— 274 —
Tee Tjong menoeroet sadja.
Itoe tempat ada satoe negri. Tapi di mana dan negri apa, itoelah ia belon kenal, sedeng Lie Kwie jang mengadjak, djoega tida tjeritaken apa-apa. Tjoema dalem hatinja ada memoedji kabagoesannja ini negri jang baroe pernah diliat dan disampeken.
Marika berdjalan teroes dengen tida berkata-kata. Kamoedian dari kadjaoean kaliatan saboea roema besar jang bangoennja seperti astana Dengen berpimpinan tangan Lie Kwie adjak soedara ini masoek, dimana kaliatan ada berkoempoel banjak orang jang roepanja seperti mantri-mantri civiel dan militair
„He, di manatah ini?“ menanja Tee Tjong dalem hati sendiri.
Kamoedian di tenga-tenga ada berdoedoek saorang jang roepanja seperti radja hingga maoe atawa tida, Tee Tjong djadi berkata:
„Ini toch tempat....... Kita tida boleh gegaba masoek?“
„Kenapa tida?“ saoet Lie Kwie sambil tertawa dan toendjoek ka tempat dimana itoe orang-orang berkoempoel: „kaoe djoega moesti doedoek di sana, tida boleh tida, kaoe moesti masoek.“
Tee Tjong gojang kapala dan dan mengawasi lebi teliti.
Di antara itoe orang-orang ada djoega jang