Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/303

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1396 —


piara, sebab ia ada saorang toeroenan jang moelia, maka sekean lama akoe pandang begitoe tinggi, serta mengharep dateng waktoe jang betoel, soe- paja marika bisa berkoempoel satoe dengen laen. Sekarang ini orang soeda saling mengenalken, boeat akoe merasa sanget beroentoeng dan soeda tiada poenja sangkoetan apa-apa lagi."

Aken tetapi Ko Kong dan Song In kliatan masi tinggal bersangsi, jaitoe ajah dan anak saling me- mandang satoe sama laen dengen tiada oetjapken sepata perkata'an.

Tjo Goanswe, Ma Leng In bebrapa panglima poela, koetika liat kelakoeannja Ko Kong dan Song In begitoe roepa, masing-masing laloe bikin tetep hatinja seraja berkata: „Boekti boekti dan ke- trangannja The Tjongkoan serta si Gagoe soeda djadi begitoe terang, apatah lagi jang membikin Ko Kong bersangsi lagi?"

Song In denger orang banjak kata begitoe sigra bangoen dari tempat doedoeknja, ia berloetoet pada Ko Kong seraja mengakoe ajah.

„Nanti doeloe, Tjiangkoen," kata itoe orang bangsawan, „sebagimana soeda sering berboekti, dalem doenia ini ada banjak sekali perkara jang adjaib; orang jang roepanja sama, ini boekan dja- rang, hanja banjak terdjadi. Dari sebab itoe, sabelonnja akoe dapet kepastian jang bener ang- kau ini siapa, akoe tiada brani lantjang mengambil poetoesan apa-apa."