Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 03.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Muka Peng Bin Koay-hiap telah berubah lagi, namun dia tidak mengumbar kemarahannja itu lagi. Melainkan drigo tua bermuka djelek ini sudah menghela napas.

,,Sudahlah— — — — tjepat kau melakukan penghormatan untuk gurumu ini!” kata Peng Bin Koay-hiap.

,,Tetapi kau harus berdjandji, bahwa aku hanja akan mempeladjari itinu silat jang akan kau turunkan, selain itu kau tidak mempunjai hak untuk memerintah diriku dengan kekerasan! Aku bersedia mendjadi muridmu asal kau djuga tidak «menggunakan kekerasan terhadap diriku— —— dan— — —”

,,Sudah ! Sudah ! Kau tidak usah terlalu rewel lagi! Apa sadia jang kau inginkan ku‘luluskan, asalkan kau mau benar-benar mempeladjari ilmu silat jang kuturunkan padamu itu agar diangan sampai membuat malu kepada diriku dibelakang hari ! Hajo tjepat memberi hormat kepadaka !"

Ho Ho tersenjum, botiah ini merasakan bahwa Peng Bin Koay-hiap benar-benar kewalahan menghadapi dirinja. Dan djuga botjah ini merasakan bahwa dia telah tjukup banjak mempermainkan djago tua bermuka djelek ini. Maka si botjah menekuk kedua kakinja berlutut dihadapan Sam Tiong Gie sambil memanggil : ,,Suhu— — — !"

Sam Tiong Gie djadi girang luar biasa tjepat-tjepat dia memegang bahu Ho Ho dan

5

. L.M. Arwah—3