. Again: -- "What greater blessing could come to the Church than if the pope were to do a hundred times a day what he now does once, and bestow on every believer these remissions and participations?"

Lagi: -- “Berkat apakah yang dimiliki Gereja yang lebih besar daripada jika paus melakukan seratus kali sehari apa yang sekarang hanya ia lakukan sekali (sehari), dan mengaruniakan kepada setiap orang yang percaya, pengampunan-pengampunan dan kesempatan untuk kembali berpartisipasi (dalam gereja) ?”

89. "Since the pope, by his pardons, seeks the salvation of souls rather than money, why does he suspend the indulgences and pardons granted heretofore, since these have equal efficacy?"

“Karena paus, melalui pengampunan-pengampunan yang diberikannya, ingin mengusahakan keselamatan jiwa-jiwa dan bukan karena uang, lalu mengapa ia menangguhkan (pemberian) indulgensi dan pengampunan sampai sekarang, padahal semuanya (pengampunan-pengampunan tersebut) memiliki manfaat yang sama?”

90. To repress these arguments and scruples of the laity by force alone, and not to resolve them by giving reasons, is to expose the Church and the pope to the ridicule of their enemies, and to make Christians unhappy.

Untuk menekan pertanyaan-pertanyaan dan keberatan-keberatan kaum awam seperti ini hanya dengan mengandalkan kekuatan (Gereja) saja, dan tidak berusaha memecahkannya dengan memberikan alas an (yang masuk akal), sama saja dengan membuat Gereja dan paus sebagai bahan ejekan, dan membuat orang-orang Kristen merasa tidak senang.

91. If, therefore, pardons were preached according to the spirit and mind of the pope, all these doubts would be readily resolved; nay, they would not exist.

Dan, jika saja, semua pengampunan diajarkan sesuai dengan semangat dan pikiran dari paus, maka semua keraguan ini akan terselesaikan; tidak, semuanya tidak akan pernah ada.

92. Away, then, with all those prophets who say to the people of Christ, "Peace, peace," and there is no peace!

Malah sebaliknya, kemudian, meskipun semua rasul itu berkata kepada pengikut Kristus, “Damai, damai,” dan ternyata tidak ada kedamaian!

93. Blessed be all those prophets who say to the people of Christ, "Cross, cross," and there is no cross!

Terberkatilah semua rasul itu yang berkata kepada pengikut Kristus, “Salib, salib,” dan ternyata tidak ada salib!

94. Christians are to be exhorted that they be diligent in following Christ, their Head, through penalties, deaths, and hell;

Orang-orang Kristen harus didesak supaya mereka mengikuti Kristus, sang Kepala, dengan tekun, melalui hukuman-hukuman, kematian, dan neraka;

95. And thus be confident of entering into heaven rather through many tribulations, than through the assurance of peace.

Sehingga mereka bisa yakin akan masuk ke dalam surga melalui banyak pencobaan, daripada melalui kedamaian.