Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/305

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 304 —

njonja itoe mengawasi dengen tida berkata-kata.

Tentoe djoega Giok-go belon mendoesin, kaloe ia tida merasa jang lehernja dipegang oleh satoe tangan jang koeat dan keras. Satelah ia menengok dan liat moekanja itoe orang gaga, ia lantas djato tersoempet dari djendela djoli ka tana, sedeng seantero badannja djadi bergoemeter.

Itoe orang gaga ia tida kenalin siapa adanja. Tapi toch moekanja jang bengis dan angker, membikin hatinja djadi amat takoet, dan begitoelah ia lantas terlepas dari pegangan djoli dan djato di bawah kakinja itoe Hohan.

Itoe kadoea Hohan tinggal mengawasi sampe Giok-co boeka soeara meratap.

„Oh, Hohan! Hohan!” kata ia dengen merinti-rinti: „ampoen!, ampoenilah akoe ini jang tida bersala. Kaloe kaoe maoe itoe barang-barang dan oewang, ambillah pergi, tapi djangan binasaken djiwakoe.”

„Akoe tida perloe kaoe poenja barang-barang, prampoean doerdjana! Tapi lantaran ada, akoe poen tida menampik,” saoet itoe Hohan dengen soeara bengis: „datengkoe ka mari poen sabenernja tida bermaksoed laen dari pada membikin peritoengan. Kaoe mengarti ?, kaoe mengarti, akoe maoe bikin peritoengan ?!”

Giok-go djadi bergoemeter. Lebi poela waktoe itoe orang gaga menoendjoek maitnja Pang Pek-boa, sambil berkata:

„Kaoe liai itoe ? Ia soeda membajar impas pe-