Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/306

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 305 —

roetangannja pada Lie Kwa-eng. — Dan kaoe djoega moest djadi begitoe. Mengarti ?!”

Giginja prampocan doerdjana itoe jadi bertjatroek-tjatroek lantaran takoet dan ngeri. Ia pandang itoe orang gaga sakoetika lama, tapi ia tida kenali siapa adanja. Dengen soeara terpoetoes-poetoes ia berkata:

„Akoe......... akoe. akoe......... kenapatah ?.......”

„Kaoe troesa tanja itoe!” menjentak itoe orang gaga: „akoe taoc apa jang kaoe telah lakoeken dalem sapandjang waktoe jang blakangan. Tapi soepaja kaoe bisa berangkat mati dengen tida menggenggam penasaran, maka baeklah akoe kasi laoe djoega, bahoewa akoe ini ada octoesannja Allah boeat bikin pembalesan pada orang-orang jang disakiti hati, jang dibikin soesa oleh sasamanja dan ambil djiwanja orang-orang lelaki atawa prampoean jang berlakoe boesoek!”

Giok-go djadi samingkin takoet dan ampir ia tida brani mengawasi lagi roepanja itoe Hohan.

Kamoedian itoe orang gaga seboetken dengen ringkes sagala perboeatan-perbocatamnja itoe prampoean doerdjana jang dilakoeken pada Pang Pek-hoa. Dan sasoedanja itoe, ia angkat pedangnja sambil berkata:

„Kaoe soeda denger itoe semoea ?, boekan ?! — Nah sekarang akoe maoe lantas kirim djiwamoe ka acherat?”

Berbareng abisnja itoe perkatahan jang paling blakang, golok jang dipegang lantas menjabet le-