Halaman:Tjerita Hongtee Lie Sie Bin Merk Tay Tiong Tiauw.pdf/175

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 174 —

Demikian Lo Djin mendenger perkataan itoe lantas ija mendjawab kata; — he angkau sa orang prampoean djangan lah bitjara terlaloe besar, dan kami kira angkau blon sebrapa gaga, apa angkau tiada kenal ini akoe poenja sepasang gembolan besi jang amat lihaij! kami liat angkau poenja roepa amat tjante, pantas sekali kaloe djadi istri-nja kami poenja enko.

Apabila To Louw Kiongtjoe mendenger begitoe lantas mockanja mera kemaloean laloe berkata: — he angkau anak ketjil brani boeka swara jang tiada kroean. Maka seabisnja Kiongtjoe berkata lantas ija angkat dia poenja golok Siang Ki To troes hantem,— Lo Djin meliat begitoe lantas ija tahan dengan gembolannja sahingga berdoea orang itoe lantas mendiadi berprang, dan To Louw Kiongtjoe lantas merasa tiada bole tahan, maka di dalem hatinja berpikir: lebi baik kita ambil kita poenja djimat Hoeij To (golok jang bisa terbang), maka seabisnja berpikir lantas Kiongtjoe kloearken dia poenja Hoeij To dengen moeloetnja kemak-kemik membatja doa troes tempar itoe Hoeij To ka-atas oedara, aken tetapi ini Lo Djin memang orang masi ketjil kerna baroe beroemoer 9 tahon, dan di tempat medan peprangan di mana lah dia bisa taoe jang itoe Hoeij To ada djimat jang paling lihaij maka ini Hoeij To datengnja tjoema toeroen dari oedara