Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/317

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1410 —

„Siapatah orang ini, swamikoe?" menanja Nio Si dengen sanget penasaran, seboet sadja sedikit asal oesoel sateroesnja akoe nanti dapet taoe. la kenal padakoe, moestail akoe tiada kenal padanja?" The Koen tertawa. la menoendjoek pada Sioe Tji kamodian pegang poendaknja Song In seraja berkata: „Pada ini orang brangkali kau tiada kenal betoel, kerna ia djarang ketemoe, tapi sama ini djedjaka akoe kira kau inget, kerna tempo masi ketjil sering ada di atas kau poenja pangkoean......"

„Nanti . . . . nanti, sekarang akoe inget . . apatah Song In Kongtjoe?" kata Nio Si.

„Kaloe tiada sala!" saoet Ko Kong.

„Apatah akoe mengimpi!" kata poela itoe njonja sambil pandang moekanja itoe orang moeda. „Oh tiada. . . . ."

Dengen itoe perkata'an Nio Si lantas menoebreek, ia pelok pada Ko Kongtjoe dan menangis.

Semoea orang meliat begitoe djadi merasa sanget terharoe. Teroetama Song In, jang koetika di perboeat begitoe lantas toeroet menangis.

„Oh, Kongtjoe, oh,. . . . ." kata itoe njonja. „Betapakah beroentoengnja akoe ini, jang soeda bisa dapet bertemoe pada akoe poenja Siauw Ya, jang sakean lama terbajang-bajang di boeloe mata!"

Perlahan-lahan Nio Sie lepasken pelokannja, dan ia kliatan girang sekali. la pandang pada.